Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rita Matu Mona sudah malang melintang bersama Teater Koma, pimpinan mendiang Nano Riantiarno sejak 1980-an dalam berbagai pementasan, antara lain Bom Waktu, Sampek Engtay, Opera Kecoa, dan lain sebagainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Karier panggung pertunjukannya kemudian merambah ke dunia film pada 1995 melalui film Cemeng atau The Las Primadona. Tentu saja peran yang melekat padanya saat ia menjadi emak jenderal nagabonar dalam film Nagabonar Reborn pada 2019, setelah aktingnya memuka pada 2017 di film Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di film Ngeri-Ngeri Sedap (2022) perannya sebagai Ompung Domu, nenek keluarga Domu itu pun mencuri perhatian publi. Kini ia mengulang aktingnya yang prima di film Agak Laen (2024) yang mendekati 9 juta penonton setelah sebulan tayang ini.
Bagaimana kesannya bermain bersama para komika di film Ngeri-Ngeri Sedap dan Agak Laen? “Sejak Ngeri-Ngeri Sedap, saya nggak ada kesulitan main bareng sama para komika. Mereka natural banget. Dan tidak ada adegan slapstick yang dibuat-buat. Kenaturalan ini membantu saya sebagai aktris teater yang biasa bermain dengan dimensi besar di panggung, di film ini saya berusaha bermain senatural mungkin,” katan Rita kepada Tempo, Selasa, 12 Maret 2024.
Rita mengungkapkan, tiap peranan dimainkannya selalu berbeda karakternya. “Karena manusia itu makhluk yang unik. Tiap karakter memiliki keunikan masing masing. Sebagai aktor saya harus menggali keunikan peranan peranan itu,” ujarnya.
Di tiga film terakhir, perempuan bernama Rita Charloeta Parinduri ini berperan dalam film yang sarat dengan nilai dan budaya Batak.
“Di film Nagabonar Reborn, saya jadi ibu Nagabonar. Seorang ibu yang luar biasa tangguh. Saya terinspirasi oleh seorang ibu berusia 65 tahun di sebuah desa di Humbang Sumatera Utara. Ibu ini tiap hari berjalan kaki dari desanya untuk bekerja di kebun buah miliknya sejauh 10 kilometer pulang-pergi. Pulangnya dia menjunjung di atas kepalanya keranjang buah yang akan dijual ke pasar seberat 15 kilogram. Perempuan Batak memang tangguh tangguh. Itu terlihat di karakter mereka,” katanya.
Dalam film Nagabonar Reborn,Rita Matu Mona pun memainkan peran Mak Naga yang kuat karakternya. Mak Naga harus mengurus dan merawat Nagabonar sendirian. Bapak Nagabonar mati ditembak Belanda sejak Nagabonar masih dalam kandungan. Mak Naga di film ini bekerja sebagai buruh di perkebunan kemenyan untuk menghidupi Nagabonar dan dirinya.
“Ada satu scene Mak Naga memanjat pohon kemenyan setinggi 5 meter sambil di punggungnya menggemblok keranjang kayu. Sampai di atas tangan kirinya memeluk pohon, tangan kanannya menoreh kulit pohon kemenyan dengan semacam arit dari besi runcing, tanpa pengaman apapun. Waktu itu sutradara menawarkan saya peran pengganti. Tapi saya menolak. Mak Naga menggambarkan ketangguhan wanita Batak,” ujarnya, berkisah.
Di film Ngeri-Ngeri Sedap, Rita berperan sebagai opung yang bijak mencoba mengurai persoalan yang terjadi di keluarga Pak Domu. “Sementara di film Agak Laen, saya jadi Mamak Oki yang sakit sakitan, jatuh miskin karena ulah Oki yang keluar masuk penjara. Tapi dalam penderitaan hidupnya dia tetap tegar di dalam jiwanya. Seorang ibu yang penuh cinta kasih,” katanya.
Rita melanjutkan, bagaimanapun anaknya membuat kesalahan, Mamak Oki tetap mencintai dengan ketulusan seorang ibu. Dia menganggap kesalahan yang dibuat Oki dalam hidupnya adalah kegagalannya sebagai ibu. “Itulah perbedaan 3 karakter dari 3 perempuan Batak yang saya perankan di film Nagabonar Reborn, Ngeri Ngeri Sedap dan film Agak Laen,” katanya.