Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejarah perjuangan Indonesia mulai dari zaman kemerdekaan hingga kini nyatanya tidak lepas dari peran Tentara Nasional Indonesia (TNI). TNI berkontribusi penuh dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan selama 78 tahun kemerdekaan NKRI. Apresiasi terhadap jasa besar TNI bagi perjalanan sejarah Indonesia ini akhirnya diabadikan melalui pendirian Museum Satria Mandala di Jakarta.
Sejarah Museum Satria Mandala
Museum Satria Mandala berada di Jalan Gatot Subroto Nomor 14, Jakarta Selatan. Museum ini dibangun atas dasar pemikiran pimpinan TNI yang ingin mengabadikan cerita perjuangan TNI dalam bentuk visual kepada masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perencanaan pembangunan museum dimulai oleh Kepala Pusat Sejarah TNI Brigjen TNI Nugroho Notosusanto pada 1968. Realisasi pembangunan dilaksanakan setelah tiga tahun berikutnya, yaitu pada tanggal 15 November 1971. Peresmian museum ini dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1972 bertepatan dengan HUT TNI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fakta unik dari museum ini, dahulu bangunannya merupakan kediaman istri Presiden Soekarno, Ratna Dewi Soekarno. Soekarno juga sempat tinggal di rumah tersebut selama 1, 5 tahun sebelum wafat. Rumah ini direnovasi, kemudian diubah menjadi sebuah museum bersejarah yang berisi barang-barang sejarah perjuangan TNI di Indonesia.
Koleksi barang sejarah di Museum Satria Mandala, antara lain:
1. Persenjataan TNI
Persenjataan tradisional hingga modern tersedia di museum ini. Misalnya, bambu runcing, meriam, bom molotov, granat, dan torpedo MK-1 yang dipakai di alat selam.
2. Kendaraan Udara
Sebuah helikopter terparkir di bagian belakang halaman Museum Satria Mandala. Selain itu, ada pula koleksi pesawat kuning bernama Pesawat Gelatik yang difungsikan sebagai kendaraan TNI saat misi pemberantasan hama tanaman.
Tak kalah keren, terdapat bekas pesawat tempur yang pernah dipakai untuk menjatuhkan bom. Pada ujung baling pesawat ada lukisan mulut dan gigi ikan hiu.
3. Ruang Diorama
Diorama di museum ini menceritakan peristiwa perang antara TNI melawan penjajah. Cerita perang ini akan dipandu oleh tour guide yang bersedia menjelaskan secara detail kronologis peperangan.
4. Ruang Khusus 4 Jenderal
Ruangan yang dikhususkan untuk tempat peristirahatan empat jenderal TNI, yaitu Jenderal Soedirman, Jenderal HM Soeharto, Jenderal AH Nasution, dan Jenderal Oerip Soemohardjo. Di ruangan ini, pengunjung bisa menjumpai foto dan patung Jenderal Urip, peninggalan tandu yang pernah dipakai oleh Jenderal Sudirman saat Agresi Militer II Belanda pada 1948-1949. Peninggalan Jenderal Soedirman lainnya, antara lain peta, rute gerilya, kursi, dan mantel yang telah direplika.
Jam Buka dan Harga Tiketnya
Museum Satria Mandala buka pada Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-21.00 WIB. Untuk memasuki museum ini cukup membayar Rp5.000 dan kalangan pelajar/mahasiswa sebesar Rp2.500. Khusus saat HUT TNI (5 Oktober) dan peringatan Hari Pahlawan (10 November), tiket masuk digratiskan.
NETHANIA ROMAULI
Pilihan Editor: 5 Rekomendasi Museum di Jakarta yang Modern dan Edukatif