Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pembunuhan disertai mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Sleman Yogyakarta masih menyimpan sejumlah misteri. Hal ini mendorong Polda DIY menerapkan metode penyelidikan lebih lanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski identitas korban dan pelaku sudah terungkap, namun soal motif juga penyebab utama kematian korban sebelum dimutilasi masih samar. Kedua pelaku, W dan RD telah ditangkap di Bogor Jawa Barat pada Sabtu 15 Juli lalu dan kini mendekap di rumah tahanan Polda DIY.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Tri Panungko mengatakan, untuk mendalami kasus mutilasi yang menimpa mahasiswa R asal Pangkal Pinang Bangka Belitung itu, polisi tak hanya mengandalkan keterangan dari para pelaku.
“Dalam kasus ini kami juga mulai menerapkan metode scientific crime investigation untuk mengungkap fakta-fakta lain agar kasus ini terungkap tuntas,” kata Tri Panungko Selasa 18 Juli 2023.
Metode scientific crime investigation itu, kata Panungko, penting dalam mengetahui latar belakang dan hal-hal lain yang mendorong terjadinya aksi sadis tersebut.
Salah satunya yang dilakukan dengan metode itu dengan menjalankan proses digital forensik yang menelusuri isi komunikasi telepon genggam milik para pelaku. Terutama saat berselancar di dunia maya seperti di media sosial.
“Pelaku ini di handphone-nya kan memiliki grup-grup WA (whatsapp) dan grup media sosial, itu kami telusuri komunikasinya” kata Panungko.
“Kami juga sudah membentuk tim khusus untuk memonitoring proses digital forensik itu, sehingga tahu isi berbagai komunikasi pelaku dari handphone miliknya itu,” imbuh Panungko.
Kenal lewat media sosial
Sebelumnya, Polda DIY menemukan fakta awal pelaku dan korban saling mengenal di media sosial. Perkenalan di media sosial itu lantas berlanjut dengan pertemuan ketiganya antara W, RD, dan R secara langsung di kos milik W di wilayah Triharjo Sleman pada Selasa petang 11 Juli atau saat terjadinya mutilasi.
“Selain digital forensic, kami juga melakukan psikologi forensik dan psikologi klinis terhadap para pelaku, yang prosesnya akan memakan waktu cukup lama,” kata dia.
Dari penelusuran psikologi pelaku itu, polisi berharap bisa menemukan fakta-fakta hukum baru untuk menuntaskan kasus itu.
Berdasarkan pemeriksaan sidik jari, potongan-potongan tubuh korban yang ditemukan identik dengan ciri fisik mahasiswa Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Redho Tri Agustian yang dilaporkan hilang sejak Selasa 11 Juli 2023 dari kos-nya di daerah Kasihan, Bantul.
PRIBADI WICAKSONO