Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Badan Restorasi Gambut (BRG) bekerja sama dengan desainer eco-fashion Indonesia, Merdi Sihombing mengenalkan produk fashion ramah lingkungan dalam pergelaran Eco Fashion Week Indonesia yang digelar di Antwerpen, Belgia, 4 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Summer dress dari kain motif sasirangan yang dibuat dengan metode pewarnaan alami, tas anyaman serta topi dari purun yang merupakan tanaman endemik gambut di Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan, menghiasi penampilan para peragawati Eropa yang melenggang anggun dan menarik perhatian para pengunjung yang mayoritas warga negara Belgia dan Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tas anyaman memang sudah banyak di Eropa, tapi produk dari Purun ini unik sekali. Sangat menarik,” ujar Ferlin, salah seorang pengunjung yang hadir dalam pergelaran Eco Fashion Week Indonesia di Antwerpen, Belgia, 4 Oktober 2019.
Produk pangan dan kerajinan lain asal Indonesia juga ditampilkan di Indonesia Pop-up Store yang akan dibuka selama empat bulan hingga Januari 2020 di pusat perbelanjaan Stadsfeestzaal di Antwerpen.
“BRG berpartisipasi dalam kegiatan ini untuk mengenalkan hasil revitalisasi ekonomi yang merupakan salah satu strategi restorasi gambut di Indonesia. Hasil promosi produk fashion ramah lingkungan dan makanan ringan sehat dari gambut akan dikembalikan ke masyarakat desa untuk meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Myrna A. Safitri, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG.
Keripik kelapa, nanas kering, dan sambal tabur nanas merupakan produk pangan sehat yang diproduksi para petani muda di Sumatera Selatan setelah mendapatkan pelatihan dari BRG bersama Sekolah Seniman Pangan Javara. Nanas dan kelapa juga salah satu tanaman ramah gambut yang tumbuh alami di ekosistem gambut Indonesia.
Myrna menambahkan, komoditas di ekosistem gambut sangat beragam, mulai dari tanaman industri hingga hortikultura. Sebagai edukasi ke petani, kami mengajarkan metode Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dengan memakai mikroba alami yang bisa dibuat sendiri oleh petani.
"Oleh karena itu, produk yang dihasilkan ini selain sehat karena tidak memakai pengawet dan tidak di goreng, juga ramah dengan ekosistem gambut karena dikelola dengan baik, berkelanjutan serta melibatkan seluruh kelompok masyarakat termasuk perempuan,” ucap Myrna.
Tidak hanya desainer asal Indonesia, desainer asal Belgia, Facon Jacmin dan Sylvia Calvo pun turut memamerkan koleksi fashion ramah lingkungan mereka pada pergelaran yang menjadi rangkaian Indonesia Business Mission to Europe yang digawangi oleh Kamar Dagang Indonesia (KADIN).
“Kami melihat ada ketertarikan pasar Eropa terhadap produk ramah lingkungan termasuk dari ekosistem gambut. Perhatian masyarakat Eropa dengan ekonomi berkelanjutan dan perdagangan adil ke petani cukup tinggi, sehingga kami berharap bisa mendapatkan pasar bagi produk ini,” kata Myrna. (*)