Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wali Kota Gorontalo Marten Taha bersemangat menghadiri perhelatan Forum Air Dunia (World Water Forum) ke 10 di Bali, 18–25 Mei 2024. Sejumlah acara sudah masuk dalam agenda yang bakal dihadiri dalam forum internasional tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Marten, banyak manfaat yang akan dia peroleh di dalam perhelatan itu. Kesempatan belajar dan berbagi pengetahuan, networking dan kolaborasi internasional, peningkatan kapasitas dan kompetensi lokal, promosi dan pariwisata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, pemerintah kota juga mendapatkan masukan tentang advokasi dan kebijakan, penguatan komunitas lokal, serta dukungan dan investasi. “Partisipasi dalam forum ini bisa membuka akses ke sumber pendanaan internasional dan hibah untuk proyek pengelolaan air,” kata Marten, Kamis, 16 Mei 2024.
Selama ini, berbagai organisasi internasional dan lembaga donor sering kali mencari proyek-proyek potensial yang bisa didukung. Dia mengaku sudah mempersiapkan rencana aksi perubahan iklim yang telah disusun bekerja sama UCLG-ASPAC. “Kami menyiapkan usulan serta perluasan jaringan perpipaan air minum yang dikelola Perumdam Muara Tirta Kota Gorontalo dengan total nilai investasi sekitar Rp100 miliar,” ujarnya.
Marten berharap Forum Air Dunia dapat menarik investor untuk berinvestasi dalam infrastruktur air di Kota Gorontalo. Sejumlah proyek yang ditawarkan, yakni sistem pengolahan air limbah, pembangunan waduk, dan jaringan distribusi air.
Di sektor pariwisata, Marten menginginkan ada investor yang mau mengembangkan situs bersejarah, Benteng Otanaha. “Mudah-mudahan ada investor yang berminat mengembangkan Benteng Otanaha sebagai peninggalan Bangsa portugis, sehingga menjadi aset budaya warga Gorontalo,” ucapnya.
Dari Benteng Otanaha, pengunjung dapat memandang Danau Limboto. Di danau ini Pemerintah Kota Gorontalo membangun pintu air untuk mengendalikan banjir.
Menurut Marten, Kota Gorontalo sering mengalami banjit dalam kurun lima, sepuluh dan 25 tahun. Pintu air akan mengatur luapan air danau agar tidak dibuang ke arah kota. Melalui pintu air ini pemerintah dapat mengantisipasi kekeringan. “Kami atur agar ketika air di Kota Gorontalo berkurang akan dialirkan melalui Sungai Bone dan Bolango yang menjadi sumber baku,” ujarnya.
Diketahui pengelolaan air di Kota Gorontalo melibatkan berbagai aspek mulai dari penyediaan, distribusi, hingga pengelolaan limbah air. Sumber utama air bersih berasal dari sumber air permukaan melalui Sungai Bone dan Sungai Bolango yang diolah oleh instalasi pengolahan air. Terdapat juga beberapa sumur bor yang dibuat untuk menambah pasokan air terutama di musim kemarau atau ketika permintaan meningkat.
Proses pengolahan air di Gorontalo dilakukan oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Muara Tirta Kota Gorontalo. Berdasarkan Audit BPKP atas kinerja PDAM pada 2022, cakupan pelayanan teknis baru mencapai 57,94 persen, dengan total pelanggan mencapai 31.139 pelanggan.
Dari total jumlah penduduk sekitar 204 ribu jiwa, masih ada masyarakat yang menggunakan sumur bor. Marten memastikan sebanyak 84,89 persen masyarakat sudah mendapatkan akses dasar air minum.
“Kemampuan ekonomi masyarakat juga mempengaruhi akses terhadap air. Masyarakat dengan ekonomi yang lebih baik biasanya mampu membayar biaya sambungan air dan tagihan bulanan PDAM, sementara masyarakat dengan ekonomi rendah mengalami kesulitan,” kata dia.
Pemerintah kota juga memberikan afirmasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah berupa pemasangan sambungan air secara gratis. “Biaya penyambungan sekitar Rp3 juta, kami berikan gratis sehingga mereka beralih ke PDAM,” ucap Marten.
Pemkot juga melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastrutur air agar bisa berfungsi dengan baik. Pada tahun 2020-2021 PDAM Muara Tirta mendapatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp107 miliar untuk infrastruktur sistem penyediaan air minum. Marten berusaha meningkatkan kesejahteraan warga dan memastikan pembangunan berkelanjutan.