Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala BPIP: Kiai Simbol Kepahlawanan

Para kiai berperan penting menggelorakan nasionalisme sehingga mampu menyatukan seluruh umat muslim.

27 Oktober 2021 | 17.41 WIB

Kepala BPIP: Kiai Simbol Kepahlawanan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL - Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan bahwa kiai adalah simbol kepahlawanan karena memperjuangkan agama dan negara. Demikian disampaikan dalam Strategic Discussion yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Malang dengan mengusung tema "Penguatan Ideologi Pancasila dqn Deradikalisasi", Rabu, 27 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, para kiai berperan penting menggelorakan nasionalisme sehingga mampu menyatukan seluruh umat muslim. Ada pula peran raja-raja lokal yang secara sukarela menyerahkan kekuasaannya kepada negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Belum pernah terjadi dalam sejarah juga bahwa raja-raja dan penguasa lokal menyerahkan konsekuensi kekuaasaan konstitusionalnya kepada negara yang baru terbentuk kecuali di Indonesia,” ujar Yudian.

Ia menegaskan jangan sampai ada yang berusaha mengubah negara Pancasila karena itu merupakan buah kesepakatan bersama, dan selama ada negara Indonesia maka disitulah Pancasila dijunjung.

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny Susetyo, menjelaskan dalam era sekarang bangsa Indonesia memiliki sejumlah tantangan besar. Salah satunya perubahan daya dominasi negara karena krisis global serta disorientasi informasi. “Akibatnya kita kadang terperangkap pada era pesimisme.  Padahal banyak prestasi yang dicapai oleh bangsa Indonesia yang mendapat pengakuan dari bangsa lain,” ujarnya.

"Problem kita saat ini adalah mempermasalahkan dasar dari itu semua. Oleh karena itu saya berharap agar negara Indonesia bisa dijaga dengan baik oleh kaum santri,” kata Romo Benny.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Dr. Waryono, M. Ag, menyatakan bahwa santri adalah bagian dari pondok pesantren yang memiliki peran krusial dalam menjaga NKRI. "Karena itu pondok pesantren harus inklusif dan harus dekat dengan masyarakat. Dalam pesantren saat ini sudah disusun pendidikan yang terstruktur mengenai moderasi beragama,” ujarnya.

Moderasi beragama yang juga menjadi salah satu program Presiden Jokowi dalam memperkuat dan menanamkan ideologi Pancasila telah sesuai dengan RPJMN yang bertujuan untuk mewujudkan negara Indonesia menjadi negara yang berbudaya agama bukan negara sekularisme.

Acara ini dihadiri oleh Rektor Unisma, Prof. Dr. Maskuri, M.Si, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar, Ketua ISNU Jawa Timur, Prof. HM. Mas'ud Said, Ph.D serta pimpinan banom Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) se-Jawa Timur.

Strategic Discussion ini juga menjadi rangkaian acara Kepala BPIP RI yang kedua, setelah acara Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) yang digelar di Pondok Pesantren Al Hikam bersama Gubernur Jawa Timur,  Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si dan Walikota Malang,  Drs. H. Sutiaji. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus