Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika mendengar destinasi wisata benteng peninggalan sejarah, banyak orang berpikir itu adalah bangunan yang dibuat oleh penjajah. Tapi benteng yang satu ini berbeda. Bukan Belanda yang membangun benteng tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benteng itu adalah Benteng Kuto Besak atau BKB di Palembang, Sumatera Selatan. Penulis disertasi defense heritage Universitas Pertahanan, Jeanne Francoise mengatakan, Benteng Kuto Besak merupakan satu-satunya benteng yang dibangun oleh orang Indonesia, bukan oleh penjajah kolonial seperti Portugis atau Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benteng Kuto Besak dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I dengan nama Keraton Kuto Besak pada 1780. Bangunan ini adalah lambang supremasi Kesultanan Palembang Darussalam. "Pada 1812 sempat direbut oleh Inggris, kemudian dikuasai Belanda pada 1821 sampai kemerdekaan Indonesia," kata Jeanne Francoise.
Kompleks Benteng Kuto Besak di Palembang. Foto: Antaranews
Benteng Kuto Besak mengalami tiga peralihan fungsi, yaitu sebagai istana kesultanan, benteng pertahanan, dan sekarang menjadi rumah sakit. "Benteng-bentang yang lain di Indonesia tidak mengalami peralihan seperti ini," kata Jeanne.
Peristiwa sejarah terkait Benteng Kuto Besak, menurut dia, menarik untuk menjadi narasi bagi wisatawan. Hanya saja, Benteng Kuto Besak mesti lebih dulu direvitalisasi. Rencana renovasi benteng tersebut pada 2017, batal.
Tim peneliti benda cagar budaya Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan mendorong pemerintah daerah merevitalisasi Kompleks Benteng Kuto Besak tersebut agar menjadi destinasi wisata sejarah. Saat ini Kompleks Benteng Kuto Besak berfungsi sebagai kantor Kesehatan Daerah Militer atau Kesdam II Sriwijaya dan Rumah Sakit AK. Gani.