Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Di Tengah Sorotan Soal Gender, Imane Khelif Lolos ke Semifinal Olimpiade 2024 dan Kini Mengincar Emas

Petinju Aljazair yang gendernya sempat dipersoalkan, Imane Khelif, melaju ke semifinal Olimpiade Paris 2024. Perunggu sudah berada di tangannya.

4 Agustus 2024 | 06.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Petinju Aljazair yang gendernya sempat dipersoalkan, Imane Khelif, melaju ke semifinal Olimpiade 2024. Ia mengalahkan Luca Anna Hamori dari Hungaria dengan keputusan mutlak pada laga perempat final kelas welter putri, Sabtu, 2 Agustus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil ini memastikan ia setidaknya medali perunggu - medali tinju pertama bagi Aljazair sejak tahun 2000. Namun, Imane Khelif bertekad untuk menjadi wanita pertama di negaranya yang memenangkan medali emas tinju Olimpiade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengaku bangga karena telah memastikan diri meraih medali di tengah perdebatan mengenai kelayakannya untuk mengikuti Olimpiade Paris.

"Tidak ada kemenangan yang mudah di Olimpiade, dan saya akan mencoba untuk sepenuhnya siap untuk pertarungan yang akan datang. Saya sangat bangga dengan diri saya dan negara saya," kata petinju berusia 25 tahun ini. 

"Saya bertanding untuk bendera negara saya dan untuk olahraga yang sangat saya cintai, dan saya berharap bisa menjadi juara Olimpiade setelah memenangkan medali pertama dalam tinju wanita Olimpiade untuk Aljazair, demi generasi berikutnya."

Khelif mendedikasikan medalinya untuk petinju Moustafa Mousa, petinju Aljazair pertama yang memenangi medali Olimpiade, yang meninggal dunia pada hari Sabtu.

Khelif mendapat sorotan dan perhatian lebih dari media dan penonton. Ia, bersama Lin Yu-ting dari Taiwan, dinyatakan melanggar peraturan Asosiasi Tinju Internasional (IBA) pada tahun 2023, yang melarang atlet dengan kromosom XY untuk bertanding di pertandingan wanita.

Kedua petinju tersebut didiskualifikasi pada Kejuaraan Dunia 2023 di New Delhi, India. IBA tidak merinci atas dasar apa mereka gagal memenuhi syarat. Kedua petinju itu juga belum terbukti bahwa mereka memiliki kondisi genetik yang menimbulkan perbedaan perkembangan seksual, atau DSD. 

IOC, yang tak mengakui IBA, memutuskan untuk tetap menyertakan kedua petinju untuk berebut medali tinju putri di Paris. Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach pada hari Sabtu mengatakan "tidak pernah ada keraguan" bahwa Khelif dan Lin adalah wanita yang memiliki hak untuk berkompetisi di Olimpiade Paris.

Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengucapkan selamat kepada Khelif atas kemenangannya dalam sebuah posting di X, dengan menulis: "Anda telah memberi kehormatan buat Aljazair, wanita Aljazair, dan tinju Aljazair. Kami akan mendukung Anda, apa pun hasil yang Anda dapatkan. Semoga beruntung dalam dua ronde berikutnya."

Menteri Olahraga Aljazair Abderrahmane Hammad mengatakan bahwa Khelif adalah "salah satu yang terbaik".

Khelif akan menghadapi Janjaem Suwannapheng dari Thailand di semifinal pada Selasa, 6 Agustus. Ia pernah mengalahkan lawannya itu pada Kejuaraan Dunia 2023 sebelum didiskualifikasi.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus