Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Rute Penerbangan yang Paling Sering Mengalami Turbulensi di Dunia

Turbulensi dapat terjadi secara tidak terduga dan dapat terjadi saat langit tampak cerah

6 Maret 2025 | 08.41 WIB

Ilustrasi turbulensi pesawat. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi turbulensi pesawat. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut FAA atau Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat, turbulensi adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh tekanan atmosfer, aliran jet, udara di sekitar pegunungan, cuaca dingin atau hangat, atau badai petir. Hal itu dapat terjadi secara tidak terduga dan dapat terjadi saat langit tampak cerah. Namun rute tertentu memiliki lebih dari sekadar turbulensi yang sangat menegangkan.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Travel+Leisure, sebuah studi oleh perusahaan pelacakan turbulensi Turbli, meninjau data perkiraan turbulensi dari NOAA dan Kantor Meteorologi Inggris, untuk mengidentifikasi rute penerbangan paling tidak stabil di dunia. Peringkat pertama adalah penerbangan antara Mendoza, Argentina, dan Santiago, Chili. Penerbangan ini memiliki laju disipasi pusaran atau EDR yang merupakan pengukuran intensitas turbulensi, sebesar 24,684. Sedangkan peringkat kedua yaitu penerbangan antara Cordoba, Argentina, dan Santiago, Chili.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Empat penerbangan paling sering mengalami turbulensi berasal dari Argentina . Sedangkan di posisi kelima adalah penerbangan yang melintasi pegunungan Himalaya antara Bandara Internasional Tribhuvan (KTM) di Kathmandu, Nepal, dan Bandara Lhasa Gonggar (LXA) di Lhasa, Tiongkok. 

Berikut daftar lengkap penerbangan yang paling sering mengalami turbulensi

1. Mendoza (MDZ) - Santiago (SCL)  
2. Cordoba (COR) - Santiago (SCL) 
3. Mendoza (MDZ) - Salta (SLA) 
4. Mendoza (MDZ) - San Carlos de Bariloche (BRC) 
5. Kathmandu (KTM) - Lhasa (LXA) 
6. Chengdu (CTU) - Lhasa (LXA) 
7. Santa Cruz (VVI) - Santiago (SCL) 
8. Kathmandu (KTM) - Paro (PBH) 
9. Chengdu (CTU) - Xining (XNN) 
10. San Carlos de Bariloche (BRC) - Santiago (SCL) 

Penyebab turbulensi 

Turbulensi paling sering disebabkan oleh cuaca atau fitur geografis. Salah satu penyebab turbulensi antara Bandara Internasional El Plumerillo (MDZ) di Mendoza dan Bandara Internasional Arturo Merino Benitez (SCL) di Santiago adalah fitur geografis. Penerbangan selama satu jam itu melintasi langsung pegunungan Andes, yang memaksa udara naik, menciptakan gelombang dan arus yang menyebabkan turbulensi di langit.

Pengaruh gunung terhadap udara di atasnya disebut mountain wave. Dilansir dari Skybrary.aero mountain wave didefinisikan sebagai osilasi ke sisi bawah angin (downwind side) dari dataran tinggi yang diakibatkan oleh gangguan pada aliran udara horizontal yang disebabkan oleh dataran tinggi.

Mountain wave dikaitkan dengan turbulensi parah, arus vertikal yang kuat, dan lapisan es. Arus vertikal pada gelombang dapat menyulitkan pesawat mempertahankan ketinggian rute yang mengakibatkan jatuhnya pesawat dan dapat menyebabkan fluktuasi kecepatan udara yang signifikan yang berpotensi mengakibatkan, dalam kondisi ekstrem, hilangnya kendali. Hal tersebut juga dapat terjadi di dekat tanah sebelum mendarat atau setelah lepas landas dengan risiko kontak dengan medan atau pendaratan keras jika respon korektif kru terhadap downdraft tidak cepat.

Sementara terkait turbulensi, pesawat dapat mengalami kerusakan struktural akibat menghadapi turbulensi udara jernih yang parah. Dalam kasus ekstrem, dapat menyebabkan pecahnya pesawat.  Turbulensi sedang sekalipun, dapat menyebabkan kerusakan pada perlengkapan di dalam pesawat terutama akibat tabrakan dengan barang kargo atau barang bawaan penumpang yang tidak terkendali. Jika tidak waspada, penumpang dan awak yang berjalan di sekitar kabin pesawat dapat terluka.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus