Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Lomba Kereta Peti Sabun kembali digelar di Bandung setelah vakum selama 35 tahun. Kali ini lomba akan berlangsung pada 25-27 Agustus 2023 di Jalan Diponegoro dekat Gedung Sate Bandung. “Jalan akan ditutup setengah tidak sepenuhnya,” kata staf media center Sulhan Syafi’i, Kamis, 24 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ruas jalan yang digunakan untuk lomba, menurutnya, dari depan Museum Geologi hingga sekitar area Pusat Dakwah Islam atau Pusdai Jabar. Sementara sisi jalan sebaliknya tidak ditutup. Panitia membuat pagar barikade di sekitar arena sampai ke pembatas jalan.
Penonton Lomba Kereta Peti Sabun Bisa Nonton Secara Gratis
Penonton dapat menyaksikan lomba itu secara gratis. Adapun tempat parkir kendaraan dialokasikan di bagian belakang Museum Geologi dan Pusdai Jabar. “Penonton disarankan datang dengan menggunakan kendaraan umum,” ujar Sulhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelenggara lomba yaitu organisasi Daya Mahasiswa Sunda atau Damas dan Ikatan Keluarga Besar Alumni SMPN 2 Bandung Angkatan 1983. Peserta yang mendaftar sejauh ini menurutnya 90 orang. Jumlahnya kemungkinan bertambah hingga batas akhir besok. Lomba itu terdiri dari dua kategori yaitu balapan pada Sabtu, 26 Agustus 2023, dan hari berikutnya festival atau kontes berdasarkan beberapa penilaian tanpa balapan.
Ketentuan Peserta Lomba
Pada ketentuan lomba, peserta terbagi menjadi tiga kelas, mulai dari anak usia 7-12 tahun, remaja umur 13-18 tahun, dan dewasa 19 tahun lebih. Pemenangnya ditentukan oleh siapa yang tercepat sampai garis akhir. Sedangkan pemenang festival ditentukan oleh penilaian juri dari sisi desain kendaraan tanpa mesin itu dan kostum pesertanya yang paling menarik perhatian, menghibur, atau unik.
Rencananya, persiapan panitia yang dimulai Jumat, 25 Agustus 2023, antara lain memasang tempat peluncuran setinggi tiga meter sejauh 12 meter. Lomba Kereta Peti Sabun membutuhkan jalur lintasan yang menurun karena kendaraan tanpa mesin itu sangat mengandalkan gaya gravitasi.
Sebelumnya lomba serupa pernah digelar hingga 1988.Lokasinya antara lain di Jalan Sukajadi yang punya kontur menurun. Setelah itu lomba berhenti lama karena penyelanggara beralasan sulit mencari lokasi yang sesuai. Pada tahun ini, panitia tadinya akan menggelar lomba di Jalan Merdeka dan halaman parkir gedung balai kota Kota Bandung namun batal.