Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menyiapkan Desa Nelayan yang Cerdas

BRSDKP berupaya mewujudkan program prioritas KKP membangun desa nelayan dari hulu sampai hilir dengan memperhatikan teknologi informasi, komunikasi, dan manajemen tepat guna.

21 Juli 2022 | 21.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bincang Bahari tema "SMART Fisheries Village" yang digelar virtual, Kamis, 21 Juli 2022

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, memiliki visi menghadirkan ekonomi biru pada sektor perikanan dan kelautan di indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, Balai Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan meluncurkan program SMART Fisheries Village.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Balai Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta, menjelaskan bahwa SMART Fisheries Village adalah model pembangunan desa dari hulu sampai hilir dengan memperhatikan teknologi informasi, komunikasi, dan manajemen tepat guna. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Harapannya, dapat menjadi pengungkit untuk meningkatkan ekonomi berbasis desa,” ujar Nyoman saat mensosialisasikan program tersebut dalam Bincang Bahari dengan tema “SMART Fisheries Village” yang digelar secara hybrid pada Kamis, 21 Juli 2022.

Nyoman menuturkan, ada tiga program prioritas di bawah kepemimpinan Menteri Sakti Wahyu Trenggono. Pertama, penangkapan ikan terukur berbasis kuota. Dua, peningkatan produktivitas perikanan budidaya berbasis ekspor. Terakhir, pengembangan kampung-kampung perikanan.

Sebagai departemen yang terkait dengan riset, BRSDKP telah mencetak banyak tenaga ahli perikanan. Salah satunya melalui pendidikan vokasi milik BRSDKP. Selain itu, memiliki 6.489 penyuluh yang tersebar di seluruh Indonesia, serta balai pelatihan di Medan, Tegal, Banyuwangi, dan Ambon.

“Dengan potensi yang kami miliki ini, kami berpikir bagaimana caranya mengoneksikan antara program KKP yang sudah ada dalam upaya meningkatkan produktivitas perikanan dan program kampung nelayan, sehingga muncullah SMART Fisheries Village atau Kampung Perikanan Cerdas,” ucapnya.

SMART dalam program ini merupakan akronim dari Sustainability , Modernization, Acceleration, Regeneration, dan Technology. Nyoman menjabarkan bahwa Sustainabilty berarti memperhatikan aspek lingkungan. Jadi implementasinya harus ramah lingkungan dan berkelanjutan. Modernization artinya modernisasi dari proses pra produksi hingga pasca-produksi dan berbasis kepada inovasi, Acceleration artinya mengakselerasi kemajuan desa nelayan termasuk melaksanakan sinergitas dengan seluruh stakeholder yang ada dalam pengembangan kampung nelayan.

“Regeneration memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan kepada nelayan sehingga nantinya memungkinkan munculnya kampung-kampung nelayan cerdas yang baru. Sedangkan Technology berarti memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Kita coba kombinasikan ke dalam perikanan budidaya,” kata Nyoman.

Program SMART Fisheries Village, ia melanjutkan, dapat berjalan dan bertumbuh dengan melibatkan berbagai pihak dalam tatanan pentahelix (pelibatan Academy, Business, Community, Government, dan Media). Karena itu, dalam Bincang Bahari sebagai ajang sosialisasi SMART Fisheries Village ini turut menghadirkan sejumlah narasumber yang mewakili pihak bisnis dan kementerian terkait. 

Mendengar penjabaran Nyoman, Dewi Yuliani selaku Direktur Perencanaan Teknis, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi (Kemendes PDT), memberi dukungan penuh. Bahkan pihaknya telah mengadakan pembicaraan dan siap menjalin kerja sama. Kemendes PDT memiliki Dana Desa yang dapat dimanfaatkan sebagian untuk program seperti ini. 

“Kami berharap Dana Desa jadi penggerak utama kegiatan yang mendorong budidaya perikanan tadi. Karena Dana Desa ada tentang ketahanan pangan. Hal ini bukan hanya pertanian tapi juga perikanan,” kata Dewi.

Sementara Asistance VP Division of Small Business and Programs BNI, Chandra Bagus Sulistyo, mengatakan selama ini BNI dan KKP sudah sering menjalin kerja sama. Kolaborasi tersebut tidak semata tentang pembiayaan kepada nelayan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), namun termasuk pendampingan kepada UMKM di desa-desa nelayan.  

Selanjutnya, Ahmad Rosadi Djakarsih, Tribe Leader Aquaculture & Fisheries Telkom Indonesia, beserta Marwan O Baasir, Chief Corporate Affairs PT XL Axiata, Tbk, menyatakan siap mendukung dari sisi teknologi. 

Ahmad Rosadi menjelaskan bahwa Telkom telah mengembangkan ekosistem desa perikanan sejak 2021. karena itu, sinergitas dapat dikembangkan ke dalam program SMART Fisheries Village milik BRSDKP. Sedangkan Marwan bahkan siap membantu untuk menganalisa desa-desa yang berpotensi untuk dikembangkan ke dalam program ini. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus