Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Museum Nasional Indonesia atau MNI di Jakarta Pusat akan dibuka kembali untuk kunjungan umum mulai Selasa, 15 Oktober 2024. Hal itu disampaikan oleh Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi saat jumpa pers pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Museum itu bukan hanya sekadar tempat penyimpanan yang selama ini seadanya. Justru itu, koleksi yang jadi fokus utama kami untuk kita tata secara baik,” katanya di MNI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum Nasional Indonesia ditutup setelah kebakaran pada 16 September tahun lalu. Kala itu, kebakaran menghanguskan enam ruangan bagian belakang Gedung A. Setahun setelah menjalani renovasi, perbaikan MNI dinyatakan rampung sebagaimana diumumkan pada 17 September 2024.
Lantas apa yang baru dari Museum Nasional Indonesia usai direnovasi ini?
Pelaksana Tugas Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra mengatakan pembukaan kembali dijanjikan tak hanya memperbaiki fisik bangunan dan menyelamatkan koleksi. Tetapi juga reimajinasi terhadap bagaimana museum dapat berperan lebih besar bagi masyarakat.
“Revitalisasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi transformasi yang mendalam, baik secara fisik maupun konseptual, yang menghadirkan museum sebagai ruang interaktif sehingga dapat relevan dengan kebutuhan publik modern,” ujar Ahmad Mahendra, di Jakarta, Selasa 17 September 2024.
Semua itu, kata Ahmad, dilakukan dengan pendampingan dari tim Tenaga Ahli Cagar Budaya dan Tim Ahli Pemugaran, UNESCO, dan pakar internasional. Revitalisasi dilakukan melibatkan berbagai langkah penanganan yang komprehensif, dimulai dari pendataan dampak kerusakan terhadap bangunan dan koleksi.
“Seluruh proses revitalisasi dilakukan secara paralel dengan pemindaian serta dokumentasi untuk memastikan konservasi yang akurat,” kata dia lagi.
Revitalisasi MNI juga disebutnya mencakup transformasi konseptual melalui konsep reimajinasi warisan budaya yang terdiri atas tiga pilar utama yakni reprogramming, redesigning, dan reinvigorating. Sistem keamanan museum juga telah ditingkatkan secara signifikan, termasuk penerapan teknologi terbaru untuk melindungi koleksi museum dari ancaman di masa depan.
Sementara itu, Ni Luh Putu Chandra Dewi menyampaikan, kebakaran yang melanda museum tahun lalu dijadikan momen untuk memperkuat komitmen melestarikan dan memperkenalkan kembali kekayaan budaya Indonesia.
“Revitalisasi ini adalah upaya berkelanjutan untuk memastikan Museum Nasional Indonesia tetap menjadi ruang yang relevan dan inspiratif bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Chandra menambahkan bahwa komitmen dalam menghidupkan kembali Museum Nasional Indonesia juga mencakup inovasi berkelanjutan, baik dari segi program edukasi maupun pameran. Diharapkan, museum akan terus berkembang dengan memperkenalkan program-program baru yang memanfaatkan teknologi dan menyesuaikan dengan kebutuhan pengunjung di era modern.
“Ruang ImersifA dan rangkaian program pameran baru yang menggabungkan elemen digital dan fisik akan memberikan perspektif yang segar tentang sejarah dan budaya Indonesia, menciptakan ruang yang menginspirasi dialog lintas budaya dan keterlibatan sosial,” katanya menunjuk inovasi tersebut.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | ZACHARIAS WURAGIL | ANTARA