Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL-Menteri Pendidikan Nadiem Makarim berpesan peringatan sumpah pemuda tahun ini dapat memicu anak muda mengembangkan sisi kreatif dan keinginan terus belajar pada seni dan kebudayaan bangsa. Salah satu esensi sumpah pemuda adalah dengan berkarya, karena karya yang dihasilkan pemuda-pemuda Indonesia menjadi bukti semangat sumpah pemuda masih terjaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mari nyalakan lagi semangat dari Kongres Pemuda 1928. Kita jawab keresahan dengan solusi, masa sulit ini harus menjadi pembelajaran, penguatan mental dan karakter, serta ruang kreativitas bagi kita semua," tutur Nadiem, dalam laman Instagramnya, Rabu, 28 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesan Menteri Nadiem telah dilakukan Lovely Natasha Xaviera Elysia. Gadis cilik berusia 10 tahun ini memukau masyarakat berkat kepiawaiannya dalam bidang merias atau make-up artist (MuA). Pelajar yang duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD) Terpadu Maarif Gunungpring, Muntilan, Kabupaten Magelang itu hobi merias sejak usia tujuh tahun. Dia belajar secara autodidak.
Semula Lovely hanya menggambar alis di atas kertas. Setiap pulang sekolah, ia langsung mengambil alat make-up dan belajar merias dirinya sendiri di depan cermin. Selanjutnya dia terus berlatih hingga dapat merias secara profesional. "Saya suka make-up setelah melihat ibu saya yang juga seorang MuA. Meski begitu, masih belum bagus. Baru saya belajar make-up sendiri, merias sendiri pertama kali saat kelas dua," ujarnya.
Lovely berpendapat, pentingnya anak-anak muda fokus latihan dan terus belajar agar bakat yang dimiliki dapat terus berkembang. “Daripada memiliki banyak minat, akan lebih baik untuk fokus hanya pada satu minat,” katanya.
Keisengan Lovely berlatih merias wajah ternyata mendapat perhatian dari sang ibu, Intan Christa. Dia pun terpukau melihat hasil riasan putrinya itu. Intan Christa mengatakan, untuk menumbuhkan karakter positif dalam diri anak, penting untuk melibatkan anak dalam aktivitas kebaikan yang dilakukan. “Anak-anak lebih melihat dan belajar siapa orang tuanya daripada apa yang kita ajarkan. Anak-anak lebih suka meniru apa yang mereka lihat,” ujarnya.
Menurut Intan, pola pengasuhan anak oleh orang tua menjadi salah satu hal yang krusial dalam membentuk karakter anak. “Kita juga perlu memberikan lingkungan pembelajaran terbaik, teladan terbaik, memperkenalkan nilai keberagaman, dan menanamkan rasa bangga menjadi anak Indonesia dalam diri anak,” katanya.
Dukungan Intan Christa terhadap putrinya Lovely di bidang kesenian sejalan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang meyakini, bukan hanya pendidikan akademis yang bisa menciptakan sumber daya manusia handal, tapi juga pendidikan penguatan karakter. Agar kelak terwujud sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul, berkompetensi global, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendikbud telah melakukan dua hal. “Pertama, Kami memasukkan nilai-nilai Pancasila pada program Belajar dari Rumah di TVRI,” kata Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Hendarman. Kedua, para orang tua yang mengambil alih peran guru dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) diharapkan menanamkan nilai-nilai karakter yang dilakukan secara realistis dan konkret di rumah.
Puspeka juga menyebarluaskan konten nilai-nilai Pancasila melalui berbagai media, termasuk melalui media sosial seperti Instagram @cerdasberkarakter.kemdikbudri, Facebook dan YouTube CerdasBerkarakterKemdikbud RI, laman https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id, dan tiktok @cerdasberkarakter. (*)