Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budaya bersih dimulai dari keluarga cocok disematkan untuk Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Hendri Septa. Saban hari dia bersama istri, Genny Putrinda kedua putranya, Muhammad Athar Raziq Inaaya Septa dan Muhammad Farrel Abhinaya Septa, membersihkan halaman rumah dinas jabatan. “Saya memulai goro dari rumah dinas. Baru setelah itu bertemu warga di beberapa tempat,” kata pria kelahiran 6 September 1976 itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budaya bersih melekat pada Hendri. Sejak awal tahun, dia meluncurkan program, Padang Bagoro dengan konsep “Padang Bersih, Dimulai dari Keluarga”. Hendri berharap keluarga terlibat aktif dalam program bersih yang dimulai dari pekarangan rumah, selokan dan jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, program bersih-bersih Padang Bagoro hanya melibatkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Padang. Program kemudian diperluas dengan mengajak seluruh warga kota menjaga kebersihan dari lingkungan keluarga.
Hendri menginginkan Padang Bagoro menjadi budaya warga kota dalam kebersihan. Melalui konsep tersebut, akan terbangun rasa kebersamaan di lingkungan tempat tinggal dan memperkuat silaturahmi antawarga Kota Padang.
Tidak hanya membangun budaya kebersihan dari keluarga, Hendri juga mengajak warga kota terlibat dalam pengelolaan sampah. Edukasi kepada masyarakat tentang penanganan sampah terus dilakukan. Sampah tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah kota, tapi juga warga.
Wakil Wali Kota Padang Ekos Albar.
Terobosan untuk Kota Padang
Menjalani sisa jabatan hingga Mei 2024, Wakil Wali Kota Padang Ekos Albar berhasil membuat terobosan di berbagai bidang strategis. Dalam penataan PKL di Pasar Raya misalnya.
Persoalan tentang PKL ini selalu menjadi masalah akut bagi sebuah kota besar seperti Padang, tetapi tangan dingin Ekos Albar berhasil menyelesaikan persoalan ini.
“Prinsipnya kita menghargai setiap kepentingan yang ada di Pasar Raya. Mulai dari yang punya toko, sampai yang hanya memiliki lapak atau gerobak,” kata dia.
Pasar Raya, lanjut dia, milik bersama. “Kita semua mencari rezeki yang halal dari sana. Tinggal kita melaksanakan pengaturannya dengan komunikasi yang baik, konsisten dan komitmen bersama,” ujar Ekos Albar.
Dalam bidang tenaga kerja, Wawako membuat gebrakan dengan kerjasama pengiriman tenaga kerja skill (tenaga kesehatan) dari Kota Padang ke Jerman.
“Padang punya sister city di Jerman. Tapi sejauh ini belum ada kerjasama yang konkret. Sekarang kita terobos itu. Kita punya banyak tenaga kesehatan, dan Jerman butuh. Jadi kita upgrade skill Nakes kita, terutama dalam aspek bahasa Jerman. Mei ini Insya Allah berangkat 30-40 Nakes kita untuk bekerja di Jerman.”
Di bidang pariwisata, Ekos Albar juga intens melakukan upgrading objek dan potensi wisata yang ada di Padang. Pantai Pasir Jambak misalnya dilengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas permainannya.
“Padang punya banyak potensi wisata. Pasir Jambak kita tingkatkan fasilitasnya. Di Kecamatan Pauh lebih fenomenal lagi, warga bersedia menghibahkan tanahnya berhektar-hektar untuk pembuatan jalan menuju objek wisata,” tutur dia.
Kota Padang, kata Ekos, juga sudah memiliki nota kesepahaman dengan BUMN Pariwisata InJourney untuk pengelolaan Taman Hutan Raya Bung Hatta.
Ekos mengatakan, meskipun masanya sebagai Wakil Wali Kota sangat singkat, tapi dia berharap dapat memberikan pengabdian yang optimal bagi kemajuan masyarakat di Kota Padang di berbagai aspek.