Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Ketua DPR RI Puan Maharani

Cepat atau Lambat, Indonesia akan Menjadi Negara Maju.

21 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kiprahnya dalam dunia politik tidak diragukan lagi. Puan Maharani adalah ketua parlemen perempuan pertama sejak Indonesia merdeka. Dia juga keturanan langsung dari Bapak Pendiri Bangsa, Sukarno, yang juga proklamator dan Presiden RI pertama dan putri dari mantan Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Puan mendorong keterbukaan dan transparansi parlemen. Dia membuka ruang dialog dalam pembahasan rancangan undang-undang kepada publik. Bersama Kementerian Pendidikan, Puan meluncurkan program Merdeka Belajar. Program ini melibatkan mahasiswa magang selama tiga bulan di DPR. “Selama magang mereka mengikuti berbagai kegiatan sebagai pengamat di ruang rapat komisi dan sidang paripurna,” ujarnya, Sabtu, 8 April 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai tokoh perempuan Indonesia, Puan mengajak perempuan-perempuan di Tanah Air untuk bangkit dan mendapatkan kesempatan yang sama. “Kehadiran perempuan sangat dibutuhkan bersama-sama bergotong-royong membangun bangsa dan negara,” kata Puan. 

Di kancah internasional, Puan aktif mendorong isu kesehatan, pembangunan ekonomi dan kesetaraan gender. Dalam pertemuan parlemen dunia, dia gencar mengkampanyekan akses yang adil untuk mendapatkan vaksin bagi semua negara. Bagaimana kiprah Puan sebagai ketua parlemen, gagasan kebangsaan dan keluarga, berikut wawancara dengan perempauan kelahiran Jakarta, 6 September 1973

Bagaimana Anda melihat gagasan tentang kebangsaan? 

Alhamdulillah, sampai hari ini di Indonesia ini masih mempunyai satu pemikiran yang sama untuk tetap menjalankan nilai-nilai berbangsa dan bernegara sesuai dengan empat pilar kebangsaan yang mengedepankan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 

Gagasan tersebut sangat penting untuk selalu kita kumandangkan, kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari. Karena berbangsa dan bernegara membutuhkan satu kekompakan untuk membangun bangsa gotong-royong dan bagaimana membangun bangsa ini bersama-sama.

Bagaimana Indonesia pada 2045? 

Indonesia harus kompak dengan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila dalam menjalankan cita-cita awal bangsa ini yang dibangun sejak zaman kemerdekaan. Indonesia bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara lain. Saya optimistis cepat atau lambat Indonesia akan menjadi negara maju

Bagaimana kesiapan menghadapi 2045? 

Sampai saat ini sudah on the track walaupun tidak sempurna. Pada periode kedua Pak Jokowi, meski banyak kritik dan ketidaksempurnaan, saya melihat ada capaian keberhasilan. Indonesia berhasil melewati situasi Covid-19 lebih baik dibandingkan negara lain. 

Saya berharap kebijakan yang sudah baik ini bisa dilanjutkan dengan gotong royong membangun bangsa dan negara. Fokus ke depan kesejahteraan rakyat.

Apa beban Anda sebagai cucu Sukarno dan putri Megawati Soekarnoputri ?

Saya tidak merasa terbebani. Saya menjalankan (ketua parlemen) dengan sebaik-baiknya. Saya tidak minta atau meminta dilahirkan dalam satu keluarga yang kebetulan kakeknya adalah proklamator atau presiden pertama dan ibunya menjadi presiden dan wakil presiden. 

Saya mengerjakan tugas yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Saya menjalankan sebaik-baiknya dan semampunya sebagai manusia biasa.

Bagaimana menjadikan parlemen peduli rakyat? 

Memang bukan suatu hal mudah. Saya baru menjalankan amanah sekitar tiga tahun dan untuk mengubah pemikiran masyarakat terkait DPR tidak bisa dengan membalik begitu saja. 

Sejak dilantik, saya bersama pimpinan dan anggota dewan mengajak mari bangun DPR yang modern, terbuka dan dapat membawa manfaat  bagi masyarakat. Saya juga mengakui stigma bahwa DPR itu tidak pernah bekerja atau tidak seperti yang diharapkan rakyat. Karena untuk mengubah hal tersebut tidak mudah seperti membalikan tangan. 

Namun, saya berusaha untuk mengedepankan keterbukaan dalam melaksanakan mekanisme yang ada di DPR. Misalnya, dalam penyampaian aspirasi bisa dilakukan dengan berkirim surat atau berdialog dan berdiskusi. 

Kami selalu membuka komunikasi dua arah agar tidak ada salah pengertian. Contohnya, membuka ruang dialog dengan elemen masyarakat dalam pembahasan Undang-undang Tindak Pidana  Kekerasan Seksual. Saya siapkan satu ruangan agar mereka bisa menyaksikan dinamika pembahasan oleh anggota Dewan. 

Yang harus dipahami, tidak semua masukan kami terima. Paling tidak kami berusaha membuka ruang agar menjadi masukan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Intinya, saya mengedepankan bagaimana proses pembuatan undang-undang yang berkualitas dan bermutu. Jadi bukan hanya menyelesaikan satu, tapi nanti berdampak negatif atau kemudian tidak bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Bagaimana Anda mendorong agar pengesahan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan Undang-undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga? 

Pertama, kita melihat banyak perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Kedua, banyak pekerja migran di luar negeri yang dirugikan dan mengalami kekerasan dan lainnya. 

Saya mengedepankan jangan sampai tumpang tindih dalam setiap pembahasan undang-undang. Bahkan ada polemik, DPR menunda-nunda pembahasan dan ada yang mengatakan mangkrak di meja ibu. Kami bukan menunda, tapi ingin mendapatkan masukan dari elemen masyarakat. Bagaimana positif dan negatifnya bagi bangsa dan negara

Bagaimana program Merdeka Belajar di parlemen? 

Saya membuka DPR menjadi Ruang Belajar Merdeka. Pesertanya adalah mahasiswa dari seluruh Indonesia dan diseleksi untuk mengikuti magang selama tiga bulan di DPR. Selama magang mereka mengikuti berbagai kegiatan sebagai pengamat di ruang rapat komisi dan sidang paripurna. 

Para mahasiswa akan melihat dan menyaksikan serta mengamati dinamika yang terjadi di DPR. Saya berharap peserta yang mengikuti program ini dapat berbicara dan menyampaikan tentang kegiatan dewan kepada rekan-rekannya di kampus. 

Intinya saya membuka ruang komunikasi seluas-luasnya dan selebarnya untuk berdialog dan berdiskusi. Bukan hanya saya, tapi juga seluruh anggota DPR dan perwakilan dari fraksi-fraksi

Pada pertemuan Parlemen G20, Anda mendorong peran parlemen lebih terbuka menghadapi isu global?

Salah satu yang saya usulkan adalah tidak ada perbedaan antara negara besar dan negara kecil tentang penanganan kesehatan, khususnya Covid-19. Semua harus diberikan kesempatan dan ruang yang sama mengakses vaksin. Kemudian masalah ekonomi pasca Covid-19 agar semua negara di dunia bersama untuk mendapatkan kesempatan yang sama. 

Terakhir adalah masalah gender, karena yang paling banyak dirugikan selama Covid-19 adalah perempuan dan anak-anak. Banyak perempuan terlibat dalam penanganan pandemi, seperti perawat, dokter, pekerja sampai menjaga dan mendidik anak di rumah

Bagaimana peran perempuan saat ini? 

Banyak perempuan hebat di Indonesia. Kita pernah punya presiden perempuan, wakil presiden perempuan, menteri perempuan dan lainnya. Kemudian ketua parlemen perempuan dan ketua lembaga juga banyak dijabat perempuan. 

Menurut saya semangat perempuan harus double untuk bisa mencapai posisi tertentu yang dicitakan dan tak boleh lupa kodrat sebagai ibu dan istri. Perempuan Indonesia harus semangat terus untuk bangkit dan mendapatkan kesempatan yang sama. Kehadiran perempuan sangat dibutuhkan bersama-sama bergotong-royong membangun bangsa dan negara

Apa tips kepada perempuan Indonesia? 

Pertama, harus bicara dengan keluarga. Sebagai istri bicara dengan suami dan ibu dengan anak-anak. Apa saja yang menjadi keinginan, saya bahas bersama keluarga. Kedua, pada saat liburan sekolah saya ajak anak-anak untuk melihat langsung pekerjaan yang saya lakukan. Dengan begitu mereka bisa memahami kegiatan di luar rumah. Kuncinya adalah komunikasi internal dan diperlukan dukungan keluarga. 

Bagaimana keseharian seorang Puan Maharani di rumah? 

Sama seperti ibu lainnya. Kami melakukan kegiatan seperti makan dan menonton televisi bersama. Di rumah saya adalah ibu dari anak-anak. Mereka selalu bilang, kalau di rumah “mamah jangan seperti menteri atau Ketua DPR.”

Tiga kalimat dari Puan Maharani untuk Perempuan Indonesia? 

Jangan lupa kodrat, maju terus pantang mundur dan menjadi perempuan hebat di posisi masing-masing.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus