Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Profil dan Fakta Menarik Ustadz Hanan Attaki yang Dibaiat NU

Ustadz Hanan Attaki telah dibaiat ke Nahdlatul Ulama. Saat pembaitannya, dibimbing langsung KH Marzuki Mustamar.

14 Mei 2023 | 10.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ustadz Hanan Attaki (Youtube)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nama pendakwah, Hanan Attaki menjadi sorotan publik karena mengikrarkan dirinya sebagai anggota NU atau Nahdlatul Ulama. Ia mengikrarkan dirinya di hadapan Ketum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Marzuki Mustamar. Seperti apakah baiat NU? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari NUonline, baiat NU adalah janji dan keterikatan antara pengurus dan organisasi NU. Pengurus yang telah dibaiat berjanji untuk menjalankan amanah organisasi. Bila ingkar janji maka ia akan terkena hukuman. Namun untuk ukuran besar atau kecil hukumannya semua tergantung dengan kesalahan yang dilakukan. Lantaran NU tidak menggunakan kata sumpah maka anggota yang aktif dan tidak, tidak akan terkena hukum ingkar janji selama tidak berkaitan dengan hal-hal prinsipal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikrar tersebut disampaikan dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, Kamis, 11 Mei 2023 yang dibimbing Kiai Marzuki selaku Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, Jawa Timur sekaligus Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Proses pembacaan ikrar tersebut disaksikan para Nahdliyin. 

Profil dan Biodata Ustadz Hanan Attaki 

Pria yang benama lengkap Tengku Hanan Attaki ini lahir di Aceh pada 31 Desember 1981. Hanan Attaki mendirikan sebuah gerakan Pemuda Hijrah untuk para generasi millennial belajar berdakwa. Tak hanya untuk berdakwah, gerakan Pemuda Hijrah ini juga memiliki kegiatan lain yang menarik seperti komunitas motor, parkour, skateboard, BMX, dan hobi lainnya. 

Hanan Attaki merupakan sosok pria cerdas. Berkat kecerdasannya, dirinya menerima beasiswa di Universitas Al-Azhar, Mesir jurusan Tafsir al-Quran. Setelah menamatkan pendidikannya, Hanan Attaki bekerja sebagai pengajar di SQT Habiburrahman dan Jendela Hati serta dipercaya menjadi Direktur Rumah Quran di Masjid Salman ITB (Institut Teknologi Bandung). Saat ini pun, Hanan Attaki aktif sebagai berdakwah melalui youtube channelnya. 

Fakta Menarik Hanan Attaki yang Dibaiat ke NU 


1. Ingin Bertemu dengan Murrobi


Resmi menggabungkan diri ke NU sejak Kamis lalu, ada cerita menarik di balik dia bergabung ke dalam NU. Bermula dari pulang umrah, ia berdoa agar dipertemukan dengan murrobi yang dapat membimbingnya menuju jalan-Nya. Setelah itu, Hanan Attaki mudik bersama sang istri ke kampung halaman istrinya yang mengaku berguru kepada Kiai Marzuki di Malang. Akhirnya tanpa berpikir panjang ia berangkat saat istrinya mengajak untuk tabaruk. 

Hanan Attaki merasa terharu saat mendengarkan dakwah lembut Kiai Marzuki dan sejak saat itu ia minta diangkat menjadi muridnya hingga resmi dibaiat  NU. 

2. Bersumpah Mengikuti Ajaran NU

Bagi Hanan Attaki, proses ini merupakan pengalaman luar biasa sejak dilahirkan ibu kandungnya. Menurut dia, langkah ini menjadikannya terlahir dua kali. Dalam baiat yang dibacanya, terdapat 5 poin utama yang disampaikan kepada NU:

Bismillahirrahmanirrahim ...

Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah. Radhitu billaha rabbah, wa bil islami dina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasula.

Saya ustad Hanan Attaki, menyatakan demi Allah benar-benar muslim, mukmin, dhohiron wa bathinan.


Saya ustad Hanan Attaki, menyatakan berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah ulama, habaib, kiai dari kalangan ahlussunnah wal jamaah.


Saya ustad Hanan Attaki bersumpah, berbaiat, demi Allah benar-benar masuk dan mengikuti jamiyah, jamaah, dan ajaran Nahdlatul Ulama yang dita’sis oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahad Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dhohiron wa bathinan, wa radhitu bidzalika.


Saya ustad Hanan Attaki, menyatakan benar-benar dhohiron wa bathinan menerima sistem bernegara, berbangsa, NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan bimbingan para ulama, para habaib dari Ahlussunnah wal Jamaah.


Selanjutnya, kami menyatakan siap mati membela Islam, siap mati membela Ahlussunnah wal Jamaah, siap mati membela dan memperjuangkan Nahdlatul Ulama, siap mati untuk NKRI.


La haula wala quwwata illa billahil aliyyil ‘adzim

DWI LUCY SUSETIOWATI | BERBAGAI SUMBER

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus