Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham melalui pembayaran dividen interim sebesar Rp 135 per lembar saham dengan total nilai mencapai Rp 20,33 triliun, pada Rabu, 15 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, keputusan pembagian dividen ini merupakan wujud nyata dari dedikasi BRI untuk memberikan keuntungan berkelanjutan bagi para pemegang saham, terutama negara sebagai pemegang saham mayoritas. Menurutnya, langkah ini mencerminkan keyakinan BRI terhadap fundamental bisnis yang kuat serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah wujud pembuktian bahwa BRI berkomitmen untuk create value dan memberikan keuntungan nyata kepada pemegang saham, terutama bagi negara sebagai pemegang saham mayoritas,” ujarnya.
Dalam struktur kepemilikan saham BRI, diketahui negara menguasai 53,19 persen saham atau setara dengan 80,61 miliar lembar saham perseroan. Sisanya, sebesar 46,81 persen atau setara dengan 70,95 miliar lembar saham dimiliki oleh publik. Dengan demikian, dari total dividen interim Rp20,33 triliun, negara menerima Rp10,88 triliun, sementara pemegang saham publik mendapatkan Rp9,45 triliun.
Pembagian dividen ini bukan hanya memberikan manfaat langsung bagi negara sebagai pemegang saham mayoritas, tetapi juga bagi masyarakat umum yang menjadi pemegang sahamr itel. Seperti diketahui bahwa jumlah pemegang saham BBRI merupakan yang terbanyak di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah mencapai 653.251 pemegang saham per-Desember 2024 lalu. Dengan peningkatan pemegang saham tersebut, maka jumlah yang menikmati keuntungan BRI juga akan semakin banyak.
Sunarso menambahkan, pertimbangan BRI membagikan dividen interim ini menunjukkan keberhasilan BRI dalam menjaga kinerja keuangan yang didukung oleh modal kuat dan likuiditas memadai. Sebagaimana ditunjukkan oleh rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengelolaan likuiditas internal yang baik. Hal ini ditunjukkan dari CAR BRI per September 2024 yang mencapai 26,76 persen dan Loan Deposit Ratio (LDR) Bank yang terjaga di level 89,18 persen.
“Dengan likuiditas yang memadaidan permodalan yang kuat tersebut, BRI masih memiliki ruangyang cukup untuk tumbuh lebih baik,” ujar Sunarso.
Selain menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia, hal ini juga menunjukkan konsistensi BRI dalam menjalankan transformasi bisnisnya. Tidak hanya untuk mempertahankan kinerja, tetapi juga menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan seluruh stakeholder. Dengan fundamental yang kuat, BRI optimis dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi nasional. (*)