Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Jama atau Masjid Jumat selesai dibangun pada 1424. Namun 600 kemudian, masjid di Ahmedabad, Gujarat, di India itu, masih berada di daftar teratas dalam tradisi arsitektur India.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid Jama menampilkan perpaduan yang elegan antara elemen arsitektur Hindu, Islam, dan Jain. Menurut Atlas Obscura, tidak seperti masjid lain di anak benua India, yang memiliki perpaduan arsitektur yang kaya seperti Masjid Jama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat dibangun, pintu bagian tengahnya memiliki dekorasi melengkung yang elegan. Pintu utama itu diapit dua menara utama. Namun menara masjid itu runtuh dalam gempa tahun 1819. Meskipun menaranya hancur, namun bagian bawah Masjid Jama masih utuh hingga sekarang.
Di dalam masjid terdapat kolom berukir indah ini, yang merupakan sisa-sisa tiang penyangga menara. Inilah salah satu fitur yang paling mencolok dari masjid. Desain yang diukir pada kolom adalah sugestif dari elemen arsitektur candi Hindu.
Masjid ini juga dihiasi dengan jalis (layar berkisi-kisi) yang diukir dalam pola geometris dan bunga, mirip dengan Masjid Sidi Saiyyed yang juga berlokasi di Gujarat namun berusia 100 tahun lebih muda.
Perpaduan kental dari beragam tradisi arsitektur yang khas dari masjid, terutama terlihat dalam desain aula utamanya yang besar dengan 260 kolom. Kolom-kolom itu, mengingatkan pengunjung pada interior sebuah kuil Hindu.
Menara pada gerbang utama runtuh akibat gempa bumi, namun bagian bawah menara tidak rusak sama sekali. Foto: Amrapali/Atlas Obscura
Selama periode Kesultanan Gujarat, kuil-kuil Hindu sering dibongkar dan elemen arsitektur mereka diadaptasi ke dalam pembangunan masjid baru. Yang menarik, praktik ini mengarah pada pengembangan arsitektur di Ahmedabad, dengan masjid dan makam pada masa itu dihiasi dengan elemen-elemen arsitektur kuil Hindu.
Terletak di jantung kota tua berdinding Ahmedabad, Masjid Jama adalah bagian integral dari visi besar Sultan Ahmad Shah untuk membangun kota baru di tepi sungai Sabarmati.
Ahmad Shah I, sebelumnya seorang wakil administrator untuk Tughlaqs Kesultanan Delhi. Ia melepaskan diri dari Kesultanan Delhi dan menyatakan dirinya merdeka dan mendirikan Kesultanan Gujarat di sepanjang pantai barat India.
Ia menciptakan kota Ahmedabad pada 1411 untuk menjadi ibu kota barunya. Kota ini berkembang pesat pada masa pemerintahannya, tanda kemakmurannya terlihat jelas dalam arsitektur menakjubkan yang menghiasi lanskapnya. Dan masjid tersebut merupakan bagian dari ibu kota kerajaan yang baru berdiri itu.
Dibangun dari batu pasir kuning, Masjid Jama seperti emas yang dibakar selama ratusan tahun. Kompleks masjid mencakup halaman beraspal yang luas dengan tangki wudhu persegi panjang besar, yang diposisikan di tengah halaman.
Halaman Masjid Jama memiliki tiang pada tiga sisi, dengan kaligrafi Arab berwarna hitam menghiasi dinding, sementara ruang salat utama menampilkan sisi tiang keempat. Ada 15 kubah di atap masjid, beberapa di antaranya diukir seperti bunga lotus dan menampilkan estetika Hindu, sangat mirip dengan desain ratusan pilar yang memikul atap.
Tiang-tiang Masjid Jama mengingatkan pada kuil-kuil peribadatan agama Hindu. Foto: Amrapali/Atlas Obscura
Masjid ini bertingkat tiga dengan balkon dengan jalis sebagai pelindung dari tatapan. Di dalam tempat suci masjid, kiblat (ruang imam) juga dihiasi dengan layar yang diukir dengan rumit. Portico Masjid Jama adalah apa yang membedakannya dari masjid-masjid lain di India, dengan pilar yang membagi ruang menjadi 15 bagian, menjadikan ruang dalam masjid sebagai taman bermain cahaya dan bayangan.