Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Manfaatkan Kupedes Bangkit BRI, Pelaku Usaha Mikro Ini Mampu Bertahan di Masa Pandemi

Kupedes Bangkit adalah produk pinjaman khusus bagi para pelaku UMKM berupa tambahan modal usaha.

5 Agustus 2020 | 14.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO BISNIS – Di tengah pandemi virus Corona saat ini, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami banyak tantangan dalam menjalankan usahanya. Untuk membantu para pelaku UMKM memulihkan bisnisnya, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menghadirkan produk pinjaman baru, yaitu Kupedes Bangkit. Singkatnya, Kupedes Bangkit adalah produk pinjaman khusus bagi para pelaku UMKM berupa tambahan modal usaha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manfaat tambahan modal usaha dari Kupedes Bangkit telah dirasakan oleh salah seorang pelaku usaha mikro di Semarang, Jawa Tengah. Adalah Misyanti, ibu dari dua orang anak, asal Kelurahan Bringin, Ngalian, Kota Semarang, yang menjalankan usaha berdagang gas LPG dan air isi ulang, bersama suaminya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak hanya berdagang gas LPG dan air isi ulang di rumahnya, Misyanti setiap harinya memproduksi makanan ringan berupa jajanan tradisional berbahan dasar Singkong untuk didistribusikan ke beberapa tempat. “Saya produksi snack, saya setor-setorkan, ada di pasar, di lapak-lapak lainnya. Contohnya ada Getuk, Jongkong, Gobet, Getuk Kacang, dan lainnya,” ujar Misyanti ketika dihubungi belum lama ini.

Misyanti beryukur selama pandemi Corona, penjualan gas LPG dan air isi ulang yang dilakoninya sejak 2017 lalu tidak mengalami penurunan. “Kalau gas sama air isi ulang itu konsumsi setiap hari ya, jadi itu (penjualan) biasa,” ucapnya.

Namun, Misyanti mengakui bahwa semenjak terjadi pandemi dan diberlakukannya pembatasan interaksi sosial dan aktivitas ekonomi, penjualan makanan ringan buatannya menjadi sedikit menurun. “Ya (penurunannya) sekitar 25%. Biasanya sehari bisa dapat Rp 400 ribu, sekarang hanya mendapat Rp 300 ribu,” tuturnya.

Karena membutuhkan dana untuk tambahan modal usaha, Misyanti akhirnya menghubungi salah seorang petugas Bank BRI. Dia menanyakan apakah ada program dari Bank BRI yang menyediakan pinjaman untuk tambahan modal. “Alhamdulillah saya dapat pinjaman itu yakni Kupedes Bangkit,” kata Misyanti.

Dari Kupedes Bangkit, Misyanti mendapatkan tambahan modal untuk terus memutar roda ekonomi usahanya. Misyanti bahkan mendapat keringanan berupa pembayaran bunga pinjaman saja selama 6 bulan.

Proses pengajuan kredit hingga pencairan pinjaman Kupedes Bangkit, menurut Misyanti, terbilang cukup cepat, yakni tak lebih dari 2 hari sudah cair. Menjadi debitur Bank BRI rupanya telah dijalani Misyanti sejak 8 tahun lalu. “Karena pandemi corona, pinjaman Kupedes saya juga mendapat restrukturisasi dari Bank BRI,” jelasnya.

Kupedes Bangkit merupakan Kupedes (salah satu produk pinjaman mikro BRI) dengan fitur khusus, yaitu pemberian grace period pembayaran pokok selama 6 (enam) bulan pertama, sehingga debitur dapat melakukan akselerasi recovery usaha.

Melalui Kupedes Bangkit, Bank BRI berharap produk ini dapat membantu debitur mikro eksisting yang mengalami penurunan cashflow usaha akibat dampak pandemi Covid-19, dan membutuhkan tambahan modal usaha dalam masa transisi menuju new normal.

Misyanti menggunakan tambahan modal usaha dari Kupedes Bangkit Bank BRI untuk memperluas usahanya. Dengan tambahan uang itu, ia membeli tambahan pasokan tabung gas LPG dan galon untuk penjualan air isi ulang.

Selain itu, Misyanti juga bisa menyewa lapak untuk dagangan barunya berkat tambahan modal usaha tersebut. Dia menambah jenis kue yang diproduksi yakni donat dan menjual sendiri di lapak yang disewanya. Langkah tersebut dilakukan Misyanti untuk menambah pendapatan keluarga, di tengah situasi yang belum menentu akibat wabah corona yang belum berakhir.

“Ya itu sekarang saya jualan donat untuk tambah-tambah. Iya, jadi menambah produk. Donatnya itu saya jual sendiri, tidak dititip-titipin. Jualnya di lapak, dari jam 6-8 pagi. Modalnya saya gunakan untuk sewa lapak. Nanti jam 9 saya turun ke Pasar Ngalian,” ujarnya.

Melalui program ini, Misyanti merasa sangat terbantu di masa sulit seperti saat ini. Semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk usahanya dapat terbayarkan, dan bahkan dirinya bisa menambah usaha baru untuk terus bertahan di tengah pandemi Covid-19.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus