Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bangunan Berkelanjutan dengan Kayu Ramah Lingkungan

Kontribusi melawan perubahan iklim.#infotempo

20 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kontribusi melawan perubahan iklim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu materi bahan bangunan yang paling ramah lingkungan adalah kayu. Sebab, selain pengolahannya hemat energi, kayu menghasilkan emisi karbon yang rendah dan dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan teknologi dan desain yang tepat, kayu dapat menjadi materi bangunan yang tidak saja ramah lingkungan namun bernilai estetik tinggi, kuat, dan tahan lama. Bangunan komersial di Amerika, Eropa dan Australia, dan sebagian Asia seperti Jepang, telah menggunakan kayu sebagai material utama karena nilai ramah lingkungannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Indonesia juga telah berdiri bangunan kayu prefabrikasi di Semarang bernama Microlibrary Warak Kayu yang seluruhnya menggunakan kayu tersertifikasi FSC. Sehingga, selain proses pembangunannya ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen dan baja serta tanpa penggunaan alat berat, kayunya juga diambil dari hutan yang tersertifikasi standar FSC.

Technical Director FSC Indonesia Hartono Prabowo, mengatakan, sudah saatnya mengubah stigma lama bahwa dengan menggunakan kayu menyumbang kerusakan lingkungan. "Kita justru berkontribusi melawan perubahan iklim dengan semakin banyak menggunakan kayu untuk materi bangunan," kata dia.

Namun tentunya, kayu yang digunakan berasal dari sumber yang berkelanjutan antara lain yang tersertifikasi FSC. FSC juga telah menyiapkan sistem berupa sertifikasi projek, yang memungkinkan pemilik bangunan dapat membuktikan bahwa bangunannya telah menjadi bagian dari upaya melawan perubahan iklim.

Ada dua alasan kayu sebagai bahan baku utama bangunan yang paling ramah lingkungan. Pertama, siklus hidup bangunan dengan struktur dari kayu dapat menghasilkan jejak karbon sekitar 30 persen  lebih rendah daripada baja atau beton yang setara. Kedua, daya simpan karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya jumlah bangunan yang memakai kayu.

FSC pun membangun pusat data Sustainable Tropical Timber Trade Network (STTTN) yang menyimpan informasi pemasok dan pembeli kayu tersertifikasi FSC secara online dan dapat diakses dengan mudah. Kolaborasi FSC dengan Sampoerna Kayoe dalam Event ARCH ID 2023 di ICE BSD Tangerang Selatan dapat meningkatkan pemahaman komunitas arsitek dan produsen kayu di Indonesia terkait sumber kayu tersertifikasi FSC. (*)

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus