Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Kawasan Metropolitan Ramah Lingkungan di Malaysia Ini Berubah jadi Kota Hantu

Kota ini dibangun di tanah reklamasi dekat Johor Bahru di ujung selatan Malaysia.

8 Desember 2023 | 09.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Forest City di Malaysia dibangun sebagai kota metropolitan yang ramah lingkungan yang dibangun Belt and Road Initiative (Inisiatif Sabuk dan Jalan) Tiongkok bekerja sama dengan Malaysia. Kenyataannya kawasan ini bukannya jadi kota metropolitan yang ramai, tapi malah jadi kota hantu yang ditinggalkan penduduknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kota ini dibangun di tanah reklamasi dekat Johor Bahru di ujung selatan Malaysia, pada 2016. Program infrastruktur global ini menelan investasi Tiongkok lebih dari Rp1.500 triliun. Luasnya mencapai 1.740 hektare, atau empat kali luas negara kota Monaco. Awalnya, kota hijau itu dihuni sekitar 700.000 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun pada 2019, hanya sekitar 500 orang yang tinggal di kota perkebunan tersebut, menurut laporan Foreign Policy 2019. 

Warga yang tinggal di "kota hantu" itu mengatakan bahwa kondisinya buruk sehingga mereka rela kehilangan uang jaminan dan melarikan diri. Mereka merasa suasana kota itu menakutkan.  

Harganya dianggap terlalu mahal

Proyek ini dirancang untuk menyediakan rumah bagi masyarakat kelas menengah, tapi kenyataannya harganya di luar anggaran rata-rata masyarakat Malaysia, dengan harga rata-rata $1,14 juta atau sekitar Rp17,6 miliar untuk setiap kondominium. Angka ini jauh di atas harga jual rata-rata properti di Johor Bahru sebesar $141,000 atau sekitar Rp2,2 miliar. Akibatnya, sebagian besar kota tetap kosong dan tidak dapat dijangkau.

Saat ini, baru 15 persen dari proyek tersebut yang telah selesai, dan diperkirakan hanya satu persen dari proyek tersebut yang benar-benar terisi. 

Jauh dari kota besar

Letaknya bermil-mil dari kota besar terdekat membuat Forest City mendapat julukan "Kota Hantu". Properti yang terlalu ambisius ini dipenuhi dengan papan reklame pembangunan besar, termasuk galeri penjualan, sekolah internasional, resor, dan apartemen mewah bertingkat tinggi. Fasilitas yang sudah tersedia, seperti taman bermain dan pantai, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. 

Di sebelah pusat perbelanjaan yang kosong terdapat ruang pamer Country Garden yang memamerkan model besar tentang bagaimana kota ramah lingkungan Malaysia itu seharusnya terlihat. Beberapa karyawan tetap bekerja dengan tanda bertuliskan Forest City: Where Happiness Never Ends. 

EXPRESS.CO.UK | INSIDER 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus