Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengatakan tidak menemukan masalah dalam keputusan Polri membeli pesawat bekas. Dia mengatakan telah mengecek penganggaran pembelian itu ke Polri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kalau dibutuhkan pesawat untuk mobilisasi personel, bantuan, peralatan, mau bekas, baru enggak ada masalah," kata Habiburokhman di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Ahad, 16 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Politikus Partai Gerindra itu mengatakan pengadaan pesawat itu juga telah melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dia menilai menjelang Pemilihan Umum Polri memang perlu melengkapi fasilitas yang dimiliki institusinya. Dia mengatakan pesawat bekas Polri itu perlu diperhatikan untuk situasi-situasi darurat.
"Kita tahu kan daerah kita kepulauan, enggak gampang. Kadang-kadang penerjunan pasukan, alat, itu harus cepat. Enggak gampang pakai pesawat yang reguler atau komersial," kata dia.
Habiburokhman mengatakan telah mengecek metode penganggaran pesawat itu. Hasil pengecekan, kata dia, tidak ditemukan masalah. Dia mempersilahkan apabila Polri ingin menambah jumlah pesawat yang dibeli. "Saya sudah cek, penganggaran sehat enggak ada masalah, mau nambah pun kalau memang ruang fiskalnya ada, saya rasa enggak ada masalah," kata dia.
Sebelumnya, Polri membeli sebuah pesawat jet Boeing bekas dari Irlandia. Pesawat tersebut adalah Boeing 737 800NG dengan nomor registrasi P-7301 pabrikan 2019. Pesawat diketahui dibeli dengan harga mencapai Rp 1 triliun.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan, mengatakan pesawat bekas tersebut dibeli dari perusahaan Irlandia yang berbasis di Dublin seharga Rp 995,35 miliar. Ramadhan beralasan Polri membeli pesawat bekas ini karena lebih efisiensi waktu karena pengadaan pesawat bisa lebih cepat. Selain itu, harga yang lebih murah dan menyesuaikan pagu anggaran Rp 1 triliun juga jadi pertimbangan Polri.
"Kenapa Polri memilih pesawat bekas, kalau beli pesawat baru membutuhkan waktu produksi minimal dua tahun sejak pemesanan karena tadi kan mendesak. Tergantung dari masa tunggu," kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat, 14 Juli 2023.
Ramadhan mengatakan pesawat Boeing tersebut akan digunakan untuk tujuan mobilisasi Polri. Misalnya, untuk membawa kebutuhan personel, peralatan, maupun bantuan dari Korps Bhayangkara. “Posisi pesawat tersebut berada di Bandara Ostrava Republik Ceko," kata Ramadhan.