Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Musim Gurita di Pantai Selatan Gunungkidul

Nelayam di pantai selatan Gunungkidul tengah memanen gurita pada Agustus hingga Oktober.

4 September 2018 | 17.07 WIB

Gurita hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa, 4 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Gurita hasil tangkapan nelayan di pantai selatan Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa, 4 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Gunungkidul - "Ini yang paling besar, pemecah rekor. Satu ekor beratnya 3 kilogram," kata Pengepul ikan di Pantai Drini, Gunungkidul, Samini, 38 tahun.Di tangannya ada gurita yang baru saja ditimbang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Samini bisa ditemui di pantai selatan Yogyakarta. Siang itu, Selasa, 4 September 2018, ia menunjukkan gurita-gurita segar siap jual kepada Tempo.

Di sekeliling Samini, tiga laki-laki paruh baya masih terus mengamati timbangan. Pergerakan matanya tak lepas dari jarum dan angka pada alat pengukur berat ikan yang menggantung di beranda rumah sang pengepul tersebut. Merekalah nelayan penyetor gurita itu. "Semuanya 10 kilogram," ujar Samini.

Tak lama seusai menimbang gurita, Samini mengganjar para nelayan dengan duit Rp 500 ribu rupiah. Tiap-tiap kilogram dihargainya Rp 50 ribu. Duit itu mereka bagi tiga sama rata. Selepas menerima duit, para nelayan ngaso sambil menunggu malam.Nelayan pulang melaut di Pantai Drini, Gunungkidul, Selasa, 4 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Selagi nelayan beristirahat, Samini mengepak gurita dalam boks-boks styrofoam. Penghuni laut bertentakel itu akan disetor ke pengepul yang lebih besar untuk diekspor atau dijual ke hipermarket. "Saya enggak tahu bakal dikirim ke mana lagi gurita itu," katanya. Namun, ujar Samini, bila sudah melewati pengepul besar dan mejeng di rak-rak khusus di toko, harganya akan berkali lipat lebih mahal.

Gurita tak muncul sepanjang bulan. Pada musim-musim tertentu saja para nelayan bisa memanennya. Samini berujar, musim baik untuk gurita adalah saat angin tenang, yakni Agustus hingga Oktober.

Kalau musim panen tiba, dalam sehari, para nelayan bisa mengumpulkan hingga 1 kwintal gurita pada pengepul. Sebab, mencari gurita tak sesulit mencari ikan. Ia hidup di wilayah karang dekat dengan tepian. Tak ada jam-jam tertentu pula untuk menangkapnya. Biasanya, nelayan akan mencari gurita seusai menangkap ikan.

Bila ikan kudu ditangkap tengah malam sampai pagi, gurita bisa dijaring menjelang siang sampai tengah hari. Tak heran, bila musim gurita tiba, para nelayan akan pulang terlambat dibanding musim-musim biasanya.

Satu ekor gurita bisa dimasak untuk lauk sekeluarga. Kata Samini, biasanya saus tiram adalah bumbu yang paling cocok. Rasa daging gurita lebih empuk dan gurih dibandingkan dengan cumi-cumi, katanya.

Di tempat pengepulan ikan, Samini tak hanya dapat melayani pengepul besar, tapi juga menerima pembeli satuan. Para wisatawan biasanya yang beli per satuan. Harga Per kilogram gurita dibanderol Rp 55-60 ribu. Tempat pengepul ikan ini buka 24 jam. Jadi, turis bisa kapan pun belanja ikan, gurita, dan hasil tangkapan lainnya sepanjang hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus