Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sensasi Arung Jeram di Loksado, Hanya Pakai Rakit Bambu

Nenek Moyang warga Loksado di Kalimantan Selatan menjual bambu mereka ke kota melalui sungai berjeram. Rute itu kini menjadi wisata susur sungai.

3 Januari 2020 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lanting paring sedang disiapkan warga Loksado dalam Festival Loksaso 2019. Dok. Kemenparekraf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kandangan - Mengarungi sungai berjeram dengan bambu tentu menciptakan keriangan sekaligus ketegangan. Bamboo rafting alias arung jeram dengan rakit bambu menjadi pemikat wisatawan untuk datang ke Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lokasi objek wisata Loksado sudah populer di kalangan para pelancong. Mereka berdatangan dari sejumlah daerah di Indonesia, bahkan turis mancanegara juga kerap datang. Tapi, banyak juga wisatawan dari Kalimantan Selatan yang ingin merasakan sensasi menaiki rakit bambu sembari berarung jeram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada libur sekolah yang bertetapatan dengan libur akhir tahun, kunjungan wisatawan sangat ramai. Bahkan, stok perahu bambu yang tersedia tidak mencukupi. Tak sedikit pula pengunjung yang menyiapkan perahu karet sendiri untuk tetap bisa merasakan arung jeram.

"Ramainya kunjungan terjadi sejak satu minggu sebelum Natal dan tahun baru. Booking-an penginapan kami penuh," kata Sarpani, karyawan Mountain Meratus Resort, Kamis (2/1) kepada Antara. Menurut Sarpani, pada Natal dan tahun baru atau libur Nataru, memang terjadi peningkatan luar biasa kunjungan jika dibanding tahun sebelumnya.

"Ada sekitar 80 perahu bambu milik masyarakat yang tersedia untuk bamboo rafting, setiap harinya selalu habis disewa dengan tarif Rp330.000 untuk tiga sampai empat orang dengan durasi perjalanan 2 hingga 3 jam," bebernya.

Festival Loksado 2019 dengan acara atraksi utama lanting paring atau rakit bambu melintasi jeram. Dok. Kemenparekraf

Sejumlah penginapan memang tersedia di kawasan wisata Loksado. Kebanyakan pengunjung yang rata-rata berasal dari luar daerah memilih untuk bermalam satu hingga dua hari. Seperti Mountain Meratus Resort yang menyediakan 14 kamar terdiri dari 2 unit tipe Villa House berukuran besar dan 12 kamar tipe deluxe dan super deluxe room.

Untuk kunjungan wisatawan asing, ungkap Sarpani, biasanya terjadi pada periode Juli hingga November. Dia pun berharap, masyarakat setempat dapat selalu menjaga kebersihan sungai yang jadi aset berharga untuk objek wisata alam tersebut.

Salah satu pengunjung yang menginap di Mountain Meratus Resort, Nurul Hayati mengaku sudah dua kali berwisata ke Loksado. Wanita asal kota Sampit, Kalimantan Tengah ini sangat terkesan dengan keindahan alam Loksado yang masih terjaga alami.

"Apalagi di sini banyak objek wisata yang bisa dikunjungi. Selain bamboo rafting dan mandi sepuasnya di sungai Amandit yang indah, kami juga dapat mengunjungi pemandian air panas Tanuhi, air terjun Haratai dan air terjun Kilap api," ucapnya.

Bambu rafting di Sungai Amandit, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, (3/2). TEMPO/Budi Yanto

Objek wisata Loksado berjarak 42 kilometer dari Kota Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jalannya yang berbukit dengan tanjakan dan turunan yang curam mengharuskan pengendara wajib berhati-hati. Apalagi rambu-rambu yang tersedia minim dengan hutan pegunungan yang rimbun menutupi sisi kanan dan kiri jalan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus