Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mengenal Tradisi Bantai Adat di Jambi untuk Menyambut Ramadan

Dalam tradisi Bantai Adat tahun ini, sebanyak 84 kerbau disembelih untuk diperjualbelikan ke warga. Bakal jadi lauk selama Ramadan.

9 Maret 2024 | 09.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masyarakat di Kecamatan Tabir menggelar Festival Bantai Adat pada Jumat (8/3/2024). (ANTARA/HO-Diskominfo Merangin)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi untuk menyambut Ramadan. Di Jambi, misalnya, ada tradisi Bantai Adat yang tahun ini digelar Jumat, 8 Maret 2024. Dalam tradisi ini, sebanyak 84 ekor kerbau disembelih oleh masyarakat Batin V Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Daerah (Sekda) Merangin Fajarman mengatakan, puluhan kerbau ini berasal dari berbagai desa di Kecamatan Tabir. Bantai adat merupakan tradisi Ramadan masyarakat di kawasan Tabir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Festival membantai adat tersebut, sudah dilakukan sejak jaman nenek moyang ratusan tahun lalu, jelang datangnya bulan puasa setiap tahunnya. Tradisi ini merupakan adat budaya,’’ kata dia, seperti dilansir dari Antara, Jumat.

Tradisi ini dilakukan secara turun temurun ini merupakan wujud rasa kegembiraan masyarakat setempat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Dia menerangkan daging kerbau yang disembelih itu kemudian dijual. Masyarakat biasanya membeli daging dalam festival Bantai Adat ini untuk digunakan sebagai santapan sahur di hari pertama Ramadan.

"Daging yang diperoleh dengan cara membeli pada festival ini akan digunakan sebagai bekal selama menjalankan ibadah puasa, baik untuk sahur maupun berbuka puasa," katanya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kata Fajarman, Festival Bantai Adat lama kelamaan menjadi agenda budaya yang semakin berkembang di masyarakat dan sudah diusulkan menjadi agenda tahunan nasional.

Pertunjukan seni budaya

Festival Bantai Adat itu tidak hanya memotong kerbau secara massal, tetapi juga menyaksikan pertunjukan seni budaya, melestarikan kuliner tradisional dan parade pakaian tradisional.

Menariknya pada Festival Bantai Adat ini baik anak-anak maupun orang tua yang hadir, semuanya mengenakan baju baru seperti saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Festival ini juga sebagai ajang pertemuan muda mudi.

Tradisi Bantai Adat menjelang Ramadan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Merangin, di samping kekayaan hayati Geopark Merangin, yang baru mendapat pengakuan UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. 

ANTARA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus