Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cita-Cita Luhur lewat Kesenian Musik Danglung

Musik Danglung sebagai bagian dari kesenian khas Lumajang tidak hanya menyimpan nilai seni tinggi, namun juga nilai edukasi serta ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat.

24 Juli 2018 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adalah Zainul Arifin, seorang seniman asal Lumajang, Jawa Timur yang memiliki mimpi menyebarkan pemahaman positif mengenai kearifan lokal kepada masyarakat di sekitarnya. Berawal dari kegiatan desa wisata yang digagasnya, ia terus berupaya menumbuhkan rasa nasionalis dan cinta terhadap kekayaan bangsa lewat seni dan budaya. Salah satu jenis kesenian yang diperkenalkannya kepada masyarakat adalah Musik Danglung, seni musik khas Lumajang.

Awalnya, Zainul sempat mendapatkan resistensi dari warga masyarakat di sekitarnya. Bahkan, ia dianggap menyebarkan ajaran sesat dan sempat dijauhi oleh tetangga-tetangganya. Namun, salah satu penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2016 ini konsisten dengan cita-cita positif yang ia upayakan agar terwujud. Ia terus memberikan pemahaman serta kesadaran kepada masyarakat bahwa seni musik, dalam hal ini Kesenian Danglung adalah sebuah media yang efektif mempersatukan masyarakat.

Musik Danglung adalah kesenian tradisional khas Lumajang yang sudah dikenal sejak tahun 50-an. Pada dasarnya, Musik Danglung diisi dengan beragam instrumen seperti Gong, Kendang, terompet, Kentongan, Jidor, dan Gamelan. Selintas, irama yang dimainkan adalah perpaduan antara musik khas Jawa dan nada-nada khas etnis Madura. Warisan musik tradisional ini biasanya mengiringi sejumlah tarian khas Lumajang seperti Jarankencak, Tari Topeng Kaliwungu, dan beberapa lainnya.

Zainul memilih Musik Danglung sebagai bagian dari program gagasannya yang bertajuk “Pengenalan Pendidikan Kearifan Lokal melalui Sadar Wisata dan Musik Tradisional Daerah” karena sejumlah alasan. "Dalam program ini, musik saya tempatkan sebagai entry point karena me-miliki nilai strategis dalam mengembangkan budaya sekaligus menguatkan forum komunikasi antar umat beragama dalam melestarikan seni dan budaya," kata Zainul dalam sebuah perbincangan.

Zainul ingin lebih jauh lagi melangkah melalui program kesenian serta sadar wisata yang menjadi kegiatannya. Menurutnya, masyarakat adalah subyek pemberdayaan yang sangat perlu mendapatkan pencerahan untuk dapat mandiri. Beberapa diantaranya dapat dimulai dari kegiatan kesenian yang juga mendukung pariwisata di wilayah Lumajang ini. Mimpi Zainul pun berlanjut terwujud dalam berbagai kegiatan seperti peluncuran Kampung Kreatif Dingklik, kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional, bahkan program sertifikasi bagi para pemandu wisata dari kelompok sadar wisata bersama Kementerian Koperasi Republik Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut lagi tentang generasi muda kreatif lainnya dalam program SATU Indonesia Awards, silakan kunjungi website www.satu-indonesia.com.

BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dian Andryanto

Dian Andryanto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus