Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menyiapkan Kota Berkelanjutan dengan Agro Eduwisata

Sebanyak 15 lokasi Agro Eduwisata milik Pemprov DKI dapat menjadi destinasi wisata sekaligus belajar pertanian.

18 Agustus 2022 | 11.40 WIB

Menyiapkan Kota Berkelanjutan dengan Agro Eduwisata
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Jakarta semakin banyak memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH). Selain taman sebagai ruang ketiga selain rumah dan tempat bekerja yang menjadi tempat berinteraksi masyarakat tanpa mengenal kelas sosial, usia, maupun jenis kelamin, kini ada sejumlah lokasi yang memiliki Agro Eduwisata. Seperti taman pada umumnya, Agro Eduwisata ini penuh tanaman. Namun, bukan sekadar menjadi tempat penyejuk atau pelepas penat, di lokasi ini tersedia pula sarana edukasi untuk belajar pertanian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menuturkan, Agro Eduwisata adalah lokasi wisata dengan basis pertanian (agro) dan konsep wisata sambil belajar (edukasi).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kegiatan ini dilakukan oleh berbagai unsur, mulai dari anak sekolah, kelompok pemuda, kelompok warga, sekolah, perkantoran, pemerintahan, dan unsur-unsur lainnya. Sebagian lokasi pertanian perkotaan tersebut dapat dioptimalkan menjadi destinasi wisata Agro Eduwisata di tengah kota Jakarta,” kata Suharini, belum lama ini.

Pertanian perkotaan merupakan salah satu tujuan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun kota yang berkelanjutan. Karena itu, terdapat sejumlah program seperti urban farming dan Agro Eduwisata. Dua program ini menjadi cara untuk memastikan ketahanan pangan. Pasalnya, ketahanan pangan menjadi salah satu poin penting pembangunan kota berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) kedua: “Tanpa kelaparan, menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan”.

Kendati konsep utama Agro Eduwisata menyediakan tempat untuk berwisata sambil belajar tentang pertanian (agro), lokasi ini tidak menutup kemungkinan untuk berbagai kegiatan lain seperti olahraga, pentas seni budaya, seminar, dan lain-lain. “Lokasi Agro Eduwisata dapat membantu mewujudkan target RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Jakarta. Bagi masyarakat, bisa menjadi destinasi wisata serupa yang selama ini masyarakat harus keluar kota untuk dapat menikmati Agro Eduwisata,” kata Suharini.

Warga yang tertarik berwisata dan belajar pertanian dapat mengunjungi sejumlah lokasi dengan gratis. Pemprov DKI saat ini belum menetapkan tarif kepada pengunjung Agro Eduwisata. Namun, menurut Suharini, tak menutup kemungkinan akan dikenakan tarif masuk saat kondisinya sudah memungkinkan.

Pemprov DKI memiliki 15 lokasi kebun bibit yang dikembangkan menjadi Agro Eduwisata, sementara ada enam yang milik masyarakat. Adapun yang milik Pemprov DKI sebanyak empat lokasi di Jakarta Timur, enam di Jakarta Selatan, dua di Jakarta Utara, dan tiga di Jakarta Barat.

Agro Eduwisata di Jakarta Timur yakni Cagar Buah Condet di Jalan Batu Ratna, Kebun Cibubur di Jalan Jambore Raya, Kebun Agro Wisata Cibubur di Jalan Karya Bhakti, dan Kebun Ujung Menteng di Jalan Tambun Rengas Selatan, Cakung. Untuk wilayah Jakarta Barat yakni BPP Kembangan di Jalan Kembangan Raya, Sentra Flora Fauna Semanan di Jalan Semanan Pintu Air, dan Pasar Bunga Rawa Belong di Jalan Sulaiman,

Di Jakarta Utara terdapat Kebun Kamal Muara di Jalan Raya Kamal Muara dan Vezo Grape Farm di Jalan Komplek KBN. Sedangkan di Jakarta Selatan yakni Kebun Agrowisata Cilangkap di Jalan Harsono, BPP Ragunan di Gang Poncol Ragunan, Taman Anggrek Ragunan di Jalan Harsono, Kebun Ragunan di Jalan Harsono, Kebun Ciganjur di Jalan Aselih Jagakarsa, dan Kebun Bibit Lebak Bulus di Jalan Pertanian Raya.

Agro Eduwisata di BPP Ragunan diresmikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pada Januari 2021. Menurutnya, lokasi tersebut merupakan implementasi metode bertani modern yang tidak lagi membutuhkan lahan yang luas, melainkan bisa dilakukan di mana saja dan tetap memiliki manfaat ekonomi. Bercocok tanam dapat dilakukan di permukiman, bahkan apartemen sekalipun. Hobi menanam juga bisa menjadi pelepas stres. "Ini merupakan kegiatan pertanian yang mengembangkan kawasan pertanian sebagai produksi, edukasi, inovasi teknologi, inkubasi bisnis, konservasi lingkungan, dan wisata," ujarnya.

Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memanen melon di Agro Eduwisata Cilangkap, pada awal 2021. Dikutip dari Antara, Anies mengatakan, Pemprov DKI terus berinovasi mengembangkan konsep pertanian perkotaan. Untuk memastikan rencana tersebut berjalan tepat sasaran, Dinas KPKP telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti perencana, akademisi, dan praktisi. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus