Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

info-tempo

BRI Membekali UMKM Desa Nepo dengan Teknologi Digital

Kacang Nepo kini telah menghasilkan pendapatan hingga belasan juta per bulan menjadi sumber pendapatan utama bagi Suparman dan beberapa warga

25 November 2024 | 20.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO BISNIS – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui program Desa BRILiaN membekali UMKM Desa Nepo dengan teknologi digital, salah satunya melalui QRIS. Melalui teknologi ini, memungkinkan sistem pembayaran non-tunai dan memudahkan akses ke pasar yang lebih luas.

"Untuk pemasaran di toko lokal dan supermarket, sekarang semakin mudah dengan QRIS," kata Suparman, pengusaha lokal asal Desa Nepo, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan yang memproduksi camilan "Kacang Nepo". Penggunaan teknologi ini, kata dia, membuat proses transaksi lebih cepat dan memudahkan konsumen dalam berbelanja.

Suparman mengatakan, Program Desa BRILiaN dari BRI yang sudah diikutinya sejak 2023 memberikan dampak signifikan bagi perkembangan usahanya. Selain dibekali dengan teknologi digital, BRI juga memberikan pelatihan khusus dan kolaborasi dengan Politeknik Pariwisata untuk membantu Suparman meningkatkan kualitas produk, terutama pada aspek rasa dan pengemasan, sehingga lebih kompetitif di pasar.

Berkat pemberdayaan ini, produk Kacang Nepo kini tampil lebih menarik dan dikenal luas. Saat ini, Kacang Nepo hadir dalam berbagai varian rasa unik, seperti kacang crispy, kacang sembunyi dengan gula pasir, kacang disco, kacang tempe, dan lainnya yang menghadirkan cita rasa gurih dan renyah.

Suparman mengatakan, Kacang Nepo kini telah menghasilkan pendapatan hingga belasan juta per bulan menjadi sumber pendapatan utama bagi Suparman dan beberapa warga yang ia pekerjakan. Dengan semakin banyaknya permintaan, Suparman berharap bisa memperluas tim dan mengajak lebih banyak warga terlibat dalam produksi. "Harapannya, UMKM di desa kami semakin maju dan semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya," kata dia.

Dia pun berharap agar produk lokal seperti Kacang Nepo tidak hanya dikenal di lingkup lokal, tapi bisa menjadi ikon kuliner khas Desa Nepo yang dikenal lebih luas. "Kami ingin kacang yang keluar dari desa ini dalam bentuk kemasan yang punya nilai tambah, bukan sekadar bahan mentah lagi," ujar dia. Dengan produk yang semakin diminati, Suparman bermimpi membawa Kacang Nepo ke pasar nasional. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus