Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat anak muda berkumpul di Pasar Modern Intermoda BSD City, Tangerang, pada Jumat pagi, 17 Maret 2023. Mereka berencana berkeliling ke sejumlah area di BSD City untuk melihat perkembangan yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat anak muda itu adalah Wira (@wiranurmansyah), Josefin Yaputri (@sefiiin), Yuki (@yukianggia), dan Bolang (@lostpacker). Selain bermukim di seputaran BSD, mereka cukup populer di media sosial sebagai traveller blogger. Karena itu, Sinar Mas Land mengajak mereka untuk menikmati BSD City selama dua hari dalam kegiatan BSD City Tour 2023, 17-18 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum journey dimulai, Bolang cs terlebih dahulu menjelajah beberapa area di Pasar Modern Intermoda, sebuah pasar yang tertata rapi dengan lapak-lapak penjual sayur-sayuran, buah, bumbu dapur, hingga daging di Lantai 2. Sedangkan Lantai 1 terdapat kios penjual pakaian, sepatu, hingga coffee shop. “Keren sih, sudah sesuai konsep kekinian. Apalagi sekarang sedang tren ngopi di pasar,” ujar Bolang.
Kelebihan pasar ini, Bolang melanjutkan, terhubung dengan stasiun kereta Commuter Line Cisauk serta terminal bus BSD Link. Sesungguhnya intermoda atau kawasan terintegrasi (Transit Oriented Development/TOD) telah diterapkan di sejumlah kota besar Indonesia. Namun tampaknya, Intermoda BSD City seluas 25 hektare tersebut lebih lengkap karena memasukkan pasar dalam konsep integrasi.
“Dengan kehadiran pasar modern Intermoda, Sinar Mas Land juga memberikan ruang kepada pelaku UMKM. Artinya, di sini terjadi multiplier effect, semua kalangan dapat menikmati pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Pendapat ini pun disetujui Yuki yang terkadang ikut orang tuanya berbelanja ke pasar ini. Kehadiran pasar modern dengan lapak-lapak tertata berhasil menghilangkan kesan kumuh pasar tradisional yang kerap becek dan bau. “Apalagi terkoneksi dengan transportasi publik seperti kereta dan bus, dan ada juga ojek atau taksi online. Kesan orang terhadap BSD yang harus dijangkau menggunakan kendaraan pribadi kini terhapus. Sekarang mudah dijangkau, kok.”
Puas berbelanja dan mengelilingi Pasar Modern Intermoda BSD City, mereka langsung menuju ke terminal bus BSD Link untuk memulai tur berkeliling BSD City. sesuai jadwal, tepat Pukul 10.40 BSD Link Electric Bus berwarna putih biru membawa Bolang cs beserta penumpang lainnya meninggalkan terminal.
Suara bus yang senyap serta tak ada gas buang pembuat polusi, menghasilkan kenyamanan pada penumpang. Melalui jendela bus yang luas, Yuki dan Sefin sangat menikmati berbagai bangunan di area BSD City.
“Aku tuh selama ini selalu duduk di kursi belakang mobil, nggak ngeh ternyata BSD udah berkembang seperti ini,” ucap Yuki sambil menggeleng heran. “Aku pun baru tahu ternyata ada BSD Link yang keliling BSD. Kalau tahu, aku mungkin nggak harus repot bawa mobil pribadi. Ya ampun, ke mana saja aku selama ini.”
Wira ikut mengapresiasi keberadaan Bus Link elektric ini. “Hebatnya lagi, naik bus ini gratis. Bahkan di setiap tiang dekat kursi ada fasilitas charger. Kalau hape kita lowbatt, tinggal colok saja,” katanya.
Menurut Wira, kehadiran Bus Link electric (biru) maupun Bus Link bahan bakar konvensional (merah) menjadi nilai tambah di BSD City, bahwa kawasan ini sekarang semakin ramah untuk seluruh kalangan masyarakat.
Setelah puas melihat-lihat berbagai kawasan di BSD City dari atas Bus Link, empat anak muda ini mendarat di The Breeze, sebuah mal terbuka yang sarat dengan penghijauan. Selain bermain boling di SpinCity, mereka menikmati makan siang di resotran oriental, Wee Nam Kee.
The Breeze adalah satu lokasi hang out favorit Yuki. “Tempat ini pet friendly. Kita bisa bawa hewan kesayangan, jadi aku sering bawa kucing kalau ke sini,” katanya.
The Breeze memang didirikan pada 2013 mengusung konsep Mal Without Wall. Sinar Mas Land bisa disebut sebagai pelopor konsep tersebut. The Breeze yang berada di atas lahan seluas 13,5 hektare memberikan pengalaman baru bagi pengunjung. Bangunan tenant bersisian dengan pepohonan membuat kawasan ini tampak hijau. Selain ramah hewan, banyak pula cyclist datang ke mal ini sambil menenteng sepeda mereka.
Selanjutnya, perjalanan empat pemuda ini berlanjut Botanical Park yang berada di dalam kawasan perumahan Nava Park. Botanical Park dengan luas sekitar 10 hektare ini dikhususkan untuk penghuni perumahan saja. Ini merupakan fasilitas bagi penghuni yang dapat memanfaatkan Botanical Park untuk berbagai kegiatan seperti bersepeda, jogging, atau melihat burung-burung (bird viewing).
Setelah melihat berbagai fasilitas di Nava Park, akhirnya Bolang cs berkesempatan menghabiskan sore dengan bermain di Xtreme Park. Di arena bermain seluas 5 hektare ini, mereka memilih permainan memanah, mengendarai ATV, serta mencoba balapan di atas gokart.
“Seru perjalanan kita hari ini. Setelah keliling, aku semakin kagum, ternyata BSD sudah berkembang pesat,” ucap Sefin yang sempat meninggalkan BSD untuk berkuliah di Universitas Indonesia, Depok.
“Dulu, aku paling malas kalau harus pulang ke BSD karena disebut kawasan jin buang anak. Kendaraan pun susah. Tapi sekarang sudah berubah banget, transportasi lebih mudah, tempat nongkrong juga banyak. Bahkan, sekarang justru orang-orang dari Jakarta atau daerah lainnya datang ke BSD untuk mencari hiburan, keren sih BSD,” tutur Sefin mengacungkan dua jempolnya. (*)