Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Susetyo atau Romo Benny, meninggal dunia di usia 55 tahun pada Sabtu dini hari, 5 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Betul meninggal dunia di Pontianak," ujar Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dihubungi Tempo, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabar duka tersebut juga dikonfirmasi oleh Kepala Biro Fasilitasi Pimpinan, Hubungan Masyarakat dan Administrasi BPIP Mahnan Marbawi.
“Beliau wafat di saat menjalankan tugas kedinasan dalam misi memperkuat pemahaman ideologi Pancasila di Pontianak, Kalimantan Barat,” kata Marbawi, Sabtu, 5 Oktober 2024, dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, jasad Romo Benny akan diberangkatkan menuju rumah keluarga di Malang melalui Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada pukul 11.35 WIB.
Setibanya di Malang, Romo Benny akan disemayamkan di Rumah Duka Gotong Royong dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sukun pada Senin, 7 Oktober 2024.
Atas kepergian Romo Benny, BPIP menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Kepergian beliau merupakan kehilangan besar bagi BPIP dan seluruh bangsa Indonesia,” ujarnya.
Ia mengungkapkan Romo Benny merupakan sosok yang berkomitmen kuat dalam mengawal nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan. Selama masa pengabdiannya, Benny telah memberikan kontribusi besar dalam memperkuat pemahaman dan implementasi ideologi Pancasila di masyarakat.
“Pemikiran-pemikiran beliau mengenai kebhinekaan dan toleransi telah memberikan inspirasi bagi banyak pihak,” ucapnya.
Dikutip dari laman BPIP, pria bernama Antonius Benny Susetyo merupakan salah satu pastor Indonesia. Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 10 Oktober 1968, Romo Benny telah mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila, dialog antaragama, serta etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Benny merupakan alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang tahun 1996. Pastor Benny ditugaskan oleh KWI "Konferensi Waligereja Indonesia". Aktivisme Romo Benny dimulai saat ia ditempatkan di paroki Situbondo.
Namun, penempatan Benny di Paroki Situbondo hanya berselang sepekan, tepatnya setelah terjadinya kerusuhan hebat di kota santri. Romo Benny lantas diamanatkan oleh Uskup Malang Mgr HJS Pandoyoputro, O.Carm untuk 'membangun persaudaraan sejati' dengan para tokoh dan kaum muslim di Situbondo dan Bondowoso.
Penugasan tersebut, membuatnya memiliki banyak pengalaman baru bertemu para kiai, dan berkunjung ke beberapa pesantren.
Romo Benny dikenal sebagai pastor muda yang memantik gerakan moral bangsa. Ia beberapa kali mengingatkan pentingnya bagi generasi muda Indonesia untuk menjauhi judi daring yang tengah marak. Selain itu, ia juga kerap mengingatkan pentingnya nilai toleransi dalam bermasyarakat.