Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Norico International dan Mirah Green menandatangani kesepakatan investasi sebesar US$ 2 miliar untuk mendukung Zero Flaring 2030 dan dekarbonisasi value chain dari industri minyak dan gas di Indonesia. Kesepakatan berlangsung dalam acara Indonesia Net Zero Summit, Forum Investasi B20 yang menjadi rangkaian acara G20 Summit 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjanjian ditandatangani oleh Wakil Presiden Direktur Norinco International, Wan Xiaobing, bersama pendiri Mirah Green, Kadafi Yahya. Turut disaksikan oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadiala, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Proyek Pertama dari investasi senilai 2 Milyar Dolar Amerika tersebut telah dimulai. Fase pertama akan mulai beroperasi pada Januari 2023, dan fase kedua akan dimulai pada awal 2024,” ujar Wan Xiaobing.
Fase pertama proyek pertama akan berdampak pada pengurangan emisi karbon dengan Zero Flaring di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Selanjutnya, fase kedua proyek pertama untuk mengurangi emisi karbon dengan melakukan dekarbonisasi beberapa value chain dari industri minyak dan gas pada lokasi tersebut.
Proyek Pertama ini didukung oleh PT Indonesia Infrastructure Finance (IFF), sebagai bagian dari International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), KWF (Kreditstanlt fur Wiederaufbau), dari Jerman, SMBC (Sumitomo Mitsui Banking Corporation) dan PT Sarana Multi Finance Indonesia (SMI).
Norinco International adalah bagian dari Norinco Group. Aktif berinvestasi dan pembangunan green economy di lebih dari 50 negara. Sedangkan Mirah Green didirikan oleh Kadafi Yahya, social entrepreneur yang terlibat aktif dalam bisnis koperasi terbesar di Indonesia yang berfokus pada kegiatan Simpan Pinjam untuk ribuan anggotanya, dengan portofolio tersebesar saat ini senilai lebih dari US$ 500 Juta.
Dilatarbelakangi semangat untuk membangun hal-hal yang dapat berdampak besar kepada masyarakat, Kadafi Yahya tertantang oleh situasi karbon di dunia dan mencari cara untuk mengurangi hal tersebut. Ia kemudian membangun sistem value chain dan teknologi pendukungnya untuk mengubah emisi menjadi objek lain yang berguna. Melalui Mirah Green, Kadafi Yahya telah mengembangkan berbagai green project di Indonesia.