Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hawa yang sejuk dan alam yang asri menjadi modal Kabupaten Bandung menggaet wisatawan. Hutan-hutan lindung dengan semangat ekowisata dan konservasi, bisa disulap menjadi tempat wisata yang suistanable. Kabupaten Bandung memang menggeliat dengan wisata buatan yang memanfaatkan keindahan alamnya, dari glamping, wisata perkebunan teh, hingga spot-spot terbaik untuk berswafoto. Nah berikut beberapa destinasi wisata yang memanfaatkan alam sebagai daya tarik utamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kebun Teh Pengalengan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Layaknya perkebunan teh tua di Indonesia, Kebun Teh Malabar Pengalengan di ketinggian 2.000 mdpl ini diupayakan pertama kali oleh orang-orang Belanda. Pendirinya Karel Albert Rudolf Bosscha, orang yang sama yang mendirikan ITB (waktu itu Technische Hogeschool) dan Observatorium Bosscha.
Usianya lebih dari 200 tahun, namun kebun teh ini masih menghasilkan teh berkualitas. Sebelum perkebunan teh menggunakan alat canggih, pemetikan teh dilakukan secara manual. Mengontrol tanaman dan pekerja, para mandor menunggang kuda. Kini sebagian pekerjaan telah menggunakan mesin.
Suasana Kebun Teh Malabar Pengalengan sangat sejuk, suhu mencapai 16-26 derajat celcius. Wisatawan bisa mengikuti tur, mulai dari pemetikan, pemrosesan, hingga menikmati makan dan minuman yang lekat dengan teh. Selain itu, di sini ada hutan teh, berupa pohon teh yang usianya 200 tahun. Tinggi pohonnya mencapai 3-5 meter yang dipercayai sebagai pepohonan teh yang pertama kali ditanam di wilayah itu.
Situ Cileunca, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Situ Cileunca
Masih di Pengalengan, tak seberapa jauh dari perkebunan teh terdapat Situ Cileunca. Situ atau Danau Cileunca dibangun pemerintah Belanda pada tahun 1918. Untuk mengupayakannya, pemerintah saat itu harus menenggelamkan hutan seluas 1.400 hektae di ketinggian 1.550 mdpl. Danau buatan itu memiliki kedalaman 17 meter, dan dijadikan sebagai sumber tenaga Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA).
Listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan mesin di pabrik teh. Proyek rampung seluruhnya pada 1926. Kini area danau menjadi tempat wisata. Sungai yang mengalir dari danau, dijadikan wahana arung jeram, sementara pinggiran danau yang asri digunakanuntuk wisata perkemahan dengan fasilitas yang lengkap, dari kamar mandi dan shower, alat memasak, hingga tenda. Selama berkemah, Anda bisa memancing ikan di danau untuk dikudap sembari menikmati api unggun.
Situ Cileunca memiliki arena outward bond, yang dilengkapi flying fox dan berbagai wahana tambahan lainnya. Jangan lupa, memotret kabut di pagi hari sangat disarankan. Pertemuan danau yang tenang dengan kabut yang menggumpal, menciptakan pemandangan yang unik, dan jarang dijumpai.
Stone Garden Gunung Pawon
Di Gunung Pawong, ada dua hal yang harus Anda saksikan: Gua Pawon dan Stone Garden. Siapkan sepatu hiking dan berolahragalah. Dua area itu dipercayai sebagai situs purbakala. Gua Pawon memiliki koleksi kerangka manusia purba, yang dibiarkan berada di dalam gua. Sementara puncak gunungnya memiliki bebatuan yang unik, yang dibentuk oleh alam dan manusia purba.
Batu-batu yang bermunculan itu ada yang memiliki struktur teratur, sementara selebihnya merupakan proses alami. Pemandangan bebatuan ini istimewa, sehingga disebut wisatawan sebagai Stone Garden. Tentu saja, selain menikmati pemandangan yang elok dari ketinggian, silakan berswafoto sepuasnya.
Stone Garden merupakan petilasan manusia purba Sunda. Foto: @sigotik9i
Tebing Masigit Padalarang
Tebing Masigit sejatinya merupakan destinasi olahraga panjat tebing. Namun bagi mereka yang tak menggemari olahraga “keras” ini bisa mencoba hal lain: berfoto di ketinggian. Keindahan tebingnya memang elok untuk berswafoto maupun hunting foto. Selain itu, pengunjung bisa menggunakan hammock yang dipasang menggantung di antara dua tebing untuk berfoto ataupun bersantai. Namun, semua kegiatan tersebut di bawah pengawasan pengelola, yang umumnya adalah pemanjat tebing profesional.
Pasar Terapung di Lembang
Tak perlu jauh-jauh menyaksikan pasar terapung hingga Kalimantan atau Thailand, di Lembang terdapat pasar terapung. Floating Market Lembang berada di area seluas 7 hektare ini berada di Jalan Grand Hotel No. 33E, Lembang. Pasar terapung ini memang diperuntukkan untuk berwisata.
Penjaja di atas perahu itu umumnya adalah pedagang kuliner, jadi semacam restoran terapung. Berbagai hidangan ditawarkan di pasar itu – terutama makanan Sunda – dengan harga Rp5.000-30.000. Selain wisata kuliner, pengunjung juga bisa memberi makan ikan mas dan bersantai di gazebo. Untuk berbelanja di pasar terapung, pengunjung harus menukar uang dengan koin yang memiliki nilai tertentu sebagai alat transaksi.