Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Mengenal Terowongan Juliana yang Populer setelah Muncul di Film Siksa Kubur

Terowongan Juliana merupakan konstruksi yang unik dengan tikungan di bagian tengahnya, dulunya merupakan jalur kereta api.

24 April 2024 | 07.54 WIB

Terowongan Juliana (Kemendikbud.go.id)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Terowongan Juliana (Kemendikbud.go.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Terowongan Juliana, yang dikenal sebagai Terowongan Bengkok oleh penduduk setempat, menjadi perhatian setelah menjadi elemen penting dalam film horor yang sedang diputar di bioskop, Siksa Kubur. Dalam sebuah adegan yang memukau pada menit ke-32, terowongan misterius ini muncul secara mengejutkan, memberikan momen penuh ketegangan bagi para penonton yang terikat dalam alur ceritanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam film tersebut, Terowongan Juliana digambarkan sebagai salah satu jalan keluar dari desa terpencil tempat berlangsungnya kisah horor ini. Keberadaannya bukan hanya memberikan latar belakang yang menyeramkan, tetapi juga memberikan dimensi misteri yang lebih dalam dalam plot yang sedang berkembang. Para sineas mengeksploitasi keangkeran tersebut, membangun ketegangan yang terasa begitu nyata bagi para penonton.

Namanya diambil dari Ratu Belanda

Terowongan Juliana yang sebenarnya terletak di Kampung Cimandala, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Namanya diambil dari ratu Belanda 1948-1980, Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau, yang menggantikan Ratu Wilhelmina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terowongan ini merupakan bekas jalur kereta api Banjar-Cijulang. Berbeda dengan terowongan konvensional yang berupa garis lurus, terowongan ini digali melalui bukit batu, menciptakan sebuah konstruksi yang unik dengan tikungan di bagian tengahnya. Konstruksi ini, meskipun menarik secara estetika, juga memberikan tantangan tersendiri bagi para pengguna jalan, karena tidak dapat melihat ujung terowongan dari satu sisi ke sisi lainnya.

Dimensi terowongan

Dengan panjang 127 meter, lebar mulut terowongan 400 cm, dan tinggi 480 cm, terowongan ini bukanlah struktur yang kecil. Namun, kemegahannya kini sedikit tergerus oleh kondisi jalanan di dalamnya. Meskipun dulunya digunakan untuk jalur kereta api, kini relnya sudah tidak ada lagi. Jalanan terowongan terbuat dari tanah keras yang dicampur dengan batu koral, namun sebagian kondisinya telah tercampur dengan tanah lumpur.

Terowongan Juliana tidak hanya merupakan sebuah struktur fisik semata. Di dalamnya terdapat sebuah ceruk yang memiliki ukuran lebar mulut 200 cm, tinggi 194 cm, dan kedalaman 119 cm. Ruang ceruk berbentuk persegi empat, langit-langitnya berbentuk lengkung setengah lingkaran, tidak ada hiasan yang melekat pada ceruk itu. 

PUTRI ANI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus