Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mas Dhito Wedangan Bareng Pedagang Pasar Wates

Revitalisasi Pasar Wates dianggarkan Rp12 miliar yang bersumber dari dana Tugas Pembantuan (TP) dari Kementerian Perdagangan.

22 Desember 2021 | 10.25 WIB

Mas Dhito Wedangan Bareng Pedagang Pasar Wates
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL-Cara Mas Dhito melakukan pendekatan dengan pedagang terkait rencana revitalisasi Pasar Wates cukup unik. Pedagang pasar diajak ngobrol santai sambil minum teh bareng di salah satu kios sebelah ujung selatan pasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Obrolan santai dengan pedagang itu dilakukan saat orang nomor satu di Kabupaten Kediri itu blusukan di Pasar Wates, Selasa pagi, 21 Desember. Begitu masuk pasar, Mas Dhito langsung menyapa para pedagang, dan menanyakan terkait kondisi pasar sampai harga kebutuhan pokok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kondisi Pasar Wates cukup memprihatinkan. Selain bangunannya yang sudah tua, terutama saat musim penghujan seperti saat ini, pasar begitu becek karena atap yang bocor. Kondisi itu menjadikan pasar kurang nyaman dan menarik pengunjung."Pasarnya sudah puluhan tahun tidak pernah di rehab" kata Mas Dhito sembari melihat-lihat kondisi pasar.

Saat berkeliling pasar Mas Dhito juga memantau lokasi yang akan dijadikan Tempat Penampungan Pedagang Sementara (TPPS) selama proses revitalisasi. Usai berkeliling, Mas Dhito pun menyempatkan mampir di salah satu kios pedagang dan memesan minuman teh hangat.

Dalam kesempatan itu, ada beberapa pedagang termasuk pengurus paguyuban pedagang yang diajak minum sambil berdialog. Mas Dhito mengawali pembicaraan dengan menanyakan kepada pedagang terkait rencana revitalisasi pasar awal 2022 mendatang. "Kira-kira kalau pasarnya mau dibangun bagaimana?," tanya Mas Dhito.

Mendengar pertanyaan itu, para pedagang mengaku setuju. Namun, pedagang sebenarnya memiliki usulan, pembangunan pasar bila diperbolehkan dilakukan setelah lebaran. Usulan itu karena pedagang merasa selama pandemi Covid-19, omset pedagang jauh menurun.

"Kalau puasa itu pasar ramai-ramainya, nanti kalau dibangun pedagang takutnya tidak panen," ujar Mistar, salah satu perwakilan pengurus paguyuban pedagang.

Mendengar keluhan itu, Mas Dhito yang juga didampingi Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Tutik Purwaningsih langsung memberikan penjelasan. Bilamana revitalisasi diundur, waktunya tidak cukup sesuai target Desember 2022 Pasar Wates selesai direvitalisasi.

Padahal, sebelum pasar mulai dibangun masih butuh waktu untuk pemindahan dan penataan pedagang di TPPS. Dengan begitu, rasa kebersamaan pedagang demi lancarnya proses pembangunan sangat diperlukan. Revitalisasi Pasar Wates dianggarkan Rp12 miliar yang bersumber dari dana Tugas Pembantuan (TP) dari Kementerian Perdagangan. 

Setelah mendapatkan penjelasan itu,  pedagang akhirnya bisa memahami dan menyetujui waktu yang direncanakan. Hanya saja, pedagang meminta di lokasi TPPS diberi jaringan listrik, toilet serta diperhatikan keamanannya.

Selain itu, setelah pasar selesai direvitalisasi, mereka meminta pedagang yang ada diluar pasar untuk ditata, begitu juga masalah lapak pedagang untuk berjualan. Sebab, selama ini ada pedagang yang memiliki lapak lebih dari satu, dan dipergunakan sebagai gudang.

Setelah menyerap permintaan pedagang, Mas Dhito pun meminta pedagang  menaati aturan. Bilamana memiliki dua lapak, salah satunya tidak diperbolehkan untuk gudang, karena di dalam pasar tidak boleh ada gudang."Nanti kalau sudah dibangun dibuatkan zonasi, yang jual daging sendiri, kain sendiri, pracangan sendiri," katnnya.

Lapak yang kosong dan hanya dijadikan gudang, peruntukannya akan dimaksimalkan. Pedagang yang berada di luar dan menempati trotoar jalan bakal ditertibkan untuk dibawa masuk ke dalam. 

Mas Dhito bersyukur, dengan melihat sendiri kondisi Pasar Wates, dan berdialog dengan pedagang, mereka mau diajak bekerjasama. Dengan merevitalisasi pasar, diharapkan lebih bersih dan tertata sehingga dapat menarik banyak pembeli. Lebih luas lagi, pasar tradisional diharapkan mampu mengikuti perubahan dan memiliki daya saing.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus