Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Museum Geologi Pamerkan Replika Fosil Kura-kura dan Gading Berumur 1 Juta Tahun

Tim Museum Geologi melakukan penyelidikan dan konservasi temuan fosil di Sumedang pada 2017 saat ditemukan fosil gading gajah.

11 Juni 2023 | 17.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Replika hasil rekonstruksi fosil gading gajah dari Sumedang di Museum Geologi Bandung. (Dok.Museum Geologi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Museum Geologi Bandung menggelar perdana pameran replika fosil kura-kura dan gading gajah hasil temuan warga di Sumedang, mulai Sabtu, 10 Juni 2023. Replika itu merupakan hasil rekonstruksi dari fosil aslinya yang ditemukan tidak utuh. “Lapisan batuan yang ada fosil di sana itu pada umur pleistosen awal-tengah, sekitar 1 juta tahun lebih,” kata Unggul Prasetyo Wibowo staf penyelidikan dan konservasi Museum Geologi, Sabtu, 10 Juni 2023.

Fosil Gading Gajah dan Tempurung Kura-kura Usia 1 Juta Tahun

Tim Museum Geologi melakukan penyelidikan dan konservasi temuan fosil di Sumedang pada 2017. Pada 2019 berdasarkan laporan masyarakat, tim mengangkat temuan fosil gading gajah. “Saat ditemukan sangat rapuh karena dekat permukaan tanah dan di kebun warga yang sudah banyak diolah,” ujarnya. Karena itu, fosil segera diselamatkan sebelum hancur menjadi tanah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun temuan fosil tempurung kura-kura ditemukan pada Juni 2022 dari laporan warga. Selain itu fosil-fosil temuan warga dikumpulkan di kantor Kepala Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Sumedang. Lokasi temuan fosil gading dan kura-kura itu berjauhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun begitu menurut Unggul, kedua fosil itu seumur karena ditemukan pada lapisan batuan yang sama. “Kita bisa membayangkan di daerah itu sekitar satu juta tahun lalu lebih itu merupakan lingkungan dataran rendah yang banyak perairan atau rawa,” kata dia. Pada temuan fosil lain di Sumedang mengindikasikan keberadaan hewan lain seperti badak dan buaya.

Kisah di Balik Upaya Penyelamatan Fosil

Kepala Desa Jembarwangi, Fitriani Dewi punya pengalaman yang mengesankan ketika upaya penyelamatan fosil di tengah kondisi cuaca hujan. Setelah fosil dilumuri gipsum, terjadi insiden ketika fosil ingin dibalikkan posisinya. “Kondisi fosil kura-kura terlentang, ketika dibalikkan patah,” ujarnya. Selanjutnya fosil yang pecah itu disimpan dalam beberapa tempat.

Ketika melihat langsung replika hasil konstruksinya di Museum Geologi, Fitriani kaget bercampur senang. “Di lapangan kita tidak bisa melihat seperti apa bentuk kura-kuranya karena fosil bercampur batu dan tanah,” ujarnya. Begitu pun saat melihat fosil gading gajah temuan di Sumedang yang tampak seperti potongan kayu.

Kepala Museum Geologi Isnu Hajar Sulistyawan mengatakan potensi fosil di Sumedang sangat besar. Selain di simpan di desa juga ada di museum. Rekonstruksi fosil seperti kura-kura dan gading gajah yang dilakukan merupakan salah satu proses panjang. “Harapan akhirnya bisa bermanfaat untuk masyarakat,” kata dia. Bagi daerah, manfaatnya bisa untuk meningkatkan daya tarik wisata dan pertumbuhan ekonomi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram "https://tempo.co" Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus