Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Ki Seno Nugroho, Dalang yang Berjasa Bagi Pariwisata Yogyakarta

Meninggalnya dalang Ki Seno Nugroho membuat banyak pihak merada kehilangan, termasuk Pemkot Yogyakarta.

4 November 2020 | 13.17 WIB

Dalang Ki Seno. Facebook/PiTion SaGitarius
Perbesar
Dalang Ki Seno. Facebook/PiTion SaGitarius

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Nama dalang Ki Seno Nugroho bukan nama asing dalam gelaran event di Yogyakarta yang kerap menampilkan pertunjukan wayang kulit. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kehadirannya selalu dinantikan penikmat wayang kulit, bahkan dari luar Yogya. Sehingga tak heran jika Ki Seno juga dianggap berjasa membangkitkan pariwisata Yogya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meninggalnya dalang kesohor itu pada Selasa malam, 3 November 2020 pun membuat banyak pihak kehilangan, termasuk Pemkot Yogyakarta.

"Kami kehilangan ikon kesenian wayang kulit yang fenomenal, beliau adalah magnet (wisata), punya penggemar sendiri," ujar pecinta pertunjukan wayang Ki Seno yang juga Wakil Wali Kota Yogya Heroe Poerwadi, Rabu, 4 November 2020.

Ki Seno Nugroho. Instagram

Heroe mengatakan Ki Seno selalu tampil dengan ciri khasnya menyajikan pertunjukan wayang kulit yang memadukan antara gagrak Surakarta dan gagrak Yogyakarta. Hal itu menjadikan wayang kulit masih banyak digemari berbagai kalangan.

"Beliau salah satu yang menjadikan wayang kulit bisa eksis dan setiap pertunjukan selalu ramai para penonton langsung maupun live streaming," kata Heroe.

Ki Seno yang dalam pertunjukannya luwes memainkan tokoh punakawan, Petruk, Semar, Gareng,dan Bagong secara jenaka itu menjadi daya tarik tersendiri. Kiprahnya di dunia wayang pun bukan hanya di Indonesia namun juga sudah merambah daratan Eropa seperti Belanda dan Belgia.

"Saat tampil live streaming yang dua channelnya bisa sampai 20.000 lebih penonton, saya kira Ki Seno adalah rajanya dalang live streaming di Indonesia," ujar Heroe.

Heroe mengamati hampir setiap malam, dalam cerita wayang climen atau cerita singkat yang dibawakan Ki Seno yang rata-rata sekitar dua jam itu, sedikitnya bisa menyedot 8.000 penonton. "Ki Seno termasuk yang menginspirasi kita bahwa di masa pandemi, ketika pertunjukan kesenian masih dibatasi untuk tidak menghadirkan penonton, namun lewat live streaming dan waktu pertunjukan yang diringkas ia bisa tetap sukses," ujarnya.

Heroe pun menyebut Ki Seno sebagai dalang gaul yang pandai beradaptasi dan membaca karakter para penonton live streaming sehingga mampu membuat penonton betah menonton aksinya. "Dialah seniman yang menguasai pertunjukan dunia maya, rajanya live streaming channel YouTube untuk bidang pertunjukan seni budaya," ujarnya.

Ki Seno wafat pada usia 48 tahun di Rumah Sakit PKU Gamping Sleman. Dalang kelahiran Yogyakarta, 23 Agustus 1972 itu sebelumnya diketahui masih sempat berolahraga pada sore hari di sekitar rumahnya sebelum tiba-tiba merasakan sakit dan muntah-muntah hingga dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya.

Jenazah Ki Seno Nugroho telah disemayamkan di rumah duka di Gayam Argosari Sedayu Bantul dan akan dimakamkan Rabu siang pukul 13.00 WIB di makam Semaki Gede Yogyakarta.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus