Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Provinsi Jawa Barat dikenal banyak memiliki beberapa gunung yang sangat indah. Selain itu di Jawa Barat terdapat juga beberapa gunung yang cukup ramah untuk didaki oleh pendaki pemula. Salah satu gunung yang kerap dijadikan latihan untuk pendaki pemula adalah Gunung Burangrang Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, ketinggian Gunung Burangrang sekitar 2.064 meter di atas permukaan laut (mdpl). Puncaknya yang tidak terlalu tinggi membuat Gunung Burangrang sering dijadikan tempat latihan bagi pendaki pemula yang hendak mendaki ke gunung yang lebih tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung yang terletak di Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat ini terbentuk dari letusan Gunung Sunda pada zaman prasejarah. Menurut legenda, asal-usul keberadaan Gunung Burangrang ini juga erat kaitannya dengan kisah Sangkuriang dan Tangkuban Perahu.
Terlepas dari itu, Gunung Burangrang memiliki keindahan panorama yang sangat indah. Lokasinya juga sangat mudah dijangkau dan mudah untuk didaki. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Gunung Burangrang, mari simak informasinya berikut ini.
Keindahan Gunung Burangrang
Gunung Burangrang memang tidak seterkenal Gunung Tangkuban Perahu. Tapi, gunung yang satu ini juga tak kalah menarik. Gunung Burangrang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Panorama alam yang ditawarkan pun sangat memukau.
Jika dilihat sekilas, Gunung Burangrang memiliki bentuk yang mirip dengan Gunung Salak. Sebab gunung yang satu ini tertutup dengan pepohonan yang rimbun nan lebat. Pada waktu tertentu, puncak Gunung Burangrang juga tertutup dengan kabut, sehingga benar-benar hampir mirip dengan Gunung Salak.
Tebing Keraton berada tepat di daerah Dago Pakar dengan sekitar 1200 mdpl, di atas taman Hutan Raya Ir.H.Juanda. Dengan membayar Rp 11.000, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam gunung Tangkuban Parahu, gunung Burangrang, dan Lembang. Tempo/Rully Kesuma
Pemandangan yang ditawarkan oleh Gunung Burangrang juga sangat menyejukkan mata. Selama mendaki, Anda bisa menikmati sejuknya pepohonan yang masih sangat asri. Tak hanya itu saja, Anda juga akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan yang hijau.
Di kawasan Gunung Burangrang juga terdapat curug yang tak kalah menarik, yaitu Curug Cijalu dan Curug Putri. Curug yang menjadi spot favorit adalah Curug Cijalu yang letaknya berada pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut. Meski begitu, Curug Putri juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
Harga Tiket Dan Lokasi Gunung Burangrang
Gunung Burangrang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purwakarta dan Subang. Lokasi Gunung Burangrang tepatnya berada di Desa Kertawangi, daerah Cisarua, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Harga tiket masuk Gunung Burangrang sangat terjangkau yakni sebesar Rp 15.000 per orang. Untuk biaya parkirnya, dikenakan tarif sebesar Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil. Gunung Burangrang buka selama 24 jam sehingga Anda bisa mendaki kapan pun.
Adapun jarak tempuh perjalanan mendaki Gunung Burangrang terbilang singkat. Dari basecamp menuju puncak Gunung Burangrang hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Pendakian dilakukan dengan cara berjalan kaki menyusuri jalan setapak.
Jalur Pendakian Gunung Burangrang
Sejumlah instruktur Kopassus mengawasi para atlet nasional di kolam pusat pelatihan Kopassus, Situ Lembang, Desa Kertawangi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (15/5). Sejumlah atlet nasional dan ofisial dari beberapa cabang olahraga akan digembleng di kawasan militer di kaki Gunung Burangrang ini. TEMPO/Prima Mulia
Bagi Anda yang berencana untuk mendaki Gunung Burangrang, terdapat tiga jalur pendakian yang bisa Anda lewati. Berikut adalah daftar jalur pendakian Gunung Burangrang.
1. Jalur via Kopassus
Jalur pendakian Gunung Burangrang yang pertama adalah jalur via Kopassus. Jalur ini dinamakan seperti itu karena memang jalur pendakian ini menjadi rute latihan para prajurit Kopassus. Untuk melewati jalur ini, pendaki harus mendapatkan izin terlebih dulu.
Jalur Kopassus tidak tentu selalu dibuka sebagai jalur pendakian karena tergantung pada jadwal latihan Kopassus. Jalur ini juga cukup ekstrem karena pendaki harus melewati jalur dengan tepian jurang yang berbahaya.
Semakin menuju puncak, pepohonan yang berada di jalur Kopassus akan semakin padat dan jalurnya semakin curam. Anda perlu waspada ketika melewati jalur ini, apalagi tidak ada pos atau basecamp resmi di sepanjang jalur pendakian.
2. Jalur via Pangheotan
Jalur yang satu ini mungkin kurang banyak diminati karena memakan waktu tempuh yang paling lama untuk pendakian. Jalur ini berada di Cikalong Wetan, Kabupaten Purwakarta. Jika rata-rata pendakian Gunung Burangrang hanya memakan waktu tiga jam, tapi lewat jalur ini memakan waktu mencapai 5 jam.
Penyebab lamanya waktu tempuh jalur pendakian via Pangheotan adalah karena jalur ini melewati beberapa punggung gunung. Itulah sebabnya waktu tempuh pendakian menjadi lebih lama. Jika Anda berencana untuk mendaki di jalur ini, pastikan sudah siap secara fisik, mental dan perlengkapan.
3. Jalur via Legok Haji
Jalur pendakian via Legok Haji merupakan jalur yang paling jadi favorit bagi para pendaki. Jalur pendakian ini berlokasi di Desa Nyalindung, Kecamatan Cisarua, Bandung. Fasilitas yang ada di jalur via Legok Haji juga sangat lengkap mulai dari toilet, warung dan area parkir.
Tetapi rute di jalur pendakian ini juga cukup menantang. Kemiringan jalur ini semakin curam saat mendekati puncak. Anda akan melewati vegetasi hutan pinus yang landai saat awal mendaki via Legok Haji.
Itu dia beberapa informasi penting seputar pendakian di Gunung Burangrang yang bisa Anda ketahui. Semoga membantu.
VIVIA AGARTHA F | RIZKI DEWI AYU (CW)
Pilihan Editor: 10 Gunung Tertinggi di Sulawesi, Masih Banyak yang Aktif