Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ASIH Siapkan Strategi Majukan Pariwisata Jabar

Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie (ASIH) mendengarkan aspirasi pengusaha dan merancang kebijakan strategis untuk memajukan pariwisata Jawa Barat.

8 November 2024 | 16.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu, bersama pasangannya Ilham Habibie (ASIH), berkomitmen untuk meningkatkan sektor pariwisata di Jawa Barat dengan mengedepankan kolaborasi serta strategi pembangunan yang berbasis aspirasi pengusaha. Syaikhu menerima berbagai masukan dari Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jabar dan 26 asosiasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dalam pertemuan yang digelar di Gedung PHRI Jawa Barat, Kota Bandung, pada Selasa, 5 November 2024. Para pengusaha menyampaikan berbagai tantangan serta peluang yang dihadapi industri pariwisata di provinsi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua GIPI Jawa Barat, Herman Muchtar, mengungkapkan perlunya peningkatan promosi pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. "Di sektor pariwisata ini, promosi harus ditingkatkan, baik untuk pasar mancanegara maupun domestik, sesuai dengan segmen pasar provinsi Jawa Barat," ujar Herman. Ia menekankan pentingnya promosi yang lebih terarah untuk mengangkat daya tarik Jawa Barat, terutama dalam memasarkan potensi wisata alam dan budaya yang beragam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, Herman juga menyoroti persoalan infrastruktur transportasi yang dinilai masih menjadi kendala dalam memajukan sektor pariwisata di Jawa Barat. Ia menyebutkan bahwa pengembangan transportasi darat, seperti penambahan fasilitas kereta cepat Whoosh, harus diiringi dengan optimalisasi transportasi udara. Saat ini, Bandara Kertajati masih belum mencapai target penerbangan yang diharapkan, dengan hanya kurang dari sepuluh penerbangan aktif dari target 32 penerbangan. Bandara Husein Sastranegara pun tidak lagi memiliki penerbangan komersial, yang berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Barat.

Lebih jauh, Herman mengangkat isu pengisian jabatan struktural di sektor pariwisata, di mana seringkali posisi penting ditempati oleh pejabat yang bukan berlatar belakang pariwisata. “Kadang kala mereka bukan dari bidang pariwisata, melainkan dari dinas lain. Sebaiknya mereka perlu magang di sektor pariwisata agar memahami dunia pariwisata,” ujarnya. Ia juga menambahkan, “Jika kita ingin pariwisata menjadi lokomotif ekonomi Jawa Barat, penting untuk membangun kolaborasi antar lembaga.”

Menanggapi aspirasi tersebut, Ahmad Syaikhu menyatakan kesiapannya untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi besar Jawa Barat. Menurutnya, pariwisata Jawa Barat memiliki daya tarik luar biasa, mulai dari keindahan alam, keramahan penduduk, hingga keragaman budaya. "Mulai dari potensi alamnya yang luar biasa, potensi keramahan penduduknya juga ini menjadi daya tarik sendiri, lalu keragaman budaya di beberapa tempat yang berbeda," ujar Syaikhu. Ia menekankan bahwa kekayaan ini harus dikelola secara optimal dengan dukungan infrastruktur yang memadai.

Syaikhu juga setuju dengan pentingnya penguatan akses transportasi untuk mendukung pariwisata. Ia menyoroti bahwa transportasi merupakan faktor krusial dalam pengembangan pariwisata, terutama akses menuju destinasi utama di Jawa Barat. "Potensi-potensi yang besar ini perlu terobosan, salah satunya dengan mengatasi masalah transportasi. Oleh karena itu, kebijakan ke depan harus mendorong percepatan optimalisasi bandara Kertajati," ujarnya. Menurutnya, optimalisasi bandara akan menjadi kunci dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional.

Mengenai isu birokrasi, Syaikhu sejalan dengan pandangan para pengusaha bahwa jabatan di sektor pariwisata sebaiknya diisi oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan latar belakang di bidang tersebut. “Artinya the right man in the right place. Harus orang-orang yang lulus dari akademi pariwisata sehingga paham betul kondisi di lapangan terkait dengan kepariwisataan yang ada di Jawa Barat,” ujarnya. Langkah ini diyakini akan mempercepat realisasi berbagai program serta memperbaiki sistem pelayanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan industri pariwisata.

Pasangan ASIH juga mengusung konsep Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh sebagai prinsip kolaborasi yang menjadi landasan utama dalam program kerja mereka untuk memajukan Jawa Barat. Syaikhu menjelaskan bahwa visi ini bukan hanya sekadar slogan, melainkan komitmen nyata untuk menghadirkan kebijakan yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. “Makanya dalam visi sangat tertera jelas, membangun Jawa Barat ke depan untuk bisa maju itu yaitu dengan prinsip orang Sunda yaitu Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, jadi apa yang tertera Jabar Asih bukan hanya sekedar singkatan,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Syaikhu menyampaikan apresiasinya kepada GIPI dan PHRI yang telah berperan aktif dalam membangun industri pariwisata di Jawa Barat. Ia mengungkapkan bahwa dengan adanya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, pariwisata dapat menjadi sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Jawa Barat. (*)

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus