Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Potensi Bahaya Gunung Papandayan Garut di Musim Hujan, Erupsi Bisa Terjadi Tiba-tiba

Air hujan yang masuk dalam sistem hidrotermal Gunung Papandayan menurutnya dapat berpotensi menimbulkan erupsi freatik secara tiba-tiba.

11 November 2024 | 15.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Para wisatawan maupun pendaki diminta mewaspadai kondisi Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat musim hujan. Menurut Badan Geologi, setidaknya ada tiga potensi bahaya bagi pengunjung maupun warga sekitar yang beraktivitas di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Potensi bahaya Gunung Papandayan saat ini adalah terjadinya erupsi tiba-tiba,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid lewat siaran pers, Sabtu, 9 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Air hujan yang masuk dalam sistem hidrotermal Gunung Papandayan menurutnya dapat mengalami perubahan fasa menjadi uap air dan berpotensi menimbulkan erupsi freatik secara tiba-tiba. Potensi bahaya lainnya yaitu dari gas-gas vulkanik yang bila melebihi ambang batas dapat mengganggu kesehatan, terutama dalam cuaca mendung dan hujan. Selain itu saat musim penghujan, dinding-dinding kawah yang rapuh juga berpotensi longsor.  

Kawah Aktif Gunung Papandayan

Gunung Papandayan yang bertipe stratovolcano setinggi 2.665 meter di atas permukaan laut memiliki memiliki beberapa kawah aktif, seperti Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Dari hasil pengamatan aktivitas gunung secara visual maupun instrumental per 1 Oktober - 8 November 2024, aktivitas embusan berwarna putih tipis dari dinding Kawah Baru dan Kawah Mas setinggi 5 – 15 meter.

Bau belerang ringan hingga tebal terkadang tercium di sekitar Pos Pengamatan Gunung Api yang menunjukkan aktivitas masih didominasi oleh pelepasan gas baik itu uap air maupun belerang. Selain itu, petugas mencatat aktivitas gempa vulkanik dalam yang mengindikasikan adanya peretakan bebatuan akibat adanya suplai magma dalam namun tidak signifikan.

Danau Kawah Baru mulai terisi air karena sudah memasuki musim hujan. Hingga saat ini peningkatan aktivitas hanya berupa kenaikan aktivitas kegempaan namun tanpa diakhiri dengan terjadinya erupsi. Letusan Gunung Papandayan pada 2011 menaikkan status hingga ke Level 3 atau Siaga hingga berangsur menurun. “Pada Maret 2023 teramati sinar api dari dinding Kawah Baru yang muncul karena manifestasi belerang yang terbakar,” ujarnya.

Berdasarkan data pengamatan visual, instrumental dan potensi bahayanya saat ini, tingkat aktivitas Gunung Papandayan masih pada Level I atau Normal. Namun begitu Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung seperti wisatawan dan pendaki untuk tidak beraktivitas dan menginap dalam kawasan bukaan kawah aktif, yaitu Kawah Baru, Kawah Emas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk atau Balagadama, dalam radius 500 meter. Hal itu untuk mewaspadai gas beracun yang konsentrasinya dapat meningkat secara tiba-tiba, dan letusan freatik tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus