Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bupati Jombang Hadiri Rakor Ketahanan Pangan Jawa Timur

Bupati Jombang, Warsubi, menyimak penjelasan Gubernur Jatim yang optimistis produksi padi 2025 mampu mencapai 12,7 juta ton. Infrastruktur irigasi, alsintan, dan koordinasi daerah jadi kunci.

14 Maret 2025 | 21.51 WIB

Dari kiri) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan; Menteri Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI; Agus Harimurti Yudhoyono dan Bupati Jombang, Warsubi (kedua kanan) berfoto bersama saat Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, 14 Maret 2025. Dok. Pemkab Jombang
material-symbols:fullscreenPerbesar
Dari kiri) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan; Menteri Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI; Agus Harimurti Yudhoyono dan Bupati Jombang, Warsubi (kedua kanan) berfoto bersama saat Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, 14 Maret 2025. Dok. Pemkab Jombang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMO BISNIS - Bupati Jombang, Warsubi, menghadiri Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Jumat, 14 Maret 2025. Rakor ini dipimpin Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono; serta Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai pemimpin rapat, Gubernur Khofifah optimistis Jawa Timur mampu mempertahankan posisi sebagai produsen padi tertinggi secara nasional pada 2025. Ia menargetkan total produksi Gabah Kering Panen (GKP) mencapai 12,7 juta ton, sesuai target pemerintah pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu upaya pencapaiannya adalah optimalisasi 488.379 hektare lahan kurang produktif dengan dukungan infrastruktur irigasi yang memadai. "Jika lahan kurang produktif bisa terairi dengan baik, target produksi 12,7 juta ton GKP bisa kita capai," ujar Khofifah.

Optimisme itu didasarkan pada pencapaian Jawa Timur sebagai produsen padi terbesar di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Produksi GKP Jatim tercatat 9,94 juta ton pada 2020, 9,79 juta ton (2021), 9,53 juta ton (2022), dan 9,71 juta ton (2023).

Meski demikian, Khofifah menekankan perlunya langkah konkret untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang lebih efisien. Ia mencontohkan, penggunaan combine harvester dan dryer dapat mengurangi kehilangan hasil panen (losses) serta meningkatkan kualitas gabah menjadi premium.

"Kalau gabah tidak dikeringkan dengan baik, kadar airnya tinggi dan broken-nya juga tinggi. Seharusnya premium, malah turun jadi medium," ucap dia.

Selain padi, Jawa Timur juga menjadi produsen utama jagung, kedelai, bawang merah, cabai besar, dan cabai rawit. Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Khofifah memastikan stok komoditas tersebut dalam kondisi aman dan surplus.

Ia menegaskan pentingnya dukungan infrastruktur untuk ketahanan pangan, seperti irigasi, bendungan, dan waduk. "Kami berharap dukungan dari Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan untuk mempercepat swasembada pangan," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan produksi beras Januari–April 2025 mencapai 13,95 juta ton, sementara konsumsi nasional pada periode yang sama 10,36 juta ton. Dengan demikian, terjadi surplus 3,59 juta ton, atau lebih tinggi 2,79 juta ton dibanding tahun sebelumnya.

Zulkifli juga menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan dalam mencapai swasembada pangan. Ia meminta para bupati aktif mengawasi panen raya dan mengoordinasikan kondisi di lapangan.

Menjelang HBKN, ia juga meminta kepala daerah memantau harga bahan pokok agar kenaikan dapat segera dikendalikan. "Saya minta para bupati turun langsung, manfaatkan aparat kecamatan dan desa, dan lakukan koordinasi dalam dua minggu ini," ujarnya.

Adapun, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menegaskan komitmennya dalam optimalisasi infrastruktur irigasi guna mendukung ketahanan pangan. "Infrastruktur menjadi faktor kunci dalam pembangunan daerah. Kami siap mengoptimalkan saluran irigasi untuk mendukung ketahanan pangan," tuturnya.

Ia menyoroti dua proyek infrastruktur utama di Jawa Timur yang mendukung ketahanan pangan, yakni Bendungan Bagong di Trenggalek dan Bendungan Karangnongko di Bojonegoro. (*)

Sandy Prastanto

Sandy Prastanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus