Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Kota Bekasi memiliki putra daerah atau warga lokal yang meraih sederet prestasi. Sosok itu adalah Brigadir Jenderal TNI Kemal Hendrayadi. Berbagai tanda kehormatan ia dapatkan melalui penugasan di luar dan dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penghargaan internasional yang ia raih antara lain The Philiphine Legion of Honor, The Philipine Presidensial unit Citation badge, OIC Medal, LAF Medal Libanon, United Nation Medal, SL. Santi Dharma XVII dan XXIII.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkat semua penugasan di luar negeri itu, Brigjen TNI Kemal dikukuhkan sebagai Veteran Perdamaian Republik Indonesia. Namanya tercatat dalam Misi Perdamaian dunia kontingen Garuda XXIII H- Lebanon dengan Jabatan Deputy Commender of Sector East UNIFIL Lebanon 2013
Adapun penghargaan di dalam negeri mayoritas diperoleh karena penugasan ke wilayah konflik Timor Timur, Papua hingga Nangru Aceh. Ada pula apresiasi karena penugasan pendidikan dan latihan, antara lain SL.Seroja, SL.GOM X, SL.Wira Nusa, SL.Wira Dharma, SL.Dharma Nusa, SL. Dwidya Sista, SL.Kesetiaan VIII,XVI dan XXIV tahun, Bintang KEP Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan SL Dharma Bantala.
Perjalanan karier
Lahir di Bogor pada 16 Juni 1963, Brigjen TNI Kemal adalah anak nomor empat dari H.Tasmin Salam, purnawirawan anggota polisi berpangkat Peltu yang berdinas di Polres Bekasi. Sedangkan kakeknya adalah pejuang kemerdekaan asal Bekasi, KH. Abdul Hamid.
Brigjen TNI Kemal menikah dengan Umi Kulsum dan dikaruniai empat anak. Setelah lulus dari Akademi Militer Angkatan Darat serta menempuh Pendidikan kecabangan SUSSARCAB Infanteri beliau dilantik sebagai Perwira TNI AD dengan pangkat Letda pada 1988, ia mengawali kariernya sebagai Danton Yonif 507 (Yonif Raider 500) dan dua tahun kemudian ditugaskan dalam Operasi Timor Timur.
Setelah setahun lebih di Timor Timur, ia tidak kembali ke Batalyon 500 Rider namun langsung menjadi organik Batalyon 511.
"Alhamdulillah pengalaman saya cukup lengkap, kalau daerah daerah konflik di Indonesia saya sudah saya alami semua, mulai dari Timor Timur (1990), Papua (1997), Nangroe Aceh Darussalam (2005), kemudian penugasan penugasan di luar negeri seperti Filipina (1995), PNG (1997), Libanon (2013)," kata Brigjen TNI Kemal.
Pulang dari penugasan Ops Tim-Tim pada 1992, kariernya meningkat dan dilantik menjadi Lettu. Dua tahun kemudian, ia menjadi salah satu peserta didik terbaik Combat Instructor Course di Australia dan meraih penghargaan Student Of Merit dari Angkatan Bersenjata Australia. Selepas itu, di tahun yang sama, Ia menjabat sebagai danki DAN kasi-2/OPS Yonif 511.
Pada 1995 ia kembali dilantik sebagai Kapten TNI AD dan ditugaskan sebagai Staf MILOBS KONGA XVII B Philippina dibawah pimpinan Brigjen Kivlan Zein. Setelahnya, hingga usai menjalani pendidikan lanjutan perwira, Ia sempat menduduki beberapa jabatan staf Operasi dan Latihan di satuan satuan hingga ia dilantik sebagai Mayor INF dengan menempati jabatan sebagai Wadanyon 751/VJS Raider di Sentani Papua pada 1999.
Bersamaan dengan masa jabatan ini, Ia juga tergabung dalam Ops Rajawali Yakhti Irian Jaya serta menjalani penugasan Indonesia – Papua Niugini Join Border Area Security. Ia pun terlibat langsung pada pengamanan saat terjadinya kerusuhan di sekitar wilyah Jayapura dan Sentani pada 2021 akibat meninggalnya tokoh masyarakat Papua, Theys Eluay.
Setelah menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AD pada 2002, ia mendapat jabatan Kabag Sdirbindik Akmil hingga Pjs.Komandan Batalyon Taruna di lingkungan pendidikan akademi militer.
Setahun kemudian, ia terpilih sebagai salah satu peserta didik pada Cadet Exchange Program dengan Australia. Kemudian pada 2004 menjalani tugas Tour of duty dan tour of Area, dan pangkatnya pun naik menjadi Letnan Kolonel TNI AD dengan menjabat sebagai Danyonif 725/WRG di lingkungan Kodam VII Wirabuana di Kendari, Sulawesi Utara.
Pada 2005, Brigjen TNI Kemal kembali menjalani tugas operasi militer dalam OPS Nangroe Aceh Darussalam sebagai Dansatgas Yonif 725. Tanggung jawab operasinya di wilayah Sawang Loksemawe, Aceh Utara. Selepas operasi militer, pada 2006 Ia menjabat sebagai Dansecata B Rindam VII/WRB, dan selanjutnya menjabat sebagai Dandim 1422/Maros Sulsel di 2008.
Terhitung sejak 2009 hingga 2011, Kemal juga ditugaskan dalam beberapa penugasan militer pendidikan dan latihan gabungan luar negeri baik di regional Asean ataupun Non Asean, ketika dirinya tengah menduduki jabatan sebagai Pabandya-3/Latma Gab Sopsad.
Brigjen TNI Kemal kembali mendapat promosi pangkat menjadi Kolonel TNI AD, dengan menjabat sebagai Asops Kasdam XVII/Cendrawasih pada 2011. Di tahun yang sama, ia tergabung dalam OPS Tameng Panah, OPS Simpul Panah dan OPS Pagar Panah di wilayah Kab.Puncak Jaya dan sekitarnya.
Brigjen TNI Kemal juga menjalani karier sebagai pengajar, yaitu pada 2012 menjadi Dosen Madya Seskoad. Di saat ini pula ia mendapat kesempatan mengikuti Staff College Exchange Singapura.
Kariernya berlanjut dengan menjabat sebagai Patun Korsis pada 2013. Di tahun yang sama, ia terpilih mengikuti pendidikan United Nations Contingent Commander Course di Bangladesh.
Pada 2014 Brigjen TNI Kemal dipercaya menjabat sebagai Deputy Commander Of Sector East Unifil Lebanon Contingent Garuda XXIII-H yang membawahi tujuh negara dengan Mainbody dari Angkatan bersenjata Spanyol, dalam penugasan operasi pemelihara perdamaian dunia di Lebanon.
Pulang dari Lebanon, ia diangkat menjadi Paban V/Kermamil Sopsad. Di saat ini pula, Brigjen TNI Kemal mendapat penugasan latihan bersama berbagai negara Asean maupun non-Asean.
Pada 2016 ia menduduki jabatan sebagai Wakapuskersin TNI serta mengikuti penugasan luar negeri dalam wadah ADMM (Asean Defence Minister Meeting) di beberapa negara Asean bersama Menteri Pertahanan Indonesia, Jenderal TNI Purn. Ryamizard Ryacudu.
Akhirnya pada 2020 Ia mendapat promosi pangkat Brigadir Jenderal dan dipercaya menempati jabatan Waaslat Kasad Bidang Renlat di Markas Besar Angkatan Darat. (*)