Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Tampilan sayuran yang segar, bersih, dan sehat tentu membuat para ibu tertarik membeli. Saat ini, produk sayuran dengan kriteria tersebut bisa didapat dengan harga “ramah” di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) di Jalan Raya Jakenan-Jaken KM 5 Pati, Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Produk-produk sayuran dan buah ramah lingkungan ini dikenalkan pada masyarakat dalam kegiatan bazar produk ramah lingkungan dalam acara Aksi Peduli Lingkungan Pertanian di Balingtan, Pati, 1-7 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inilah hasil upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian menghadirkan produk pertanian yang bersih dan sehat dengan melakukan inovasi teknologi ramah lingkungan, yang dapat diadopsi masyarakat petani secara luas. Salah satunya melalui teknologi remediasi dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Remediasi adalah kegiatan membersihkan permukaan tanah/lahan yang tercemar. Teknologi remediasi dikenalkan untuk mengatasi lahan pertanian yang tercemar bahan kontaminan, seperti pestisida dan logam berat. Biochar atau arang aktif yang dikombinasikan dengan kompos dapat minimalkan kontaminan pada produk pertanian.
“Kombinasi limbah pertanian biochar tongkol jagung dan pupuk kandang sapi atau ayam efektif sebagai bahan pembenah tanah untuk remediasi tanah sawah tercemar residu insektisida endosulfan,” tutur salah seorang peneliti Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan), Elisabeth Srihayu Harsanti.
Hasil penelitian Harsanti menunjukkan aplikasi biochar yang dikombinasikan dengan kompos pupuk kandang (pukan) mampu mempercepat penurunan α-endosulfan sekitar 66,5 persen pada biochar, pukan ayam (1:4), serta 70,9 persen pada biochar pukan sapi (1:4).
Dengan kombinasi yang sama, dapat meningkatkan tanaman padi dari 4,3 persen hingga 13,1 persen. Pemberian biochar dikombinasikan kompos pupuk kandang juga meningkatkan hasil biomassa sawi sekitar 5,5 persen sampai 26,2 persen.
Kebun Percobaan Balingtan telah menerapkan teknologi remediasi pada beberapa produk sayuran, antara lain bayam, selada, sawi, kubis, bunga kol, tomat, dan lain-lain. Hasilnya membuat konsumen cukup puas. Salah satunya, Elis, 48 tahun, menyatakan bunga kol yang dibeli dari Kebun Percobaan Balingtan awet dan tetap segar disimpan dalam kulkas selama tiga minggu.
Biochar pukan juga dikenalkan pada salah satu kelompok wanita tani perkotaan di Pati untuk menanam sayuran, seperti cabai, tomat, terong, bayam, juga seledri tanpa pestisida kimia.
“Tomat hasil panenannya awet, tetap segar, dan renyah disimpan dalam waktu lama,” kata Nurhayati, salah seorang anggota kelomok tani.
Pernyataan Elis dan Nurhayati tersebut menunjukkan produk pertanian yang ramah lingkungan dapat tampil lebih baik, awet, juga sehat dikonsumsi.(*)