Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Suryani menggandeng putranya, keluar dari Gang Kampus yang berada di sisi utara kampus IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta) Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Selasa pagi, 11 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mau ke puskesmas,” ujarnya. Ia kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan langsung swafoto dengan latar bangunan bernuansa rumah adat Betawi. “Iseng aja. Sekarang jadi makin bagus trotoarnya, ada taman,” katanya sambil tersipu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suryani mengaku sempat bingung melihat banyak “Pasukan Oranye” atau petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) mondar-mandir di kawasan tersebut selama beberapa bulan. “Ada yang bersih-bersih, ada yang nge-cat, ada yang nurunin tanaman. Ternyata hasilnya seperti ini, cantik, jadi warna-warni,” ucapnya.
Keberadaan PPSU sebenarnya merupakan upaya Kelurahan Lenteng Agung agar lahan kosong dimanfaatkan. Hasilnya kini memang lebih tertata. Terlihat berbagai tanaman hias disusun dengan cantik. Sedangkan di sebuah tembok sisi utara terlukis rumah adat Betawi dengan kombinasi warna kuning dan hijau, bahkan ditambahkan atap dengan ornamen gigi balang. Di sisi kanan, terpacak tulisan “Taman Selfie Lenteng Agung”.
Dalam laman selatan.jakarta.go.id disebutkan, penataan kawasan di dekat Flyover Tapal Kuda Lentang Agung itu, berlangsung sejak April dan rampung seratus persen pada Juni 2023. “Telah selesai dikerjakan di atas lahan milik Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta seluas 8x30 meter. Penataan ini ditujukan sebagai antisipasi, jangan sampai dijadikan tempat parkir liar atau tempat PKL (Pedagang Kaki Lima) nongkrong,” ujar Lurah Lenteng Agung Ahmad Hasan Husaini.
Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan, juga berupaya mempercantik kawasannya. Menurut Lurah Pela Mampang Yunaenah, salah satu titik yang direvitalisasi yakni di Jalan Bangka X Ujung, RT 04/RW 07, berdekatan dengan lokasi kantor kelurahan.
Di lokasi tersebut terdapat selter yang sudah usang. Akhirnya, pihak kelurahan memutuskan untuk mempercantik tempat tersebut. “Sekarang kita sudah tata dengan sedemikian rapi. Ada aneka ragam vertical garden yang membuat suasana sejuk saat memasuki wilayah Kelurahan Pela Mampang," tutur Yunaenah dinukil dari kanal YouTube Jakarta Selatan.
Lokasi penataan selter tersebut sepanjang 15 meter, dengan lebar 2,5 meter. Pengerjaannya berlangsung selama tiga bulan, Juli-September 2023, dibantu oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait dan keterlibatan warga sekitar.
Penataan kawasan tidak hanya berlangsung di kelurahan-kelurahan Jakarta Selatan, melainkan juga di berbagai wilayah lainnya. Misalnya, pada Selasa, 10 Oktober 2023, Lurah Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Adith Pratama, turun langsung meninjau penataan kawasan di sepanjang Jalan Siantan RW 08. Penataan kawasan dilakukan dengan gambar mural dan menanam pohon-pohon hias di sepanjang jalan sekitar 300 meter.
Pada bulan sebelumnya, Pasukan Oranye juga mempercantik tiga jalur hijau di Jalan Raya Srengseng. Tepatnya di wilayah RT 01/RW 01 atau seberang kantor Kelurahan Srengseng, dengan lebar satu meter dan panjang 20 meter. Kemudian di RT 02/RW 05, selebar satu meter dengan panjang 25 meter, serta di RT 03/ RW 04 selebar satu meter dengan panjang 22 meter.
Adith menjelaskan, penataan dimulai dengan merapikan tepi saluran air, dilanjutkan menggemburkan tanah, serta penanaman jenis tanaman hias dan umbi-umbian. Salah satu tanaman hias yang ditanam jenis philo kuning. “Penataan dilakukan dalam rangka mempercantik kawasan dan menghijaukan lingkungan,” paparnya sebagaimana dimuat Berita Jakarta.
Demikian pula kelurahan-kelurahan di Jakarta Utara, tak ketinggalan menata kawasannya. Sebagai contoh di Kelurahan Koja, tepatnya di bantaran Kali Sunter, Jalan Cipeucang 1. Kawasan ini sebelumnya menjadi lahan kosong dan terbengkalai, sehingga terlihat kumuh. Apalagi ditambah kehadiran pedagang liar.
“Setelah Pak Pj Gubernur bilang untuk menata lingkungan, kami akhirnya memilih Cipeucang itu. Pengerjaannya sejak awal 2023 dan selesai sekitar Maret lalu. Kita kasih penerangan, paving block, ada taman juga. Dan kita tidak kerja sendiri, tapi dibantu banyak dinas terkait seperti Dinas Bina Marga, Dinas SDA (Sumber Daya Air), Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian), juga melibatkan PPSU. Ahirnya rampung, dan sekarang semakin banyak warga memanfaatkan untuk olah raga, jalan santai,” urai Lurah Koja Frimelda Novitara.
Taman Cipeucang berukuran 13x27 meter tersebut berada di wilayah RW 12. Sedangkan lokasi penataan kawasan berikutnya berada di RW 07, tepatnya di kolong tol Koja (Tol Akses Priok). Pengerjaannya berlangsung pada April 2023 atau di Triwulan II dengan menanami berbagai sayuran seperti sawi, kangkung darat, dan cabai.
“Panen setiap bulan, sampai sekarang sudah lima kali panen. Hasil panen dinikmati bersama seluruh jajaran di kelurahan dan warga sekitar,” imbuh Frimelda.
Sebenarnya, tidak seluruh lahan di kolong tol dapat dimanfaatkan, karena kawasan tersebut sangat sulit mendapat air. “Tidak seperti di kolong tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu), kalau di sana pas di pinggir kali. Di sini hanya ada got. Tapi enggak apa, kita berbuat saja, yang penting bisa menciptakan kawasan yang hijau sesuai amanat Pak Pj Gubernur. Bapak (Heru Budi Hartono) itu paling senang lihat yang hijau, daerah yang hijau,” bebernya.
Penataan kawasan kelurahan sepanjang 2023 merupakan implementasi amanat Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Berawal pada 18 Oktober 2022 di Taman Ismail Marzuki, ia meminta para lurah memotret kawasannya yang kotor, lalu dibersihkan.
Penataan kawasan juga sebelumnya tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 1278 Tahun 2021 tentang Rincian Tahapan dan Daftar Kinerja Pada Jabatan Camat Lurah. Selanjutnya diturunkan dalam SE Sekda Nomor 14 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Penilaian Kinerja Camat dan Lurah Melalui Scorecard, serta SK Sekda Nomor 30 Tahun 2022 tentang Lokasi Penataan Kawasan Tingkat Kelurahan Tahun 2023.
Penataan kawasan kelurahan ini juga diawasi Tim Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari Biro Pemerintahan bersama Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah, serta Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta.
Monitoring dan Evaluasi (monev) dijalankan dengan dua cara. Pertama, secara daring, dengan kegiatan monev mingguan virtual untuk melihat progres setiap kelurahan. Juga melalui Sistem Informasi e-TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang Biro Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta mendapat akses untuk memantau capaian penataan kawasan di tiap kelurahan. Selain itu, terdapat dasbor penataan kawasan yang dapat diakses melalui superapp JAKI (Jakarta Kini).
Sedangkan monev kedua, dengan cara meninjau langsung ke lokasi penataan kawasan. Dalam proses ini, Pj Guberur Heru kadang ikut terjun meninjau langsung. Demikian pula Biro Pemerintahan juga kerap menyambangi sejumlah kawasan pada triwulan tertentu. Penataan kawasan di tiap kelurahan lazimnya terbagi menjadi empat triwulan dalam setahun, untuk mengukur seberapa jauh kemajuan penataan kawasan yang sudah dijalankan kelurahan.
Adapun segmentasi penilaian meliputi tiga faktor: Bersih, Hijau, dan Tertib. Untuk faktor Bersih, maka kawasan kelurahan tidak kotor oleh sampah, memiliki tempat sampah pilah, memiliki saluran air bersih dan berfungsi baik, tidak terdapat coretan liar atau aksi vandalisme, serta sarana dan prasarana milik Pemprov DKI terawat dengan baik.
Untuk faktor Hijau, harus terdapat pohon atau tanaman di lokasi penataan kawasan. Selain itu, pohon atau tanaman tersebut terawat dengan baik.
Sedangkan faktor ketiga, Tertib, maka di kawasan penataan tidak boleh terdapat PKL (pedagang kaki lima) liar. Kemudian, tidak terdapat parkir liar serta tidak menimbulkan ‘polusi mata’ akibat spanduk atau baliho liar.
Hingga saat ini, Heru Budi mengungkapkan, ada 267 lokasi yang telah ditata rapi di seluruh kelurahan di Jakarta. Selain lurah, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta beserta suku dinasnya di enam wilayah pun melakukan penataan dan penanaman pohon di lokasi yang membutuhkan.
Heru menegaskan, penataan kawasan termasuk dalam upaya memperbaiki kualitas udara di Jakarta, karena dalam penataan tersebut juga ditanami pohon-pohon. Dengan begitu, ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta bertambah luas.
"Selain mempercepat penggunaan motor dan mobil listrik serta bahan bakar yang ramah lingkungan, kita juga upayakan memperbaiki kualitas udara dengan kegiatan penataan kawasan ini yang turut menambah jumlah RTH di Jakarta," jelasnya pada Juni silam, seperti dimuat dalam Berita Jakarta.
Adapun hasil penilaian yang dilakukan tim monev di Pemprov DKI, nantinya akan menjadi dasar pemilihan kelurahan dengan penataan kawasan terbaik. Pada Januari lalu, telah terpilih 17 kelurahan terbaik 2023 (dari hasil penilaian pada 2022). Kelurahan yang terpilih antara lain Kampung Bali, Paseban, Kebon Jeruk, Kembangan Selatan, Jatinegara, hingga Pulau Pari dan Pulau Panggang di Kabupten Kepulauan Seribu.
Berkat kegigihan seluruh jajaran Pemprov DKI sampai tingkat kelurahan untuk penataan kawasan, lima wilayah kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu di Provinsi DKI Jakarta meraih penghargaa Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, pada 28 Februari 2023,
Tak heran, dalam akun Instagram Wali Kota Jakarta Pusat, Senin, 9 Oktober 2023, Wali Kota Dhany Sukma gencar meninjau lima wilayahnya, yakni Pasar Palmerah, SMAN 35, Stasiun Cikini, Puskesmas Menteng dan Kali Gresik. “Saya berharap, Jakarta Pusat dapat meraih piala Adipura 2023 dan mempertahankannya, agar Jakarta Pusat menjadi kota yang bersih, sejuk, aman, erta tenteram,” pungkasnya. (*)