Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Riset Keilmuan Terapan Berhasil Jadi Penggerak Penyelesaian Masalah Sosial

Program riset terapan vokasi patut dimanfaatkan dosen dan mahasiswa dalam menjawab persoalan di dunia industri dan dunia kerja, sekaligus menciptakan kolaborasi untuk mengatasi permasalahan sosial.

23 Juli 2021 | 19.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) diharapkan tidak sekedar menjadi lembaga pendidikan pencetak lulusan yang siap kerja di dunia industri. Namun, diharapkan juga mampu menjadi institusi yang berperan aktif dalam menjawab tantangan dan persoalan di tengah masyarakat. Peran aktif tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui riset terapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menyadari arti penting hasil riset, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan pendanaan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menyelenggarakan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri – Dosen PT Vokasi.  Program ini diperuntukkan bagi Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) yang didukung oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), khususnya sektor UMKM. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan atau riset terapan berbasis permasalahan riil di dunia industri, kerja, usaha, dan masyarakat. Program ini ditawarkan kepada para dosen di PTPPV sehingga para periset mampu berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan industri, kerja, usaha, dan masyarakat,” ujar Tim Program Riset Keilmuan Terapan, Lilik Sudiajeng dalam diskusi virtual bertajuk ‘Solusi Riset Terapan Vokasi untuk Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat’ pada Jumat, 23 Juli 2021.

Riset terapan, kata Lilik, sudah sering dilakukan di PTPPV. Misalnya penelitian di bidang industri kayu di Bali. Industri yang menggunakan mesin-mesin impor tersebut belum memberi manfaat kesejahteraan kepada pekerja dan masyarakat sekitarnya. Akhirnya, melalui riset yang menggandeng industri kayu, menghasilkan modifikasi mesin yang lebih bermanfaat dan meningkatkan produktifitas. “Setelah hasil riset itu diukur, dapat meningkatkan produktivitas hingga 30 persen, serta meningkatkan pendapatan pekerja hingga 170 ribu rupiah per bulan,” tambahnya.

Model riset terapan yang berguna bagi masyarakat juga dicontohkan oleh DigitalDesa.id, sebuah perusahaan rintisan (start-up) yang dikembangkan oleh Sidik Permana. DigitalDesa.id, atau dikenal Digides, sejak diperkenalkan pada 2019, kini telah dipakai lebih dari 300 desa se-Indonesia. “Digides membantu teknologi yang dapat memaksimalkan keluaran sebuah pekerjaan di desa-desa. Jadi, sebenarnya desa-desa sudah siap. Tinggal kita dan industri masuk ke sana,” ujarnya.

Mewakili kalangan dunia usaha, Direktur dan Owner PT Floaton Bahari Indonesia, Hery Supriadi juga melakukan riset terapan pada sektor perikanan. Hery menciptakan konstruksi apung yang menangkap sampah dan menjadikannya bahan pembuatan pupuk organik. 

Heri berharap hasil risetnya dapat digunakan di berbagai wilayah sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebab itu, diperlukan kolaborasi riset terapan antara institusi pendidikan, industri, hingga lembaga pemerintah. 

Satu contoh kolaborasi tersebut telah diupayakan oleh Kementerian Sosial melalui sejumlah program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kami berkolaborasi, mengajak alumni-alumni berbagai universitas untuk aktif terlibat pada program-program sosial di Kemensos. Lembaga riset terapan, misalnya, menciptakan model  desa ramah lansia dan desa sejahtera mandiri,” kata Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta Kementerian Sosial, Oetami Dewi.

Kolaborasi memang menjadi salah satu semangat Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri – Dosen PT Vokasi. Program ini membuka kesempatan bagi para dosen, mahasiswa, dan insan vokasi lainnya memberikan peran nyata bagi masyarakat. “Dosen-dosen perlu pengalaman riset dari industri atau lembaga yang relevan, agar apa yang terjadi di masyarakat dapat dipahami sehingga hasil riset yang link and match dapat diterapkan untuk dunia kerja,” ujar Kepala LPPSP FISIP UI, Jajang Gunawijaya.

Program Riset Keilmuan Terapan Vokasi telah bergulir sejak April lalu. Masih ada kesempatan berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat karena pendaftaran dibuka hingga 6 Agustus mendatang. Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengakses laman https://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id/ (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus