Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sambut Era Teknologi 4.0, Mentan: Penyuluh Penentu Pertanian Berjalan Baik

Menteri Pertanian mendukung peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian yang profesional dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi, salah satunya untuk penyuluh.

3 Agustus 2021 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendukung peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian yang profesional dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi, salah satunya untuk penyuluh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasalnya, penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang lebih modern. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Oleh karena itu, bagaimanakah pertanian itu bisa baik? Salah satu penentu utamanya adalah penyuluh. Kalian itu penting banget. Saya katakan selalu bahkan di depan Bapak Presiden bahwa penyuluh pertanian itu adalah Kopasus-nya, tim khususnya, penembak jitunya Kementerian Pertanian. Jadi, penyuluh itu tidak main-main,” kata Syahrul dalam sambutannya pada acara ‘Pembukaan Sertifikasi Kompetensi Penyuluh Pertanian THL-TBPP’ di Polbangtan Gowa pada Senin, (2/8)

Syahrul menambahkan, dalam mendukung program dan kegiatan pertanian, pihaknya juga mengupayakan pengangkatan THL-TBPP menjadi ASN PPPK. Penyuluh juga dapat memiliki sertifikasi kompetensi pertanian meliputi kemampuan frame akademik intelektual bidang pertanian, baik dari pembelajaran formal maupun di lapangan hingga kemampuan tentang tata kelola pertanian mulai dari hulu hingga hilir.

“Jadi, ilmu pertanian penyuluh harus lengkap. Kalian harus kuasai regulasi, harus menguasai dengan siapa harus berkoordinasi, harus menguasai bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, termasuk informasi yang tepat kepada petani, bagaimana melakukan efisiensi dan tata kelola budget, intervensi modal yang ada untuk menghasilkan profit yang diharapkan dan bagaimana memitrakan petani dengan petani sendiri dan kelompok tani, termasuk memitrakan dengan bank dan market place, bahkan ekspor yang ada,” jelas Syahrul.

Dia menegaskan akan terus mengawal tugas penting para penyuluh pertanian dengan melakukan komunikasi intensif untuk mengetahui kondisi terbaru di lapangan secara rutin melalui Agriculture War Room (AWR) sehingga penyuluh juga didorong melek akan teknologi dan sosial media yang ada saat ini. 

“Penyuluh itu pendamping petani, sumber informasi petani. Jadi, jika penyuluh banyak di kota daripada di desa, maka rusak ini, karena penyuluh harusnya di desa membimbing petani. Penyuluh adalah komunikator, penyuluh itu integrator, penyuluh adalah motivator, penyuluh adalah organisator, penyuluh adalah dinamisator. Ini terus saya pantau,” ujar Syahrul.

Ketua Forum Komunikasi THL-TBPP, Gunadi mengatakan bahwa perjuangan THL-TBPP untuk menjadi ASN sudah sangat lama. Tepat pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, perjuangan tersebut berhasil mencapai puncaknya. Terbukti dengan pengangkatan THL-TBPP lingkungan Kementan menjadi ASN PPPK.

“Kami mewakili tenaga ASN penyuluh pertanian se-Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian beserta segenap jajaran. Pengangkatan tersebut bukan hanya bermanfaat bagi THL-TBPP saja, tapi juga bagi keluarga dan bagi petani yang sudah dibina,” ucap Gunadi.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, BPPSDMP melalui 10 Tempat Uji Kompetensi (TUK) UPT BPPSDMP akan melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Penyuluh Pertanian THL-TBPP yang tersebar di seluruh Indonesia. 

“Kami laporkan bahwa 11.590 THL-TBPP yang sudah mengabdi puluhan bahkan belasan tahun atas perjuangan dan kegigihan Bapak Menteri Pertanian saat ini mereka sudah menjadi ASN PPPK. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang luar biasa atas perjuangan Bapak untuk para THL-TBPP yang sudah diangkat menjadi ASN PPPK,” ucap Dedi.

Dedi menerangkan, saat seleksi penerimaan ASN PPPK tidak semua THL-TBPP lulus seleksi dilakukan dan ada beberapa yang tidak mengikuti seleksi, sehingga saat ini masih ada sebanyak 2.168 orang berprofesi sebagai THL-TBPP. Namun, untuk tetap meningkatkan kemampuan di dalam memberikan penyuluhan kepada para petani, maka BPPSDMP memastikan kompetensi penyuluh pertanian melalui pendidikan, pelatihan maupun pengalaman kerja.

“Sertifikasi adalah proses akhir dari pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas tersebut. Jadi, sertifikasi itu adalah bukti bahwa THL-TBPP yang Insya Allah dalam beberapa hari ini akan mengikuti sertifikasi adalah kompeten sebagai penyuluh pertanian di lapangan,” kata Dedi.

Melalui kegiatan sertifikasi kompetensi ini, penyuluh pertanian yang kompeten, profesional dan berdaya saing, serta responsif dalam pelaksanaan tugasnya diharapkan mampu menjadi penyuluh pertanian yang mampu bekerja cepat, cermat, akurat, memiliki target yang jelas, mampu bekerjasama, taat aturan, serta memiliki kemampuan dalam menghadapi perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 yang menuntut perubahan yang dinamis. 

“Semangat untuk para penyuluh pertanian dalam mensukseskan upaya mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani,” tutup Dedi. (*)

Tempo.co - DS

Tempo.co - DS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus