Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kunci Kemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta

Pramono-Rano nyaris menyapu bersih kemenangan di semua kecamatan dalam pilkada Jakarta. Faktor Jokowi mengurangi perolehan suara Ridwan Kamil.

15 Desember 2024 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pramono Anung-Rano Karno mendekati kelompok Jawa, Sunda, Betawi, dan minoritas dalam Pilkada Jakarta.

  • Pramono-Rano menjauhkan simbol dan warna PDIP selama kampanye.

  • Faktor Jokowi dan Rizieq Shihab mengurangi perolehan suara Ridwan Kamil-Suswono.

NYARIS saban hari Leles Sudarmanto mendatangi rumah perantau asal Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur di Jakarta. Membagikan kalender berpenanggalan Jawa, ia juga mempopulerkan nama Pramono Anung dalam pemilihan kepala daerah Jakarta. Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah itu meminta pendatang yang memiliki kartu tanda penduduk Jakarta memilih Pramono-Rano Karno.

“Saya menyampaikan bahwa Mas Pramono adalah calon yang nguwongke (memanusiakan) orang Jawa. Banyak orang Jawa perantauan yang selama ini merasa jadi warga kelas dua di Jakarta,” kata Leles saat dihubungi Tempo pada Jumat, 13 Desember 2024.

Leles dan paguyubannya mulai membantu kampanye Pramono-Rano awal September 2024. Sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Aria Bima, dan mantan asisten pribadi Joko Widodo, Anggit Nugroho, berkomunikasi dengan Leles dan mempertemukan Paguyuban Jawa Tengah dengan Pramono di rumahnya di Cipete, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pramono Anung dan Leles Sudarmanto di Joglo Wong Jateng, Condet Balekambang, Jakarta Timur, 19 Oktober 2024. Https://jakartamenyala.info

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Paguyuban Jawa Tengah meminta Pramono menurunkan harga tiket masuk ke Taman Mini Indonesia Indah dan Ancol. “Dua tempat itu sering menjadi panggung kesenian mereka,” ujar Aria kepada Tempo di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Desember 2024. Setelah itu, Pramono mencetuskan ide menggratiskan tiket masuk Ancol dan Taman Mini bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar.

Aria dan Anggit bertugas menggarap segmen pemilih Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua kelompok ini merupakan pemilih Jokowi di pilkada Jakarta 2012. Kelompok yang memiliki anggota aktif ratusan ribu orang itu menyumbang lebih dari 30 persen suara untuk Jokowi. Tim Pram-Rano memperkirakan 30-36 persen pemilih pilkada Jakarta bersuku Jawa.



Untuk mencuri hati pemilih bersuku Jawa, tim kampanye menerjunkan Pramono buat mendatangi sentra perkampungan mereka di berbagai daerah kota hingga Kepulauan Seribu. Tim Cemara—alamat markas tim pemenangan di Jalan Cemara, Jakarta Pusat—juga mem-branding Pramono sebagai calon pemimpin dari Jawa Timur. Pram lahir di Kediri, Jawa Timur.

Pramono menggandeng Lies Hartono alias Cak Lontong untuk menggaet suara pemilih Jawa Timur. Pramono mengajukan nama Cak Lontong untuk menjadi ketua tim kampanye kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Terkadang keduanya berkampanye bersamaan. Pada kesempatan lain, Cak Lontong mewakili Pram dalam berbagai pertemuan dengan pemilih.

Setiap akhir pekan, Tim Cemara menggelar panggung kesenian wayang kulit di daerah yang berbeda-beda. Mereka menggandeng dalang yang berdomisili di Jakarta. “Supaya para perantau merasa berada di rumah sendiri,” Aria menuturkan. Mereka menargetkan Pramono meraup minimal 200 ribu suara pemilih Jawa di 267 kelurahan.

Tim Pram-Rano berupaya menggaet suara dari pemilih suku Sunda yang tinggal di Jakarta. Diperkirakan ada 15 persen pemilih dari suku itu. Pada Oktober 2024, Pramono mengundang Ketua Aliansi Masyarakat Sunda Jakarta Ujang Rizwansyah ke rumahnya. “Kami meminta Mas Pram datang langsung menyapa orang Sunda,” katanya kepada Tempo, Jumat, 13 Desember 2024. 

Rano Karno saat safari kampanye di wilayah Kembangan Selatan, Jakarta Barat, 29 September 2024. Tempo/Ilham Balindra

Sepekan kemudian, Pramono mendatangi komunitas masyarakat Sunda di Senen, Jakarta Pusat. Di sana, sejumlah pemilih meminta Pramono membuka lapangan kerja untuk perantau yang memiliki KTP Jakarta. Pramono melambungkan janji memperluas kesempatan kerja dengan merekrut pasukan oranye atau petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Pramono berjanji mengubah syarat penerimaan petugas PPSU menjadi bisa membaca dan menulis. “Sejak era Gubernur Ahok, mereka yang berminat menjadi petugas PPSU terkendala ijazah,” ucap Aria Bima. Saban turun berkampanye, Pramono membuat kontrak dengan penduduk yang didatanginya. Pram berjanji mereka bisa menagih janji tersebut secara langsung jika ia terpilih.

Pramono-Rano juga berupaya menggaet kelompok pemilih Betawi, yang diperkirakan mencapai 25 persen dari semua pemilik suara. Rano Karno terjun langsung mendekati kelompok tersebut. Tingkat popularitas mantan pemain sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu di kalangan pemilih Betawi hampir seratus persen.

Mendekati warga Betawi, tim Pram-Rano menyusun strategi berbeda. Nyaris tak ada atribut partai banteng muncul saat kampanye. Ketua Harian Tim Kampanye Pramono-Rano, Prasetyo Edi Marsudi, mengaku ada resistansi terhadap PDIP. Pada Pemilihan Umum 2024, PDIP kehilangan sepuluh kursi di dewan perwakilan rakyat daerah karena acap menyerang Anies Baswedan.

Selain meminimalkan simbol partai, tim Pram-Rano menggunakan warna dan jargon yang dekat dengan warga asli Jakarta. Misalnya tim strategi branding menggubah lagu “Si Doel Anak Betawi” dengan memasukkan karakter Pramono dan Rano. Tim juga memilih oranye untuk warna atribut. “Oranye itu identik dengan Jakarta dan Jakmania (suporter Persija Jakarta),” kata Prasetyo.

Di segmen pemilih minoritas, Pramono mendekati kelompok gereja Katolik dan berbagai sinode gereja Kristen. Prasetyo mengatakan kelompok minoritas memiliki suara sekitar 16 persen. Pada 11 Oktober 2024, Pramono mendatangi Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, untuk meminta dukungan.

Pada 22 November 2024, Suharyo mengaku pernah bersemuka dengan Pramono. “Saya berjumpa dengan Mas Pram, beliau datang sebagai calon gubernur,” ujar Suharyo kepada Tempo.

Menurut Prasetyo, tim Pramono bergerak mendekati jaringan minoritas yang ikut mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pilkada Jakarta 2017. Yang menjadi motor kampanye adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDI Perjuangan, Charles Honoris, dan anggota DPRD Jakarta, Ima Mahdiah.

Kepada Tempo pada Sabtu, 14 Desember 2024, Ima mengaku mendekati pemilih minoritas di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Dari mereka, ia mengetahui ada pasangan calon yang memainkan politik identitas dan menyatakan bahwa Pramono-Rano tak mampu mewakili kelompok minoritas. Ima buru-buru memberikan penjelasan untuk menghalau isu tersebut.

Ima pun mendekati para pengusaha nonmuslim yang tinggal di kawasan perumahan tertentu agar mau memberikan dukungan untuk Pramono-Rano. “Mereka punya jaringan ke komunitas minoritas dan karyawannya pun banyak,” kata Ima.

Anggota tim inti pemenangan Pramono-Rano itu turut memetakan masalah yang dihadapi warga Jakarta. Ia mencontohkan, salah satu persoalan utama di Jakarta Barat dan Jakarta Timur adalah kurangnya ketersediaan air bersih. Isu ini lantas dibahas oleh Pramono dan Rano saat berkampanye di wilayah itu. 

Pramono Anung saat blusukan ke Sunter Agung, Tj Priok, Jakarta Utara, 26 September 2024. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Tim bayangan Pramono-Rano yang dipimpin seorang pegiat media sosial, juga relawan pendukung Joko Widodo pada 2014 dan 2019, turut mengorkestrasi pelbagai narasi di media sosial. Salah satunya membuat berbagai konten yang menonjolkan Ridwan Kamil dan Suswono adalah pasangan yang didukung Partai Keadilan Sejahtera.

Dua anggota tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono mendeteksi ada lebih dari 20 akun pendengung yang terafiliasi dengan Pramono-Rano yang saban hari menyerang pasangan nomor urut 1 itu. Juru bicara Pramono-Rano, Cyril Raoul Hakim, membantah bila tim udara Pramono disebut membidas lawan dengan kampanye hitam.

“Tim kami tidak pernah merekrut atau punya kebijakan menyerang siapa pun,” tutur Chico Hakim—panggilan Cyril—saat dihubungi pada Jumat, 13 Desember 2024. 

Di kubu Ridwan Kamil dan Suswono, upaya penetrasi ke berbagai komunitas di Jakarta tak berjalan mulus. Hasil exit poll Saiful Mujani Research and Consulting menunjukkan Ridwan-Suswono kalah perolehan suara di kelompok masyarakat Jawa dan Betawi. Di komunitas Sunda, Ridwan hanya menang tipis berselisih 1 persen atas Pramono. 

Empat petinggi partai Koalisi Indonesia Maju bercerita, sepanjang masa kampanye, Ridwan tak luwes berjejaring dan menyampaikan gagasan. Elite Partai Golkar tiga kali mengevaluasi gaya kampanye Ridwan. Seorang petinggi Golkar menuturkan, Ridwan tak mampu menonjolkan kemampuannya sebagai arsitek untuk membumikan ide-ide perbaikan tata kota. 

Gaya kampanye Ridwan, menurut sejumlah koleganya, tak konkret karena menggunakan pendekatan narasi media sosial. Salah satu program yang dikritik oleh Golkar adalah mobil curhat. Gagasan itu terkesan gimik belaka. 

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmuji tak membantah sejumlah evaluasi itu. Pernah memberi masukan kepada Ridwan lewat pesan teks saat masa kampanye, Sarmuji berharap Ridwan menyampaikan gagasan kampanye yang relevan dengan masalah warga Jakarta. “Tapi saya yakin Ridwan sudah bekerja,” kata Sarmuji kepada Tempo di Jakarta Selatan, Jumat, 13 Desember 2024.

PKS pun mengevaluasi kekalahan Ridwan-Suswono pada Kamis, 5 Desember 2024. Dua petinggi partai itu menyebutkan ada dua faktor pengurang suara menjelang hari pencoblosan. Pertama, dukungan dari pentolan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab. Pertemuan Suswono dengan Rizieq di Arab Saudi pada masa tenang ditengarai membuat pemilih minoritas bermigrasi ke pasangan lain. 

Seorang petinggi PKS menyebutkan kalangan internal partai sempat bersitegang soal ide pertemuan Suswono dengan Rizieq. Ia menyatakan PKS Jakarta berkukuh menggalang dukungan Rizieq untuk menarik suara pendukung Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta. Ketua PKS Jakarta Khoirudin enggan menanggapi informasi itu. “Sebaiknya bertanya kepada ketua tim sukses,” ujarnya lewat pesan pendek. 

Faktor kedua adalah dukungan terbuka Joko Widodo kepada Ridwan. Dukungan Jokowi ini mendorong suara pemilih PKS beralih ke Pramono Anung, yang mendapat dukungan dari Anies, khususnya di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Di Jakarta Selatan, Ridwan hanya menang di satu kecamatan. Begitu pula di Jakarta Utara. Sisanya disapu bersih oleh Pramono-Rano.

Leles Sudarmanto, Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah, mengaku enggan membantu memenangkan Ridwan Kamil-Suswono. Padahal ia diminta Jokowi membantu memenangkan pasangan itu. Ia pun diminta datang ke rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah. “Saya tiga kali dihubungi utusan Pak Jokowi, tapi saya bilang sedang tidak bisa,” ucap Leles.

Pendukung Jokowi di pilkada Jakarta 2012 serta pemilihan presiden 2014 dan 2019 itu tak sreg dengan cawe-cawe Jokowi dalam pencalonan Ridwan Kamil. “Sebagai pendukung lama, kami berharap Pak Jokowi soft landing, tak ikut campur dalam pilkada,” kata Leles. Jokowi belum menanggapi pertanyaan yang dikirim Tempo melalui seorang ajudannya hingga Sabtu, 14 Desember 2024. 

Sekretaris Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Basri Baco, tak mau berkomentar soal Jokowi yang menjadi salah satu faktor pengurang suara di pilkada Jakarta. “Banyak faktor, enggak bisa saya sebut satu-satu,” ucap Basri.

Egi Adyatama, Daniel A. Fajri, dan Advist Khoirunikmah berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Dalang Lokal di Rumah Sendiri"

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus