Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemnaker Dorong Pemerataan Kualitas Instruktur di Indonesia

Kemnaker akan mewujudkan instruktur yang kompeten, profesional, dan mampu mentransfer pengetahuan dan keterampilannya.

25 Oktober 2019 | 17.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kompetisi Kompetensi Instruktur Nasional (KKIN) VII Tahun 2019 di BLK Samarinda, Kalimantan Timur, pad Kamis, 24 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL — Kementerian Ketenagakerjaan telah menyelenggarakan Kompetisi Kompetensi Instruktur Nasional (KKIN) VII Tahun 2019. Salah satu tujuan kompetisi ini adalah mendorong pemerataan kualitas instruktur pelatihan nasional, baik instruktur di BLK (pemerintah), LPK Swasta, maupun training center industri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bagaimana kompetisi ini telah menjadi momen sharing pengetahuan kita yang ada di balai-balai besar, balai-balai pusat, untuk teman-teman (instruktur) di daerah," kata Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat, saat menutup KKIN VII Tingkat Nasional Tahun 2019 di BLK Samarinda, Kalimantan Timur, pada Kamis malam, 24 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kunjung menjelaskan, peningkatan SDM nasional didasarkan pada tiga komponen, yakni kualitas, kuantitas, dan persebaran. Ketiga komponen tersebut juga berlaku untuk instruktur, di mana kualitas, kuantitas, dan persebaran instruktur harus merata hingga ke tingkat daerah.

"Oleh karena itu, pembinaan terhadap instruktur akan selalu dilakukan dan ditingkatkan untuk mewujudkan instruktur yang kompeten, profesional, dan mampu mentransfer pengetahuan dan ketrampilannya," ucap Kunjung.

Ke depan, KKIN ini pun akan terus diselenggarakan untuk mendorong pemerataan kualitas serta keterlibatan instruktur dari BLK dan LPK Swasta. "Karena, meskipun competitiveness kita mulai seimbang, tapi bagaimana ke depan ini kita bisa bersama-sama moving forward," katanya.

Selain itu, Kunjung juga berpesan bahwa dalam menghadapi tantangan teknologi dan informasi di era digitalisasi, para instruktur juga harus menyesuaikan diri. Instruktur diharapkan mampu mengembangkan program pelatihan maupun metodologi pelatihan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

"Dengan perubahan teknologi yang cepat, para instruktur harus menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan teknologi yang ada," ujarnya.

Dalam laporan pelaksanaan KKIN, Ketua Pelaksana sekaligus Kepala BLK Samarinda, Andri Susila, mengatakan KKIN VII yang diselenggarakan merupakan grand final, di mana sebelumnya telah dilakukan KKIN di tingkat regional. Kompetisi ini diikuti 108 orang instruktur dari seluruh Indonesia.

Dari 108 peserta yang mengikuti babak final, diambil lima orang peserta terbaik dari masing-masing bidang kompetisi untuk masuk ke babak grand final, dan selanjutnya diambil tiga orang peserta terbaik untuk ditetapkan sebagai juara I, II, dan II.

Ada sembilan bidang yang dikompetisikan dalam KKIN VII. Di antaranya pengelasan, otomotif kendaraan ringan, instalasi listrik, tata busana teknik pendingin dan tata udara, elektronika, desain grafis, perancangan rekayasa mekanik CAD, dan solusi perangkat lunak teknologi informasi untuk bisnis.

"Dengan terpilihnya para juara dari masing-masing bidang kompetisi, maka dapat dikatakan bahwa output dari kegiatan ini dapat tercapai dengan baik," kata Andri. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus