Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang turis Singapura yang sedang berlibur di Phuket, Thailand, meninggal tak lama setelah menjalani pijat yang lama di pantai Patong. Pria tersebut menjalani pijat dengan minyak selama 45 menit, tetapi berhenti bernapas segera setelah sesi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan Bangkok Post, kepala polisi Patong Kolonel Polisi Chalermchai Hernsawad mengatakan, polisi mendapat informasi dari sebuah tempat pijat pantai di Patong bahwa ada masalah yang melibatkan seorang turis Singapura, sekitar pukul 11.03 malam pada hari Sabtu, 9 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lee Mun Tuck, 52 tahun, dilaporkan sempat rileks setelah dipijat dan kemudian berhenti bernapas, katanya. Petugas di tempat pijat tersebut telah meminta bantuan polisi dan petugas medis setelah pria tersebut diberikan CPR tetapi tidak sadarkan diri.
Phuket News melaporkan, pria tersebut tertidur selama dipijat, namun tak lama kemudian ia menunjukkan tanda-tanda kesulitan. Staf panti pijat telah berupaya menyadarkannya, tapi dia tidak sadarkan diri.
Istri turis tersebut yang juga berada di lokasi selama prosedur pijat, mengatakan bahwa suaminya telah mengonsumsi bir sebelum pijat. Dia mengaitkan kematian suaminya dengan gaya hidupnya yang tidak banyak bergerak atau sedentary. Ia mengesampingkan dugaan tindak kejahatan. Istrinya juga menolak pihak berwenang melakukan autopsi terhadap jenazah. Ia hanya ingin membawa jenazah suaminya kembali ke Singapura untuk upacara keagamaan.
Staf yang memijat pria tersebut dilaporkan mengalami shock. Ia tidak dapat dimintai keterangan lebih lanjut dan tidak masuk kerja. Namun, ia sempat mengatakan bahwa pria tersebut terlihat baik-baik saja saat sebelum dipijat.
Kematian Penyanyi setelah Pijat Leher
Ini adalah kematian kedua terkait pijat dalam sepekan di Thailand. Sebelumnya, penyanyi wanita Thailand Ping Chayada meninggal di provinsi Udon Thani setelah pijat leher. Ia dilaporkan mengalami komplikasi.
Terkilirnya lehernya selama pijat diidentifikasi sebagai faktor penyebabnya. Beberapa hari setelah menerima pijat pertama, penyanyi itu melaporkan di Facebook bahwa ia terbaring di tempat tidur, dengan mati rasa menyebar ke seluruh tubuhnya.
Kondisinya memburuk setelah menjalani sesi pijat berikutnya, bukannya membaik. Pijat kedua memperburuk kondisinya. Dua minggu kemudian, ia menyadari mengalami lumpuh dan tidak dapat mengangkat lengan kanannya.
"Saya ingin kisah saya menjadi pelajaran bagi mereka yang suka dipijat. Saya harus pulih. Saya ingin bekerja sekarang," tulis Chayada dalam unggahan di Facebook, seperti dilansir The Independent.
Dalam unggahan sebelumnya pada 6 November itu, Chayada mengatakan bahwa dia pergi ke sebuah salon untuk dua sesi putaran leher dan pijat lainnya dengan tangan yang kuat.
Penyelidikan telah dilakukan untuk menentukan apakah kematiannya terkait dengan perawatan atau penyebab yang mendasarinya. Otoritas setempat mengonfirmasi bahwa salon dan semua tukang pijat bekerja dengan lisensi yang sesuai.
Efek Samping Pijat
Menurut Pusat Kesehatan Komplementer dan Integratif Nasional Amerika Serikat, risiko efek samping dari pijat umumnya rendah. Namun, beberapa kasus efek samping serius seperti pembekuan darah, cedera saraf, atau patah tulang, pernah dilaporkan, tetapi jarang terjadi. Insiden ini biasanya terkait dengan teknik pijat yang kuat.
Prof Dr Thiravat Hemachudha, penasihat College of Oriental Medicine di Rangsit University, Thailand, memperingatkan bahwa memutar leher atau memijat tulang belakang leher dapat menyebabkan kelumpuhan. Jika dilakukan dengan cara yang salah, katanya, hal itu dapat meningkatkan risiko kerusakan pada dinding pembuluh darah yang memasok otak, terutama bagian belakang, robek dan menyebabkan kematian jaringan otak, hemiplegia, kelumpuhan.
Orang dengan obesitas atau tekanan darah tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi. "Bahaya akan meningkat seiring dengan kekuatan memutar, menjentikkan, atau memutar kepala seseorang. Mengulangi aktivitas ini untuk waktu yang lama tidak hanya akan menimbulkan masalah pada saraf tetapi juga pembuluh darah di leher," kata dia.
BANGKOK POST | PHUKET NEWS | THEINDEPENDENT
Pilihan Editor: Sorn, Restoran Peraih Tiga Bintang Michelin Pertama di Thailand