Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemerintah menurunkan harga tiket untuk penerbangan Natal dan tahun baru.
Sejumlah BUMN memangkas biaya jasa pada maskapai penerbangan.
Ada kekhawatiran diskon biaya jasa berdampak buruk pada kinerja keuangan InJourney.
BARU hari pertama diskon harga tiket pesawat berlaku, jumlah penumpang di sejumlah bandar udara langsung melejit. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada Kamis, 19 Desember 2024, jumlah penumpang pesawat mencapai 286 ribu orang. Jumlah penumpang pada enam hari sebelum Natal ini naik 19,85 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan hanya penumpang, jumlah pesawat yang beroperasi juga bertambah. Pada H-6 Natal tahun lalu, sebanyak 2.030 pesawat beroperasi. Sedangkan pada 19 Desember 2024, jumlah pesawat yang terbang sebanyak 2.184 atau naik 7,5 persen. Lonjakan jumlah pesawat ini sudah masuk radar InJourney Airports, perusahaan pelat merah yang menjadi induk pengelola bandara di Tanah Air. "Kami sudah menerima permintaan penerbangan tambahan yang mencapai 10 persen dibanding hari biasa," kata Chief Executive Officer Regional II InJourney Airports Wahyudi, dikutip dari situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Selasa, 10 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wahyudi memperkirakan, pada momen libur Natal 2024 dan tahun baru 2025, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali akan menghadapi lonjakan jumlah penumpang hingga 13 persen dari 60 ribu menjadi 80 ribu per hari. Untuk mengantisipasi kepadatan, pengelola bandara segera menyelesaikan pembangunan jembatan penyeberangan orang yang akan membantu jalur distribusi penumpang. Mereka juga menambah jalur penumpang di pintu keluar dan pintu masuk dari awalnya dua menjadi empat jalur.
Pesawat Garuda Indonesia, Pesawat Citilink dan Pesawat Pelita Air berada di Terminal 3 Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 22 September 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Rencana pemberian diskon tarif pesawat mengemuka dalam rapat terbatas di Istana Presiden pada Selasa, 26 November 2024. Seusai rapat, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan pemerintah sudah mencapai kesepakatan dengan pemangku kepentingan industri penerbangan seperti InJourney Airports, PT Pertamina Patra Niaga, dan maskapai penerbangan. Pemerintah meminta mereka memotong biaya layanan masing-masing agar harga tiket pesawat bisa turun 10 persen. “Ini bisa membantu meringankan beban masyarakat yang ingin bepergian,” ucap Agus.
Dua pekan terakhir, Satuan Tugas Penurunan Harga Tiket Pesawat menghitung formula proporsi pemotongan harga per komponen biaya agar harga tiket pesawat bisa turun sesuai dengan target beserta caranya. Salah satunya, menurut sejumlah pejabat yang mengetahui masalah ini, adalah memerintahkan sejumlah badan usaha milik negara memangkas margin dari layanan yang mereka berikan kepada maskapai penerbangan.
Dirut Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan (kiri) bersama Dirut InJourney Maya Watono (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait kesiapan jelang Natal dan Tahun Baru di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat 6 Desember 2024. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Sebagai contoh, pejabat tersebut menjelaskan, PT Pertamina (Persero) dan anak usahanya diminta menahan kenaikan harga avtur hingga awal Januari 2025. Adapun InJourney Airports diminta memangkas separuh biaya jasa bandara. Sedangkan maskapai penerbangan harus memotong biaya tambahan untuk bahan bakar atau fuel surcharge yang selama ini dibebankan kepada konsumen.
Sekretaris Korporat Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan diskon harga avtur merupakan bentuk penugasan dari pemerintah. “Ini harus kami laksanakan dan tentu nanti ada mekanisme tersendiri,” tuturnya pada Rabu, 18 Desember 2024. Sedangkan Direktur Operasi InJourney Airports Wendo Asrul Rose mengatakan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa, 17 Desember 2024, "Pada prinsipnya kami melaksanakan saja.”
***
UPAYA pemerintah menurunkan harga tiket pesawat sebetulnya berjalan sejak Juli 204. Joko Widodo semasa menjabat presiden membentuk Satuan Tugas Penurunan Harga Tiket Pesawat yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan yang ketika itu menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Tugasnya adalah menyisir faktor apa saja yang membuat harga tiket pesawat tinggi hingga mepet dengan batas atas tarif.
Satgas itu lalu mengidentifikasi salah satu penyebab kenaikan harga tiket pesawat adalah meningkatnya jumlah penumpang selepas masa pandemi Covid-19 yang tidak sebanding dengan ketersediaan pesawat. Di masa pagebluk, saat pemerintah membatasi pergerakan orang, jumlah penumpang pesawat domestik dan internasional hanya 43 juta. Maskapai pun mengurangi jumlah pesawat yang beroperasi agar tak rugi. Kondisi berubah ketika masa pandemi usai. Jumlah penumpang melonjak menjadi 69 juta pada 2022 dan 95 juta pada 2023.
Namun penambahan jumlah pesawat tak sepesat kenaikan jumlah penumpang. Pada 2019 atau sebelum masa pandemi, jumlah pesawat yang beroperasi mencapai 547. Ketika masa pandemi usai pada 2023, jumlahnya hanya 412 atau turun 24,6 persen. Penurunan terbesar terjadi pada Grup Garuda Indonesia. Pada 2019, terdapat 140 pesawat Garuda Indonesia. Pada Oktober 2024, armada Garuda hanya terdiri atas 65 pesawat. Sedangkan jumlah pesawat anak usaha Garuda, Citilink, berkurang dari 53 pada 2019 menjadi 48 pada 2023.
Karena itu, harga tiket pesawat melambung tinggi. Bagi konsumen, kondisi ini merugikan. Sebaliknya, maskapai penerbangan mendapat efek positif. Garuda Indonesia, misalnya, mencatatkan kenaikan tingkat keterisian pesawat atau seat load factor (SLF). Hingga Oktober 2024, rata-rata SLF Garuda Indonesia mencapai 78,50 persen. Sedangkan SLF Citilink mencapai 77 persen pada semester pertama tahun ini. Angka ini dua kali lipat rata-rata SLF di masa pandemi Covid-19.
Selain akibat keterbatasan jumlah pesawat, menurut Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat, kenaikan harga tiket pesawat dipicu naiknya harga avtur hingga 30 persen dibanding pada 2019. Pada awal Februari 2021, misalnya, harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta Rp 8.294 per liter. Sedangkan pada November 2024, harganya Rp 12.265 per liter. Ketika kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah, maskapai penerbangan tak punya pilihan untuk bertahan hidup selain menaikkan harga tiket.
Maskapai penerbangan nasional pernah meminta Kementerian Perhubungan menaikkan tarif batas atas yang tidak berubah sejak 2019 seiring dengan kenaikan biaya operasi. Pemerintah kemudian memberikan kompensasi berupa fuel surcharge sejak 2022. Ketika itu maskapai penerbangan diperbolehkan mengenakan biaya tambahan maksimal 10 persen dari tarif batas atas untuk pesawat jet dan 25 persen buat pesawat baling-baling.
Karena persoalan-persoalan tersebut, harga tiket pesawat sulit turun. Hingga pemerintahan Joko Widodo selesai pada 20 Oktober 2024, Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat tak menghasilkan apa-apa. Prabowo Subianto yang menggantikan Jokowi selanjutnya membubarkan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, sementara tongkat komando Satgas Penurunan Tarif Tiket Pesawat beralih kepada Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Pada awal November 2024, Prabowo memerintahkan satgas ini kembali bekerja untuk menurunkan harga tiket pesawat, setidaknya pada periode Natal dan tahun baru.
Setelah menyisir beberapa faktor pembentuk harga tiket, Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat menentukan komponen yang bisa diutak-atik sesegera mungkin tanpa harus mengubah peraturan. Dari sejumlah komponen biaya, mereka menyasar tarif layanan penumpang di bandara atau pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) serta tarif pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara (PJ4PU). Komponen lain yang akan dipangkas adalah fuel surcharge. Pemangkasan tiga komponen biaya ini hanya membutuhkan surat keputusan menteri.
Calon penumpang melakukan lapor diri dan cetak tiket mandiri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 4 Desember 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Satgas kemudian beberapa kali memanggil para pemangku kepentingan, seperti Pertamina Patra Niaga sebagai penjual tunggal avtur, InJourney Airports selaku pengelola bandara, dan maskapai penerbangan baik milik negara maupun swasta. Menurut pejabat yang mengikuti rapat-rapat satgas ini, Pertamina Patra Niaga pada awalnya menawarkan diskon avtur di bandara yang menjadi tujuan kunjungan liburan Natal dan tahun baru seperti Medan dan Manado. Adapun bandara besar di Sidoarjo, Jawa Timur, ataupun Makassar tak masuk hitungan.
Namun satgas keberatan terhadap usul ini seraya meminta Pertamina Patra Niaga memberikan diskon avtur di bandara besar lain. Pertamina akhirnya memberikan diskon avtur di 19 bandara, antara lain di Bali; Sidoarjo; Medan dan Silangit, Sumatera Utara; Lombok, Nusa Tenggara Barat; Labuan Bajo dan Kupang, Nusa Tenggara Timur; Manado, Sulawesi Utara; Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta; Pontianak dan Balikpapan, Kalimantan; Ambon, Maluku; Makassar, Sulawesi Selatan; serta sejumlah bandara di Papua.
Pejabat tersebut juga mengatakan InJourney Airports sejak awal menghitung pemangkasan separuh harga layanan untuk penumpang dan pesawat di bandara. Tapi belakangan, dia menjelaskan, manajemen InJourney risau karena diskon 50 persen tersebut bakal menghilangkan pendapatan hingga lebih dari Rp 200 miliar.
Ketika ditanyai tentang usulan diskon avtur diberlakukan hanya di bandara tujuan liburan Natal dan tahun baru, Sekretaris Korporat Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari tak menjawab. Dia hanya mengatakan selama ini Pertamina menentukan harga avtur sesuai dengan formula harga yang ditetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sedangkan Direktur Operasi InJourney Airports Wendo Asrul Rose mengatakan diskon PJP2U dan PJ4PU akan berdampak pada pendapatan perseroan. "Dampak pasti ada, tapi relatif masih aman," katanya.
Sejumlah calon penumpang berjalan di selasar terminal untuk lapor diri di konter chek in Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin 16 Desember 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pejabat tersebut juga bercerita, dalam rapat koordinasi pembahasan penurunan tarif di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Dony Oskaria menanyakan cara memastikan manfaat diskon biaya jasa dari InJourney Airports dan Pertamina Patra Niaga diterima penumpang.
Karena itu, muncul usul maskapai penerbangan juga “berkorban”. Caranya, Kementerian Perhubungan mengurangi fuel surcharge periode Natal dan tahun baru yang sebelumnya 10 persen (pesawat jet) dan 25 persen (pesawat baling-baling) dari tarif batas atas menjadi 2 persen dan 20 persen. Hingga artikel ini terbit, Dony Oskaria tak memberikan jawaban atas pertanyaan tentang informasi itu.
Yang jelas, Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat kemudian membawa usul-usul tersebut ke rapat terbatas di Istana pada 26 November 2024. Sehari kemudian, juru bicara Kementerian Perhubungan, Elba Damhuri, mengatakan penurunan tarif tersebut merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto untuk membantu masyarakat mengurangi beban biaya tiket pesawat selama periode Natal dan tahun baru.
Diskon berlaku untuk penerbangan selama 19 Desember 2024-3 Januari 2025. Berdasarkan analisis pemerintah, Elba mengungkapkan, diskon harga avtur, layanan bandara, dan fuel surcharge dapat menurunkan harga tiket rata-rata 10 persen. “Analisis dan hitungan penurunan harga tiket belum menyertakan insentif pajak pertambahan nilai, mengingat hal ini merupakan kewenangan Kementerian Keuangan,” ucap Elba. ●
Joniansyah dari Tangerang berkontribusi dalam penulisan artikel ini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul Jalan Tengah Tiket Murah