Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menyusuri Reruntuhan Desa Tua Pulau Salvora yang Tak Berpenghuni di Spanyol

Pulau Salvora di Spanyol pernah digunakan sebagai tempat perlindungan bagi bajak laut antara abad ke-16 dan ke-18

16 Juni 2024 | 19.58 WIB

Pulau Salvora. Shutterstock
Perbesar
Pulau Salvora. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spanyol menawarkan banyak destinasi wisata yang menarik dikunjungi. Tidak hanya destinasi wisata populer beberapa destinasi lainnya menawarkan petualangan yang unik. Salah satunya menjelajahi Pulau Salvora.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama Pulau Salvora mungkin jarang terdengar. Pulau yang lebarnya tiga kilometer ini merupakan bagian dari dari Taman Nasional Maritim-Terestrial Kepualauan Atlantik di barat laut Spanyol. Untuk menuju ke sana, hanya dengan naik perahu singkat dari pantai Galicia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pulau Salvora pernah digunakan sebagai tempat perlindungan bagi bajak laut antara abad ke-16 dan ke-18. Sebelumnya juga digunakan bangsa Viking, Saracen, dan pengembara laut lainnya sebagai basis operasi. Sampai abad ke-16 pulau itu milik Gereja, dan kemudian menjadi milik keluarga Marino pada awal abad ke-17. Beberapa orang masih menyebut pulau itu dengan nama Marino, dan percaya orang yang memiliki nama keluarga itu membawa serta legendanya. 

Pada tahun 2001, Pulau Slavora menjadi bagian dari Taman Nasional Kepulauan Atlantik Galicia pada tahun 2001. Tahun 2008 menjadi menjadi milik Xunta, pemerintah daerah Galicia. Baru satu dekade yang lalu pulau itu bisa dikunjungi wisatawan meskipun dengan beberapa batasan. 

Daya tarik Pulau Salvora

Pulau Salvora tidak berpenghuni sejak akhir abad lalu. Wisatwan dapat mengunjungi reruntuhan desa tua di sana. Termasuk berjalan dan menjelajahi daratan yang tetap sama seperti beradab-abad yang lalu. Tapi selalu ingat agar tetap memperlakukan kawasan ini dengan sangat hormat. 

Pulau ini juga tidak menyediakan layanan modern apa pun. Bahkan tidak ada tempat sampah di sana, jadi wisatawan harus mengumpulkan sampah sendiri dan membawanya kembali tempat keberangkatan. Sepertinya membang dibuat seperti itu tanpa meninggalkan bukti adanya aktivitas manusia di sana. 

Atraksi lainnya yang dapat dikunjungi adalah museum yang menampilkan sejarah daerah tersebut. Museum itu adalah pabrik tua untuk mengeringkan dan mengawetkan ikan, yang dibangun pada akhir abad ke-18 oleh keluarga Otero.

Di museum itu wisatawan dapat mempelajari tentang perisitawa menarik. Salah satunya kapal yang karam di pantai Galicia. Kapal bernama Santa Isabel yang membawa 268 penumpang itu tenggelam tepat di depan pulau pada tahun 1921. Meski penduduk berusaha untuk menyelamatkan penumpang, sebagian besarnya tenggelam. 

Kapal yang karam itu berada di kedalaman 15 meter di bawah air dan menjadi tempat berlindung biota laut. Seperti belut, lobster dan kepiting. Kalau ingin melihat bangkai kapal ini dapatt memesan tur menyelam melalui Wild Sea Europe, dengan biaya sebesar 40 euro atau sekitar Rp 700 ribuan. 

Legenda putri duyung

Salah satu daya tarik pulau ini adalah patung Putri Duyung Sálvora. Patung ini dibangun pada tahun 1956 atas perintah Marquis Revilla, keturunan keluarga Otero. Menurut legenda, ada seorang ksatria Romawi yang selamat dari kapal karam dan bertemu dengan putri duyung bisu yang langsung membuatnya jatuh cinta. Mereka menikah dan memiliki seorang anak bernama Mariño.  

Kelanjutan ceritanya bervariasi, namun yang paling populer adalah, ksatria itu berusaha mengembalikan suara putri duyung. Caranya dengan melompat bersama putranya melewati api di Malam Santo Yohanes. Benar saja Putri duyung ketakutan. Dia mengeluarkan ikan dari mulutnya, dan akhirnya bisa berbicara lagii dengan memanggil putranya. 

Satu-satunya cara untuk mengunjungi pulau ini adalah dengan memesan tur pribadi - tur berpemandu dengan makan siang seafood dapat dipesan di getyourguide.com. Pengunjung dapat berangkat dari kota pesisir Spanyol La Coruna atau Pontevedra, dengan seluruh perjalanan berlangsung selama empat setengah jam.

DAILY MAIL | FASCINATING SPAIN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus